Bagi momies yg membutuhkan botol asi perah dan Medela Cup
dapat menghubungi kami
Botol ASI Perah ada 2 macam
a. Botol tutup karet @4200
b. Botol versi Klinik Laktasi Carolus @2500
Untuk Medela Cup (alternatif pemberian ASIP tanpa dot)
tersedia 10 cup @12.000
CP Diani 0274 3224540
Laba penjualan ini akan kami gunakan utk kegiatan Jogja Parenting Club
untuk mendukung ibu2 menyusui di Jogja dan kegiatan sosial lainya.
Terimakasih kepada Ibu Elsa A. Sigit yang telah membantu kami mengadakan alat2 ASI Perah ini
salam,
Diani
Wednesday, October 22, 2008
Mengatasi Anak Sulit Makan
Artikel ini diambil dari milis Nakita
MENGATASI ANAK SULIT MAKAN
Persoalan sulit makan sering dialami anak-anak, dari bayi sampai usia
sekolah. Begitu beragam masalah yang muncul. Lalu, bagaimana solusinya?
Barangkali Anda merupakan salah satu orang tua yang mengeluh anaknya sulit
makan. Anda sudah mencoba berbagai cara agar masalah yang dihadapi bisa
teratasi. Ada yang berhasil, tapi ada juga yang tidak. Memang, mengubah
perilaku sulit makan tidaklah mudah. Perlu solusi tepat sesuai dengan akar
masalah dan penyebab sulit makan yang dialami sang buah hati.
RAGAM MASALAH
Bayi mulai usia 6 bulan dianjurkan untuk mendapatkan makanan tambahan,
misalnya biskuit, bubur susu, ataupun jus buah. Masalahnya, si kecil mungkin
menyemburkan atau melepeh makanannya. Di usia batita, kendala yang terjadi
di antaranya mengemut atau tak mau menelan makanan. Sementara anak
prasekolah yang sudah lebih besar mulai pilih-pilih makanan (picky eater),
punya kebiasaan makan sambil jalan-jalan, main games, atau sambil nonton
teve. Sedangkan anak usia 6-9 tahun cenderung memilih jajanan berkalori
tinggi tetapi kurang atau tidak bergizi sama sekali. Di tahapan selanjutnya,
sekitar 9-12 tahun, perilaku sulit makan kian kompleks. Di satu sisi nafsu
makannya mulai meningkat, tapi di sisi lain mereka takut makan akan membuat
tubuh jadi bulat, jerawatan dan sebagainya.
Penyebab perilaku sulit makan pada anak sebetulnya bisa ditelusuri.
Misalnya, bayi yang sering menolak makan barangkali disebabkan pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu cepat atau malah terlambat.
Faktor penyebab lainnya adalah perilaku makan orang tua ternyata salah.
Makan sambil nonton teve atau membaca koran adalah beberapa di antaranya
yang kemudian ditiru anak. Selain itu, orang tua juga mungkin kurang
terampil menyajikan menu makanan yang variatif. Demi kepraktisan, makanan
yang tersaji di meja makan cenderung itu-itu saja.
Jika Anda tak mau problem sulit makan ini berlarut-larut dan berdampak
buruk, maka carikan solusinya. Kekurangan gizi merupakan risiko yang paling
jelas. Indikator mengenai status gizinya bisa terbaca dari berat badan dan
tinggi badan yang berada di bawah standar. Oleh karena itu, cari tahu
penyebab anak sulit makan dan lakukan upaya mengatasinya yang tepat.
Hilman Hilmansyah. Foto: Iman/nakita
6-12 BULAN
"DUH...BAYIKU KOK ENGGAK MAU MAKAN?"
Masalah muncul ketika bayi memasuki masa transisi dari makanan cair ke
makanan semipadat.
Di usia 6 bulan, kebutuhan asupan makan si kecil mengalami perubahan. ASI
saja tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Itulah
mengapa di usia ini si kecil membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Namun tak selamanya pemberian MP-ASI berjalan mulus. Ada begitu banyak
bentuk penolakan makan yang dilakukan bayi. Di antaranya melepehkan atau
menyembur-nyemburka n makanan yang sudah disuapkan ke mulutnya. Bahkan, tidak
sedikit yang terang-terangan menolak dengan memalingkan mukanya atau menutup
mulutnya rapat-rapat. Jangan terburu-buru menyalahkan anak, apalagi
mencapnya dengan sebutan "bayi rewel", "susah diurus", "bikin repot" dan
sebagainya. Siapa tahu penolakan-penolakan tersebut justru muncul karena
organ-organ pencernaan di mulutnya belum siap menerima makanan yang
diberikan. Entah karena tekstur makanannya terlalu kasar, terlalu kental,
atau porsinya tidak sesuai dengan kemampuan menelan bayi.
Ada juga bayi yang awalnya tak pernah menolak makan, tapi saat berusia 8
bulan atau lebih baru rewel soal makan. Kemungkinan, bentuk penolakan
tersebut merupakan "aksi protes" terhadap citarasa makanan yang diberikan.
Ingat, anak usia ini sudah mengenal rasa apa yang disukainya, apakah manis
atau asin/gurih.
Bisa juga, penolakan tersebut merupakan wujud dari ketidaksukaannya terhadap
sosok si pemberi makan. Meski masih bayi, anak sudah bisa mengenali mana
sosok yang bersahabat dan mana pula yang tak sabaran hingga cenderung main
paksa. Perlakuan yang buruk tentu akan terekam dalam benak anak yang
kemudian mendorongnya memasang "benteng pertahanan" lewat bentuk penolakan.
KIAT MEMBERI MAKAN
Untuk mencegah dan menangani masalah sulit makan pada bayi, setidaknya orang
tua harus mengupayakan hal-hal berikut:
- Mengakrabkan diri agar disukai di kecil.
- Membangun suasana makan yang menyenangkan, tidak dengan diam membisu atau
bersikap formal. Selingi dengan canda ria sambil sesekali mengajaknya
ngobrol dan bermain.
- Sajikan semenarik mungkin, baik makanan itu sendiri maupun perangkat
sajinya.
- Menguasai ilmu mengenai teknik maupun tahapan pemberian makan pada bayi.
* USIA 6-7 BULAN
MP-ASI dikenalkan secara bertahap sebab mekanisme menelan dan kemampuan
mencerna si kecil masih lemah. Jadi, mulailah dengan makanan yang lunak dan
bersifat cair lebih dulu, berupa bubur susu yang encer, kemudian semakin
kental.
Selain itu, selalu berikan lebih dulu dalam jumlah sedikit. Seiring dengan
berjalannya waktu, konsentrasi buburnya bisa dipadatkan dan porsinya dapat
ditingkatkan. Mengapa komposisi kekentalan harus sesuai? Karena kalau
terlalu encer tentu kandungan gizinya tidak maksimal. Sebaliknya, jika
kelewat kental bukan tidak mungkin malah mendatangkan masalah baru, yakni
susah buang air besar.
Yang harus dijadikan patokan, tetap berikan ASI kapan pun si kecil mau.
Namun usahakan jangan sampai membuatnya terlalu kenyang karena dia toh harus
mengonsumsi MP-ASI-nya. Jangan lupa, biasakan pula ia mengonsumsi
buah-buahan yang manis rasanya seperti pepaya, pisang, atau jeruk.
Buah-buahan ini bisa disajikan dalam bentuk jus atau dicampur dengan makanan
lainnya. Ada baiknya pula jika diberikan biskuit khusus bayi. Biskuit
semacam ini, selain melatih kemampuannya mengunyah, juga amat disarankan
untuk merangsang pertumbuhan giginya.
* USIA 8-9 BULAN
Di usia ini, ASI tetap diberikan kapan pun bayi mau. Akan tetapi, mulailah
perkenalkan makanan dengan tekstur yang lebih padat, seperti bubur susu
(berbahan buah atau tepung). Mengenai porsinya, tambahkan sesuai kebutuhan
dan kondisi bayi. Contohnya, bayi dengan BB dan panjang tubuh lebih tentu
butuh asupan lebih banyak ketimbang bayi dengan panjang tubuh dan BB yang
lebih kecil. Bubur saring bisa juga dijadikan alternatif pilihan bila
kebetulan tidak tersedia buah yang segar. Bahan-bahannya bisa berupa beras,
makaroni, kentang, kacang hijau, atau roti. Namun perhatikan, sebelum
diberikan harus disaring lebih dulu.
* USIA 9-12 BULAN
Saat berusia 9 bulan dan seterusnya, bayi sudah mampu mencerna makanan
semipadat. Yang dimaksud adalah nasi tim beserta lauk pauknya. Jangan lupa,
biasanya bagian atas nasi tim lebih keras dibandingkan bagian bawahnya. Nah,
agar bayi tidak menolak makanan baru ini, aduklah dulu agar kepadatannya
merata.
Bubur saring, buah kerok atau jus, dan ASI atau penggantinya berupa susu
formula tetap diberikan. Sebagai selingan, bayi boleh diberi bubur susu
berbahan dasar jeruk atau pisang untuk memperkaya pengenalan rasanya. Tak
ada salahnya pula bila sesekali mengenalkan bumbu alami dan teknik
pengolahan makanan sederhan. Semisal tumis ikan dengan bawang putih dan
mentega atau sup dimasak dengan bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
Untuk anak usia ini, garam sudah boleh diberikan sedikit.
Di usia setahun, diharapkan si kecil sudah bisa makan sesuai menu keluarga.
Namun jangan lupa memperhatikan kemampuan mengunyah dan menelannya. Potong
kecil-kecil lauk pauknya agar mudah masuk ke mulut mungilnya, mudah pula
untuk dikunyah, dan ditelan serta dicerna organ tubuhnya.
Gazali Solahuddin. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Alzena Masykuori, M.Psi
psikolog dari Cikal Sehat-Sehat, Jakarta Selatan
TRIK MENGHADAPI PENOLAKAN
Walaupun hal-hal yang dianjurkan tadi sudah dicoba, mungkin sekali si kecil
tetap melancarkan penolakan. Kalau ini yang terjadi, berarti eksplorasi yang
dilakukan orang tua belum maksimal. Lebih baik, terus lakukan pencarian
untuk mengetahui seperti apa makanan yang disukainya, bagaimana cara memberi
makan yang disukai dan tidak disukai dan sebagainya. Sukses tidaknya
penelusuran ini tidak terlepas dari kesabaran, ketenangan, dan keterampilan
orang tua menghadapi ulah si kecil saat melakukan penolakan.
* Tolak MP-ASI, tapi mau ASI
Jika menghadapi kondisi seperti ini, pemberian makanan secara bertahap harus
dirancang. Memang sih waktu makannya jadi jauh lebih lama. Contohnya,
berikan 1 sendok MP-ASI setiap jadwal makan tiba dengan konsentrasi
makanannya lebih cair dibanding ukuran standar yang dianjurkan di kemasan.
Setiap hari porsi ini harus ditingkatkan, dari 1 sendok menjadi 2 sendok
hingga akhirnya mencapai 1 mangkuk. Perlu diingat, jadwal makannya pun harus
diberikan secara konstan dan berkesinambungan. Mengapa ini penting? Karena
si kecil mau tidak mau harus diajarkan keteraturan untuk membentuk
kedisiplinan.
* Dilepeh
Jika ini terjadi pada bayi di bawah usia 8 bulan, kemungkinan besar hanya
karena refleks anak. Ingat, MP-ASI yang diberikan merupakan sesuatu yang
"asing" baginya, lo. Tapi kalau si kecil sudah berusia 8 bulan atau lebih,
maka orang tua harus cermat. Apakah karena memang makanannya itu yang tidak
enak karena terlalu asin, terlalu manis, kelewat kasar atau malah kelewat
lembut? Atau apakah orang tua memberikannya dalam porsi terlalu banyak,
terlalu panas/dingin dan sebagainya. Nah, agar si kecil tidak melakukan
penolakan, pandai-pandailah mengatur strategi dengan cara menggonta-ganti
menu, rasa maupun tekstur makanannya. Jangan lupa pula untuk senantiasa
mengomunikasikannya pada si kecil. Contohnya, "Kenapa, Sayang, kok dilepeh?
Terlalu asin, ya? Nah, sekarang sudah enggak asin lagi."
* Diemut
Ini juga salah satu bentuk penolakan yang kerap dilakukan bayi. Anak yang
makannya ngemut umumnya karena alat-alat pencernaan di rongga mulutnya belum
siap menerima MP-ASI. Jika memang kebiasaan ngemut-nya karena gangguan
fisik, si kecil besar kemungkinan juga akan mengalami gangguan bicara. Untuk
memastikannya, kasus seperti ini lebih baik segera diperiksakan ke dokter.
* Disembur
Sesekali si kecil mungkin saja menyemburkan makanannya. Itu hal yang wajar
terjadi sebagai salah satu bentuk eksplorasinya. Namun orang tua harus
menjelaskan pada anak, semisal dengan mengatakan, "Lucu, ya, Dek, bunyinya.
Tapi makanan itu nanti harus ditelan ya." Kalau penjelasan seperti itu
terus-menerus diutarakan, anak tentu akan tahu mana perilaku yang tak baik
alias tak boleh diulanginya lagi. Akan tetapi, jika setiap kali makan si
kecil selalu menyemburkan santapannya, boleh jadi ia memang tidak berselera
pada makanan tersebut. Kemungkinan lain cara makan ataupun suasana makan
yang dirasa tak nyaman baginya. Lagi-lagi orang tualah yang harus kembali
mengeksplorasi cara lain agar si kecil mau makan.
* Dimuntahkan
Perilaku memuntahkan makanan bisa akibat penolakan ataupun bukan. Kalau
ternyata disebabkan masalah fisik atau ada yang harus dibereskan pada sistem
pencernaannya, maka muntahnya bukan merupakan penolakan. Akan tetapi kalau
muntah disebabkan si kecil mencari perhatian dalam mengeskpresikan
ketidaksukaannya pada makanan itu, baru bisa dikategorikan sebagai
penolakan. Untuk memastikan penyebabnya, orang tua dapat memperhatikan
kondisi anak. Misalnya apakah rewel atau tidak selagi muntah maupun sesudah
muntah, demam atau tidak, dan apakah disertai gangguan lain semisal diare
atau tidak. Jika jawabannya memang ya, kemungkinan si kecil mengalami
masalah fisik dan ini sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter ahlinya.
* Menolak sama sekali
Wujud penolakannya bisa berupa memalingkan kepala, menutup rapat-rapat
mulutnya, sampai menangis keras setiap kali disuapi. Penyebabnya lebih
banyak karena faktor fisik, seperti gara-gara sariawan, atau terkena radang
tenggorokan. Jadi, kalau si kecil menunjukkan tanda-tanda tadi, cermati dulu
kondisi kesehatannya secara umum. Pastikan apakah ia sariawan atau tidak,
gunakan termometer untuk memastikan suhu tubuhnya, apakah kondisi lidahnya
bermasalah atau tidak, bibirnya pecah-pecah, dan buang airnya lancar atau
tidak. Kalau benar karena kendala fisik, lekas konsultasikan ke dokter.
Akan tetapi jika tak ada gangguan fisik kemungkinan besar si kecil melakukan
gerak tutup mulut gara-gara faktor psikis. Tidak tertutup kemungkinan ia
memang tengah mencari perhatian orang tuanya yang sudah sepanjang hari tidak
dijumpainya, tak menyukai menunya, dan penampilan makanannya membuat bayi
kehilangan selera makan.
1-3 TAHUN
SUKA MENGEMUT MAKANAN
Makan diemut menunjukkan si batita belum berhasil melewati masa transisi
dari makanan cair ke padat.
"Ayo dong, Nak, makanannya dikunyah! Jangan diemut gitu ah!" ujar seorang
ibu dengan nada kesal pada putrinya. Maklum si ibu sudah harus berangkat
bekerja, sementara buah hatinya tak kunjung menelan makanan dalam mulutnya.
Ilustrasi tersebut memberi gambaran betapa susahnya mengatur perilaku makan
anak batita. Ia seringkali menunjukkan sikap tidak kooperatif. Sebetulnya,
sikap ini bisa dibenahi dengan mengajari anak biasa "makan sendiri" sejak
bayi. Pada saat makan ia sudah dibiasakan memegang sendok sendiri, menyendok
makanan, dan duduk di kursi khususnya (setiap kali hendak disuapi). Jadi,
bukan dengan menggendongnya sambil berjalan-jalan. Pengenalan-pengenal an
semacam itu pasti akan membuat anak di usia batita jadi lebih cepat
menyesuaikan diri.
Kendati awalnya mungkin merepotkan, seiring dengan berjalannya waktu, "kerja
keras" dan segala kerepotan orang tua mengajari anak makan sendiri akan
membuahkan hasil. Ini berarti anak tak perlu bergantung pada orang lain saat
memenuhi kebutuhan makannya. Selain itu orang tua pun diuntungkan dengan tak
perlu terus-menerus "bertengkar" hanya gara-gara persoalan sulit makan ini.
Sementara anak pun jadi lebih disiplin. Saat jam makan tiba, anak akan duduk
manis siap menyantap makanan yang tersaji di hadapannya.
Saat mulai mengajak anak untuk makan sendiri, ciptakan suasana yang
menyenangkan. Usahakan pula supaya tak terkesan memaksa dalam bentuk apa
pun. Untuk tahap awal, orang tua bisa memberikan contoh bagaimana cara makan
yang baik: dari duduk manis, bagaimana cara memegang sendok kemudian
mengangkatnya, menyuapkannya ke mulut, kemudian mengunyahnya dengan benar.
Dengan melihat contoh konkret tersebut anak jadi punya gambaran mengenai apa
yang harus dilakukannya dengan makanan tersebut.
Mengenalkan menu makanan pun harus dilakukan secara bertahap. Mulailah dari
makanan yang bertekstur paling halus sampai yang kasar, dari lauk yang
sederhana hingga yang komplet. Dengan kata lain, makan pun merupakan proses
pembelajaran. Kemudian di saat anak sudah mau melakukannya sendiri, orang
tua perlu memotivasi. Misalnya dengan memberi semangat atau pujian lewat
ucapan, "Anak Mama pintar ya, sudah bisa makan sendiri." Dengan demikian
anak akan merasa nyaman dan jadi bersemangat untuk berusaha makan sendiri.
Irfan Hasuki. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Ade Irma Salihah, Psi.,
dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Jakarta
PERILAKU MAKAN NEGATIF
Berikut beberapa hal negatif yang sering muncul saat proses pembelajaran
makan berlangsung.
- Lama dan berantakan
Orang tua harus paham benar bahwa anak tidak langsung bisa makan dengan
benar seperti yang dilakukan orang dewasa. Seringkali anak hanya
mengaduk-ngaduk makanan dalam piringnya hingga meja jadi berantakan.
Aktivitas makannya pun jadi sangat lama.
Yang patut diketahui, kendala seperti ini mungkin saja terjadi karena proses
menyuapkan makanan ke mulut memang bukan hal gampang bagi anak usia ini
karena kemampuan motoriknya masih belum optimal. Maka alangkah bijaksananya
memberi keleluasaan pada anak untuk berusaha makan sendiri meskipun
berantakan dan merepotkan. Toh lambat-laun anak pun belajar dari apa yang
dilakukannya.
Orang tua sebaiknya juga menghindari kata maupun tindakan yang sekiranya
dapat mematahkan semangat dan akhirnya membuat anak malas belajar makan
sendiri. Misalnya menghardik/memarahi anak ketika dia menghambur-hamburka n
nasi dan lauk-pauknya. Lain hal bila anak memang memain-mainkan makanannya
dan sama sekali tidak berniat untuk menyantapnya. Kalau ini yang terjadi,
segera arahkan ke "jalur" semestinya. Yang pasti bukan dengan memojokkan,
apalagi memarahinya habis-habisan.
- Mogok makan
Adakalanya tiba-tiba anak emoh makan sama sekali. Semakin dipaksa, semakin
dia tak mau makan. Bahkan tak jarang disertai dengan gejala tantrum alias
mengamuk. Bila ini yang terjadi, orang tua harus bersedia introspeksi diri.
Boleh jadi ini muncul karena sikap ibu/ayah yang kasar dan memaksa yang
akhirnya membuat mogok makan. Bila ya, orang tua hendaknya mau mengubah
sikap sekaligus mengupayakan agar aktivitas makan menjadi sesuatu yang
menyenangkan.
- Tak mau duduk
Anak juga seringkali tak mau duduk atau diam di suatu tempat ketika makan.
Dia selalu bergerak ke sana kemari sehingga orang tua terpaksa harus
mengejar-ngejarnya supaya tetap makan dan akhirnya membuat orang tua
kewalahan. Bukan cuma itu. Perilaku tak bisa diam seperti ini sebetulnya
juga dapat memicu ketidakseimbangan pada organ pencernaan. Konkretnya,
proses mencerna jadi tidak bisa berjalan dengan baik akibat pergerakan tubuh
si kecil yang tiada henti.
Bila ini yang muncul sebagai bentuk kebiasaan anak, coba ingat-ingat lagi
apakah itu bisa bersumber dari orang tua sendiri atau tidak. Bukan tidak
mungkin lo ketika makan, secara tidak sadar orang tua menunjukkan perilaku
negatif, semisal makan sambil jalan, ngobrol, baca koran, nonton teve dan
sebagainya. Kalau ini yang terjadi, jangan salahkan anak bila ia mengikuti
perilaku makan orang tuanya karena dia menganggap memang seperti itulah
aktivitas makan yang benar.
Nah, agar hal yang satu ini tidak terjadi, mau tidak mau orang tua harus
memberikan contoh baik kepada anak. Caranya, duduk santun di kursi makan,
menyendok makanan secara perlahan dan tertib, mengunyahnya tanpa
tergesa-gesa ataupun mengeluarkan bunyi dan sebagainya. Kalau orang tua
memberi contoh baik, tentu akan terpatri dalam diri anak bahwa proses makan
yang benar ya memang seperti itu. Kelak anak pun akan menerapkan cara-cara
yang baik dan benar dalam keluarganya.
- Mengemut makanan
Kebiasaan mengemut umumnya dimulai saat anak mengenal makanan padat, yaitu
sekitar usia 8 bulan hingga usia 2-3 tahun. Penyebabnya, anak belum berhasil
menjalani proses pembelajaran mengenai bagaimana caranya mengunyah. Padahal
berbeda dari makanan cair yang bisa langsung dimakan, makanan padat perlu
dikunyah dulu sebelum ditelan. Di sini dituntut koordinasi gerakan lidah dan
rahang agar bisa masuk ke kerongkongan.
Tentu saja kebiasaan mengemut ini harus diatasi segera karena bisa
berpengaruh buruk pada perkembangan fisik dan psikologis anak. Dari segi
fisik, anak akan mengalami kekurangan gizi karena porsi makanan yang
dikonsumsi pasti jauh berkurang. Kalau seharusnya ia bisa menghabiskan satu
piring nasi lengkap dengan lauk pauk dan sayur mayur dalam waktu tertentu,
maka dengan mengemut anak hanya mampu menghabiskan sebagian kecil makanan
dalam waktu sama. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi gizi anak akan
memburuk dan giginya mengalami kerusakan.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab anak ngemut:
* Tidak diajarkan bagaimana cara mengunyah yang benar. Untuk mengatasinya,
mau tidak mau orang tua harus menyontohkan bagaimana cara mengunyah yang
benar secara bertahap, termasuk bagaimana membuka mulut, menggerakkan rahang
dan sebagainya.
* Di masa bayi, pemberian makanan termasuk mengisap dot dapat memberikan
kepuasan tersendiri karena saat itu anak masih berada dalam fase oral. Bila
sampai usia batita anak masih sangat menikmati fase oral yang seharusnya
sudah beralih pada kepuasan menggigit dan mengunyah, maka dia akan terus
melanjutkan kebiasaan mengemutnya. Untuk mengatasinya, mintalah anak
meninggalkan kebiasaan tersebut. Sampaikan pula dampak negatif dari mengemut
ini, tentu saja dengan bahasa sederhana agar bisa dipahaminya.
* Tak jarang anak asyik bermain hingga lupa masih ada makanan dalam
mulutnya. Bila kebiasaan kurang baik ini tidak mendapat perhatian dari orang
tua, anak akan merasa dibenarkan hingga akhirnya kebiasaan tersebut terus
berlanjut. Untuk mengatasinya, mintalah anak mengunyah makanannya lebih
dulu. Dengan kata lain berhenti bermain sampai aktivitas makannya selesai.
* Ketakutan dimarahi akan membuat anak terbiasa mengemut makanannya.
Terlebih bila orang tua memaksa sementara anak sebetulnya tidak suka makanan
yang diberikan. Mengemut makanan dijadikannya sebagai bentuk protes.
Mengatasinya, tentu saja dengan menjadikan acara makan sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Kesampingkan pemaksaan dalam bentuk apa pun dan beralihlah
menggunakan pendekatan yang lebih efektif, semisal membujuk atau merayu
dengan berbagai pujian.
* Gigi-geligi anak bermasalah. Mungkin saja giginya sedang tumbuh sehingga
anak merasa tidak nyaman dengan gusinya yang terasa "gatal". Rasa tak nyaman
mendorongnya untuk mengemut makanan. Untuk mengatasinya ada baiknya orang
tua secara berkala cermat mengikuti pertumbuhan gigi anaknya, apakah ada
gangguan atau tidak.
- Tak mau buka mulut
Aksi tutup mulut juga merupakan perilaku sulit makan yang besar kemungkinan
dipicu hal-hal berikut:
* Mungkin ada sariawan atau infeksi pada gigi-geliginya. Kalau ini yang
terjadi, jangankan mengunyah, membuka mulut pun merupakan siksaan
tersendiri. Untuk mengatasinya, bawalah ke dokter gigi anak guna memastikan
apakah gigi-geliginya ada yang mengalami gangguan atau tidak. Ada baiknya
periksakan mulut dan gigi anak secara berkala tiap 3 bulan sekali.
* Boleh jadi anak merasa masih kenyang atau sebaliknya sudah kenyang duluan.
Entah karena porsi makanan yang diberikan sudah melampaui batas kemampuannya
atau karena ia sudah makan banyak camilan sebelum jam makannya tiba. Untuk
mengatasinya, tetapkan pola makan anak dan berusahalah untuk mematuhi jadwal
tersebut.
* Suasana yang serba terburu-buru juga sering membuat anak emoh buka mulut.
Umpamanya, karena orang tua harus segera berangkat kerja, maka anak diminta
untuk cepat-cepat menghabiskan makanannya. Jangankan anak-anak, orang dewasa
pun kalau diburu-buru seperti itu biasanya malah kehilangan nafsu makan.
Untuk mengatasinya ya ciptakan suasana santai dan menyenangkan tanpa
keterburu-buruan seperti itu.
* Kemungkinan lain, anak tidak menyukai makanan yang disodorkan padanya
meskipun makanan tersebut sangat bergizi. Untuk mengatasinya,
pandai-pandailah mengatur menu makan anak agar senantiasa bervariasi. Ingat,
anak relatif cepat bosan dan mudah berubah keinginannya. Contohnya, hari ini
ia suka sekali tempe bacem, tapi besok ia hanya mau makan dengan telur
dadar, dan lusa mau makan ayam goreng tepung dan seterusnya. Selain itu,
cara pengolahan dan penyajiannya pun harus mampu memikat hati anak. Misalnya
tak harus selalu dibuat sup, tapi bisa juga ditumis, atau dipanggang. Bahkan
orang tua sebaiknya menanyakan lebih dulu pada anak apa menu yang
diinginkannya hari ini. Ini akan membuat anak merasa dilibatkan yang pada
gilirannya akan membuatnya bersemangat menyantap makanan tersebut.
3-6 TAHUN
MAKAN PILIH-PILIH SAMBIL NONTON TEVE
Perilaku makan yang salah pada si prasekolah ternyata bisa berasal dari
kebiasaan orang tua atau pengasuhnya.
Perilaku makan yang tidak baik, seperti pilih-pilih makanan, makan sambil
nonton atau main, dan baru mau makan kalau diajak jalan-jalan, tentu dapat
terbawa hingga dewasa. Bahkan, sebuah penelitian yang pernah dilakukan di
Amerika menunjukkan, anak yang pilih-pilih makanan bakal menemui kesulitan
dalam bersosialisasi. Kenapa begitu? Sebab umumnya ia pun akan berperilaku
pilih-pilih teman dan cenderung susah menyesuaikan diri. Repot, kan?
Nah, agar tak muncul hal-hal yang tak diharapkan, perilaku makan yang buruk
tersebut memang harus diubah. Mengubahnya susah-susah gampang karena
terlebih dulu perilaku makan orang tua atau pengasuhlah yang harus diubah.
Jangan lupa, anak-anak usia ini masih merupakan sosok peniru ulung
orang-orang terdekatnya.
Utami Sri Rahayu. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Rosdiana S. Tarigan, M.Psi, MHPEd
dari Klinik Mutiara Gading, Jakarta
PILIH-PILIH MAKANAN
Kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater) yang muncul di usia prasekolah
rata-
rata merupakan tiruan dari perilaku orang tuanya. Coba perhatikan, biasanya
orang tua atau orang-orang dewasa terdekatnya tergolong individu yang juga
cenderung pilih-pilih makanan. Penyebab lainnya, besar kemungkinan si
prasekolah punya keengganan mencoba hal-hal baru, termasuk makanan. Berikut
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
* Mau tidak mau orang tua harus bersedia mengubah kebiasaan makannya
terlebih dulu. Cobalah berusaha keras untuk tidak pilih-pilih makanan kalau
tak ingin anak meniru hal yang sama.
* Berikan contoh yang baik saat makan bersama. Sejak usia 3 tahunan,
biasakan mengajak anak makan bersama keluarga di meja makan. Manfaat
lainnya, anak dapat mengetahui sekaligus belajar mengenai tata tertib di
meja makan.
* Dampingi anak saat makan dan ikutlah mengonsumsi makanan yang sama.
* Mintalah ia mencoba makanan keluarga yang tersaji di meja. Katakan bahwa
ia boleh mencoba dalam jumlah sedikit terlebih dulu. Yakinkan dirinya bahwa
bila tidak suka, Anda tak akan pernah memaksanya untuk menyukai makanan
tersebut.
* Hindari melimpahi piring anak dengan sekian banyak ragam makanan dalam
jumlah banyak sekaligus. Bisa-bisa anak malah jadi takut dan sama sekali
tidak bisa menikmatinya.
* Jelaskan bahwa semua makanan yang Anda tawarkan memberi manfaat bagi
kesehatan dan pertumbuhannya.
* Jangan pernah memaksa si prasekolah untuk mencoba makanan yang sama sekali
belum dikenalnya. Pemaksaan hanya akan membuatnya jera dan takut untuk
mencobanya. Jangan salahkan bila ia malah memuntahkan makanan tersebut.
Dampak yang lebih buruk, anak akan mengalami trauma dan kelak akan selalu
menghindari makanan tersebut.
* Beri kesempatan pada si prasekolah untuk menentukan atau memilih sendiri
makanan yang diinginkan. Bila ingin mengenalkan jenis makanan yang baru, ada
baiknya barengi dengan makanan yang sudah dikenalnya. Contohnya bila ingin
mengenalkan udang, jangan tiba-tiba menyajikannya dalam jumlah besar. Kalau
sebelumnya si prasekolah sudah akrab dengan brokoli, siasati dengan mengolah
udang plus brokoli. Dengan demikian, anak tetap merasa aman saat mengonsumsi
makanan yang baru tersebut.
MASIH DISUAPI
Jika anak usia prasekolah masih makan disuapi, besar kemungkinan selama ini
orang tua dan pengasuhnya tak cukup sabar mendampinginya belajar makan
sendiri. Padahal maklumi bila anak yang mulai belajar makan sendiri
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan makanan tersebut.
Maklumi pula bila acara makan sendiri menambah kerepotan bagi orang tua
karena harus membersihkan sisa makanan yang berserakan di mana-mana.
Nah, gara-gara tak mau repot seperti itulah banyak orang tua dan pengasuh
akhirnya memilih menyuapi terus anaknya. Sama sekali tak disadari bahwa
kebiasaan ini bisa menghambat perkembangan anak. Ia jadi malas makan sendiri
dan lebih suka disuapi. Dengan kata lain, ia jadi tak mandiri dalam urusan
makan.
Untuk mengatasinya, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh, yakni:
* Lagi-lagi orang tua harus bersedia mengubah kebiasaan buruknya.
* Belajarlah bersabar dan mintalah anak untuk makan sendiri.
* Dampingi anak sambil makan bersama. Hindari menyuruh-nyuruh anak untuk
cepat-cepat menghabiskan makannya. Keterburu-buruan bisa membuat anak muntah
sementara suasana makan pasti jadi tidak menyenangkan.
* Jangan menyamaratakan porsi anak dengan porsi orang dewasa. Sebaiknya
sediakan makanan dalam porsi kecil lebih dulu. Bukan tidak mungkin lo, anak
sudah frustrasi duluan begitu melihat porsi yang "mengerikan" . Apalagi jika
ia dipaksa menghabiskan semuanya dalam waktu relatif singkat.
* Bila si prasekolah berhasil menghabiskan porsi makanannya, lontarkan
pujian. Ini akan memotivasi si prasekolah untuk menunjukkan pada dunia bahwa
ia bisa makan sendiri.
* Buatlah agar tampilan makanannya menggugah selera, bisa dari resepnya
ataupun cara penyajiannya.
* Jangan alpa untuk mulai mengajari anak makan sendiri.
SAMBIL JALAN-JALAN ATAU NONTON
Perilaku sulit makan si prasekolah, oleh sebagian orang tua diakali dengan
mengajaknya makan sambil jalan-jalan atau nonton acara televisi kesukaan
anak. Diharapkan perhatian si prasekolah bisa teralihkan sehingga masalah
sulit makannya dapat teratasi.
Padahal makan sambil jalan-jalan sebaiknya dihindari karena anak usia
prasekolah justru sedang senang-senangnya beraktivitas, seperti berlari ke
sana kemari, melompat dan meloncat, serta aktivitas "berat" lainnya. Bila si
prasekolah dibiasakan makan sambil melakukan berbagai aktivitas tadi,
mungkin saja apa yang sudah ditelannya keluar lagi. Hal ini tentu menambah
pengalaman tidak enak mengenai makan. Selain itu, makanan yang dibawa
berjalan-jalan berisiko tercemari debu sehingga amat berpotensi menularkan
penyakit.
Sama halnya dengan makan sambil nonton teve. Wajar memang bila orang tua
berharap perhatian si prasekolah dapat teralihkan dari makanan ke tayangan
televisi, sehingga anak mau duduk diam dan tidak bosan menjalani kewajiban
makannya. Padahal bukan mustahil saking asyiknya ia menikmati tayangan teve,
makanan yang sudah ada di mulutnya malah diemut terus. Akibatnya, waktu
makan berlangsung lebih lama, sehingga makanan yang ada di piringnya
mengembang dan rasanya berubah jadi hambar.
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua, di
antaranya:
* Ingat, makan adalah proses pembelajaran. Untuk itu, biasakan anak untuk
duduk tertib di kursi makan mengelilingi meja makan. Dengan membiasakannya
demikian sejak kecil, dalam diri anak akan terbentuk pola bahwa makan dan
minum itu haruslah dilakukan sambil duduk di kursi makan.
* Ajaklah anak untuk makan bersama keluarga di meja makan. Kalaupun ayah dan
ibu sama-sama sibuk, tetap agendakan 1 di antara 3 kali waktu makan agar
bisa makan bersama. Manfaatnya anak dapat sekaligus belajar tata tertib di
meja makan. Kalaupun jam makannya tidak cocok, tetaplah jadwalkan waktu
tersebut untuk makan kue atau makanan ringan lainnya. Yang penting, tetap
dapat makan bersama.
* Jika anak sudah telanjur terbiasa makan sambil jalan-jalan atau nonton
teve, tugas orang tua tentu semakin berat untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Tanamkan kebiasaan makan yang baik secara perlahan dan bertahap.
* Untuk mereka yang terbiasa makan sambil jalan, alihkan perhatian anak
dengan mengajaknya makan di kursi makan khusus. Usahakan bentuk atau warna
kursi itu menarik minat anak untuk duduk di atasnya. Kemudian secara
berangsur-angsur dekatkan kursinya ke meja makan agar anak terkondisi makan
di situ.
6-12 TAHUN
LO, MAKANANNYA, KOK, TAK BERGIZI?
Adanya pergeseran lingkungan kehidupan, dari lingkungan rumah ke lingkungan
sekolah atau luar rumah, memunculkan problema tersendiri dalam pola makan
anak usia 6-12 tahun. Apa saja masalahnya dan bagaimana mengatasinya? Yuk,
kita simak penjelasan dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GM., dari Klinik Bina
Sehat, Jakarta.
USIA 6-8 TAHUN
* Jajan makanan tak bergizi
Saat berada di sekolah, teman dapat membawa pengaruh yang sangat penting.
Contohnya soal jajan. Meskipun di rumah sudah tersedia makanan yang enak dan
bersih, bukan tidak mungkin anak tetap ngotot ingin jajan. Kenapa? Tak lain
karena semua temannya juga jajan. Bisa dipastikan anak akan lebih suka jajan
karena rasa makanan yang dijual tadi umumnya lebih enak dan gurih dibanding
yang tersaji di rumah. Mereka sama sekali tidak peduli kalau rasa yang enak
dan gurih tersebut berasal dari bumbu penyedap maupun kandungan garam dan
lemak yang tinggi. Selain itu, bagi anak-anak, jajan bersama teman
memberikan suasana yang berbeda dibandingkan rumah sehingga terasa lebih
mengasyikkan.
Sebenarnya, boleh saja anak sesekali jajan. Namun ajarkan untuk memilih
jajanan yang bersih dan menyehatkan, semisal hamburger yang dilengkapi
dengan sayuran. Pasalnya, meski sejak usia 6 tahun anak mengalami
pertumbuhan dengan laju pertumbuhan yang tidak terlalu cepat, namun
kebutuhan gizinya tetap harus terpenuhi. Bila kebutuhan gizinya tidak
terpenuhi, maka dampak kurang gizi ini dalam jangka panjang dapat
menimbulkan gangguan kognitif dan kemampuan akademiknya. Sayang kan? Selain
bisa menyebabkan penurunan aktivitas fisik serta membuatnya berisiko
mengalami penyakit infeksi. Perlu diketahui, kecukupan gizi pada usia ini
selain diperlukan untuk pertumbuhan juga dibutuhkan untuk metabolisme basal
dan aktivitas fisik.
* Masih disuapi
Hal ini terjadi karena di TK anak masih dibolehkan makan sambil disuapi.
Padahal jika tidak pernah dimulai untuk membiasakannya makan sendiri,
bisa-bisa sampai akhir usia sekolah pun dia belum terampil makan sendiri.
Ingat, orang tua yang terbiasa menyuapi makan sebetulnya tengah "membonsai"
kemandirian anaknya. Akibatnya, si anak hanya mau makan bila disuapi oleh
orang tua atau pengasuhnya. Lalu bagaimana bila kebetulan orang tua pergi
atau pengasuhnya sedang repot? Besar kemungkinan jam makannya terlewati.
Sebagai solusinya, jika anak tak mau makan hanya gara-gara ingin terus
disuapi, tegaskan padanya bahwa anak seusianya sudah seharusnya bisa makan
sendiri. Jika anak tetap tak beranjak untuk mengambil piring dan mengisinya
dengan nasi dan lauk-pauk, tak usah memaksa. Sediakan saja makanan di tempat
yang terjangkau dan mintalah ia makan dengan mengambilnya sendiri bila
lapar.
Di sisi lain, orang tua jangan terlalu khawatir anaknya bakal kelaparan
akibat aktivitas fisiknya yang begitu tinggi. Anak usia ini umumnya akan
mudah merasa lapar dan pasti ingin makan. Yang mereka inginkan sebetulnya
adalah ditunggui atau disuapi saat makan. Bila ini yang terjadi, berilah
pengertian dengan bahasa yang mudah dicerna anak.
* Tak suka sayur
Penyebabnya karena orang tua relatif jarang menghidangkan sayuran dalam menu
makanan sehari-hari di rumah. Solusinya, berikan pengertian dalam bahasa
sederhana mengenai pentingnya mengonsumsi sayur bagi kesehatan dan
kecerdasan. Orang tua juga harus pintar-pintar menyiasatinya dengan
menyajikan sayur bersama makanan lain yang disukainya, berpenampilan
menarik, mudah dinikmati, tidak keras dan liat, tidak pedas, dan memiliki
citarasa yang sesuai selera anak. Bila anak tetap menolak sayuran, pilihkan
bahan makanan yang banyak mengandung serat yang bisa diperoleh dari
buah-buahan dan agar-agar.
USIA 9-12 TAHUN
* Ingin langsing seperti bintang film
Beberapa anak usia 9-12 tahun, terutama praremaja putri, menyadari kegemukan
merupakan momok. Agar tak jadi sasaran empuk untuk diolok-olok, mereka
berusaha keras menjaga kelangsingan tubuhnya. Tak bisa disangkal bila
fenomena di atas muncul akibat kuatnya pengaruh layar kaca yang
mempertontonkan tokoh-tokoh cilik yang menjadi "hero", semisal bidadari nan
cantik dan bertubuh langsing. Nah, itu semua terekam dalam benak anak hingga
mereka terobsebsi ingin langsing seperti tokoh idolanya tadi.
Akibatnya, tak sedikit yang menjalani diet ketat bahkan menolak makan hanya
supaya langsing! Celakanya, anak seusia ini umumnya belum mengerti
sepenuhnya dampak buruk dari program diet berlebihan, apalagi tanpa
pengawasan dokter. Padahal arti diet sesungguhnya adalah mengombinasikan
makanan dan minuman dalam hidangan yang dikonsumsi sehari-hari.
Ada berbagai jenis diet. Contohnya, diet seimbang yakni karbohidrat,
protein, dan lemak terkandung di dalamnya dengan komposisi seimbang. Diet
rendah lemak, mengandung lemak dalam jumlah lebih rendah dari kebutuhan
ideal. Diet rendah kalori (biasanya diberikan untuk mereka yang sedang
menurunkan berat badan) yaitu mengandung jumlah kalori yang lebih rendah
dari kebutuhan tubuh sehari-hari.
Pada dasarnya, setiap orang di segala umur harus melakukan pengaturan makan
sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, termasuk pada usia SD. Karena itu
penanganan sikap enggan makan akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara
memberi pengertian kepada si anak. Tekankah bahwa mereka sedang dalam masa
pertumbuhan. Kalau memaksa diri tidak mau makan hanya karena ingin langsing,
mereka sendiri yang akan rugi. Tubuhnya akan lemas dan cepat lelah yang
bukan tidak mungkin akan berakhir di rumah sakit. Ia juga jadi malas
beraktivitas, bahkan kemampuan berkonsentrasinya terganggu. Di sekolah,
akhirnya ia tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik dan prestasinya
menurun. Jadi, tetap lakukan pengawasan terhadap perkembangan anak dan
susunlah menu bergizi seimbang.
Santi Hartono. Foto: Iman/nakita
ADA JUGA YANG JADI DOYAN MAKAN
Di usia praremaja, aktivitas fisik anak semakin meningkat. Disamping urusan
sekolah, mereka juga disibukkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan
mulai sering ngegang dengan teman-temannya. Semua kegiatan tadi yang
melibatkan aktivitas fisik sebetulnya justru membuat anak jadi doyan makan.
Pada rentang usia ini, pertumbuhan yang dialami anak berlangsung mantap
meski tidak sepesat masa bayi atau masa pubertas. Dengan demikian konsumsi
makan yang berlebihan akan menyebabkan timbulnya kegemukan. Padahal
kegemukan yang tejadi di usia anak bakal sulit dikoreksi setelah yang
bersangkutan dewasa. Lantaran itu, pengaturan pola makan yang baik sudah
harus diterapkan sejak dini. Sementara kegemukan yang tak tertangani dan
dibiarkan berlanjut kelak dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti
diabetes dan jantung. Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu citra diri.
CARA MAKAN JUGA MERUPAKAN KEUNIKAN
Tak ada gunanya memaksa anak makan dengan sempurna, karena yang ia butuhkan
adalah bimbingan dari orang tua.
Selain mengupayakan berbagai cara yang sudah disebutkan di depan, orang tua
pun harus bersedia bereksplorasi menemukan makanan yang paling cocok untuk
anak. Selain itu, pada bayi, bukan tidak mungkin apa yang kita anggap
sebagai bentuk penolakan makan sebenarnya adalah eksplorasi anak. Dengan
menyembur-nyemburka n makanannya, boleh jadi ia merasakan sensasi tersendiri
kemudian menjadikannya sebagai permainan yang menyenangkan.
Orang tua pun wajib memahami berbagai tipe makan anak yang berbeda-beda. Ada
yang lebih suka makan dalam porsi sedikit-sedikit, ada juga yang amat
berselera melihat porsi besar. Sebagian anak makan dalam tempo yang amat
lambat, sedangkan sebagian lagi cepat. Dengan kata lain, tidak tertutup
kemungkinan penolakan si kecil semata-mata karena orang tua atau pengasuh
tidak tahu tipe makan si anak. Inilah salah satu bentuk keunikan anak.
Selanjutnya, harus dipahami bahwa belajar makan sendiri harus dilatih
terus-menerus. Anda bisa mulai melatih anak saat berusia 1,5 tahun.
Kemampuan duduknya yang sudah lebih baik, ditunjang kemampuan motorik yang
lebih optimal, memungkinkan anak bisa memegang sendoknya sendiri, bahkan
menyuapkan sendok berisi makanan ke mulutnya. Pastinya, makanan masih
berceceran di mana-mana. Oleh karena itu, anak usia batita perlu bimbingan
terus-menerus. Bagaimana memegang sendok, mengambil makanan, mengunyah, dan
kemudian menelannya. Jika orang tua sabar untuk terus melatih si kecil, maka
ia akan terbiasa makan sendiri.
Namun, biasanya ada kekhawatiran yang menyertai setiap kali anak berlatih
makan sendiri, takut asupan gizinya kurang karena lazimnya makanan jadi
terbuang-buang. Nah, berdasarkan penelitian yang dikutip Papalia (1994),
seharusnya kekhawatiran ini tak perlu ada lagi. Ia mengacu pada hasil
penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat tahun 1991 yang
mengatakan, tubuh anak memiliki "rambu-rambu" tersendiri untuk memenuhi
kebutuhan makannya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 15 anak usia 2¬5
tahun dengan berat badan rata-rata dan memiliki perilaku makan yang beragam.
Ada yang sulit, mudah, dan biasa-biasa saja. Penelitian tersebut dilakukan
selama 6 hari. Hasilnya? Ternyata jumlah kalori pada ke-15 anak itu sama.
Sekali lagi, tubuh anak sebenarnya telah memiliki rambu-rambu sehingga mampu
mengimbangi kebutuhan gizi. Uniknya, kemampuan seperti ini tidak dimiliki
orang dewasa.
Jadi, tak perlu khawatir berlebihan kalau si kecil sulit makan, apalagi
sampai memaksanya makan. Percayalah, anak yang normal akan makan sesuai
kebutuhan tubuhnya. Bila kondisinya tetap sehat, kulitnya tidak kusam,
matanya tetap bercahaya dan masih aktif bergerak, itu pertanda kebutuhan zat
gizinya masih tercukupi.
Zali, Irfan, Uut. Foto: Dok. nakita
6 HAL YANG PATUT DIPERHATIKAN
1. Kurus belum berarti kurang gizi, gemuk belum tentu sehat.
2. Jangan memaksa si prasekolah makan berlebih hanya karena terlihat kurus
dan Anda takut ia kekurangan gizi.
3. Sesekali ajak anak menyiapkan makanannya. Ketertarikan pada proses ini
mampu membangkitkan selera makannya.
5. Jangan ragu untuk mengenalkan aneka rasa sebagai variasi. Namun hindari
penggunaan penyedap dan bumbu-bumbu yang kelewat merangsang atau pedas.
6. Sesekali biarkan anak makan bersama teman-temannya. Suasana kebersamaan
seperti ini mampu menggugah selera makannya.
TAHAP PERKAMBANGAN PERILAKU MAKAN
* Usia 1,5 tahun
Umumnya anak mulai memiliki keinginan untuk makan sendiri menggunakan
tangannya. Untuk mengoptimalkannya, berikan makanan yang dapat digenggam
sendiri (finger food) dan biarkan ia makan sendiri.
* Usia 3 tahun
Anak sudah bisa memegang sendok dan garpu sendiri. Biasanya diikuti
keinginan untuk mencoba makan dengan peralatan tersebut.
* Usia 4 tahun
Anak sudah bisa makan sendiri. Untuk melatih kemampuannya, upayakan agar
dalam 1 di antara 3 waktu makan, ia makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
* Usia 5 tahun
Anak sudah terampil makan sendiri dalam 3 kali waktu makan.
sumber: Nakita
MENGATASI ANAK SULIT MAKAN
Persoalan sulit makan sering dialami anak-anak, dari bayi sampai usia
sekolah. Begitu beragam masalah yang muncul. Lalu, bagaimana solusinya?
Barangkali Anda merupakan salah satu orang tua yang mengeluh anaknya sulit
makan. Anda sudah mencoba berbagai cara agar masalah yang dihadapi bisa
teratasi. Ada yang berhasil, tapi ada juga yang tidak. Memang, mengubah
perilaku sulit makan tidaklah mudah. Perlu solusi tepat sesuai dengan akar
masalah dan penyebab sulit makan yang dialami sang buah hati.
RAGAM MASALAH
Bayi mulai usia 6 bulan dianjurkan untuk mendapatkan makanan tambahan,
misalnya biskuit, bubur susu, ataupun jus buah. Masalahnya, si kecil mungkin
menyemburkan atau melepeh makanannya. Di usia batita, kendala yang terjadi
di antaranya mengemut atau tak mau menelan makanan. Sementara anak
prasekolah yang sudah lebih besar mulai pilih-pilih makanan (picky eater),
punya kebiasaan makan sambil jalan-jalan, main games, atau sambil nonton
teve. Sedangkan anak usia 6-9 tahun cenderung memilih jajanan berkalori
tinggi tetapi kurang atau tidak bergizi sama sekali. Di tahapan selanjutnya,
sekitar 9-12 tahun, perilaku sulit makan kian kompleks. Di satu sisi nafsu
makannya mulai meningkat, tapi di sisi lain mereka takut makan akan membuat
tubuh jadi bulat, jerawatan dan sebagainya.
Penyebab perilaku sulit makan pada anak sebetulnya bisa ditelusuri.
Misalnya, bayi yang sering menolak makan barangkali disebabkan pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu cepat atau malah terlambat.
Faktor penyebab lainnya adalah perilaku makan orang tua ternyata salah.
Makan sambil nonton teve atau membaca koran adalah beberapa di antaranya
yang kemudian ditiru anak. Selain itu, orang tua juga mungkin kurang
terampil menyajikan menu makanan yang variatif. Demi kepraktisan, makanan
yang tersaji di meja makan cenderung itu-itu saja.
Jika Anda tak mau problem sulit makan ini berlarut-larut dan berdampak
buruk, maka carikan solusinya. Kekurangan gizi merupakan risiko yang paling
jelas. Indikator mengenai status gizinya bisa terbaca dari berat badan dan
tinggi badan yang berada di bawah standar. Oleh karena itu, cari tahu
penyebab anak sulit makan dan lakukan upaya mengatasinya yang tepat.
Hilman Hilmansyah. Foto: Iman/nakita
6-12 BULAN
"DUH...BAYIKU KOK ENGGAK MAU MAKAN?"
Masalah muncul ketika bayi memasuki masa transisi dari makanan cair ke
makanan semipadat.
Di usia 6 bulan, kebutuhan asupan makan si kecil mengalami perubahan. ASI
saja tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Itulah
mengapa di usia ini si kecil membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Namun tak selamanya pemberian MP-ASI berjalan mulus. Ada begitu banyak
bentuk penolakan makan yang dilakukan bayi. Di antaranya melepehkan atau
menyembur-nyemburka n makanan yang sudah disuapkan ke mulutnya. Bahkan, tidak
sedikit yang terang-terangan menolak dengan memalingkan mukanya atau menutup
mulutnya rapat-rapat. Jangan terburu-buru menyalahkan anak, apalagi
mencapnya dengan sebutan "bayi rewel", "susah diurus", "bikin repot" dan
sebagainya. Siapa tahu penolakan-penolakan tersebut justru muncul karena
organ-organ pencernaan di mulutnya belum siap menerima makanan yang
diberikan. Entah karena tekstur makanannya terlalu kasar, terlalu kental,
atau porsinya tidak sesuai dengan kemampuan menelan bayi.
Ada juga bayi yang awalnya tak pernah menolak makan, tapi saat berusia 8
bulan atau lebih baru rewel soal makan. Kemungkinan, bentuk penolakan
tersebut merupakan "aksi protes" terhadap citarasa makanan yang diberikan.
Ingat, anak usia ini sudah mengenal rasa apa yang disukainya, apakah manis
atau asin/gurih.
Bisa juga, penolakan tersebut merupakan wujud dari ketidaksukaannya terhadap
sosok si pemberi makan. Meski masih bayi, anak sudah bisa mengenali mana
sosok yang bersahabat dan mana pula yang tak sabaran hingga cenderung main
paksa. Perlakuan yang buruk tentu akan terekam dalam benak anak yang
kemudian mendorongnya memasang "benteng pertahanan" lewat bentuk penolakan.
KIAT MEMBERI MAKAN
Untuk mencegah dan menangani masalah sulit makan pada bayi, setidaknya orang
tua harus mengupayakan hal-hal berikut:
- Mengakrabkan diri agar disukai di kecil.
- Membangun suasana makan yang menyenangkan, tidak dengan diam membisu atau
bersikap formal. Selingi dengan canda ria sambil sesekali mengajaknya
ngobrol dan bermain.
- Sajikan semenarik mungkin, baik makanan itu sendiri maupun perangkat
sajinya.
- Menguasai ilmu mengenai teknik maupun tahapan pemberian makan pada bayi.
* USIA 6-7 BULAN
MP-ASI dikenalkan secara bertahap sebab mekanisme menelan dan kemampuan
mencerna si kecil masih lemah. Jadi, mulailah dengan makanan yang lunak dan
bersifat cair lebih dulu, berupa bubur susu yang encer, kemudian semakin
kental.
Selain itu, selalu berikan lebih dulu dalam jumlah sedikit. Seiring dengan
berjalannya waktu, konsentrasi buburnya bisa dipadatkan dan porsinya dapat
ditingkatkan. Mengapa komposisi kekentalan harus sesuai? Karena kalau
terlalu encer tentu kandungan gizinya tidak maksimal. Sebaliknya, jika
kelewat kental bukan tidak mungkin malah mendatangkan masalah baru, yakni
susah buang air besar.
Yang harus dijadikan patokan, tetap berikan ASI kapan pun si kecil mau.
Namun usahakan jangan sampai membuatnya terlalu kenyang karena dia toh harus
mengonsumsi MP-ASI-nya. Jangan lupa, biasakan pula ia mengonsumsi
buah-buahan yang manis rasanya seperti pepaya, pisang, atau jeruk.
Buah-buahan ini bisa disajikan dalam bentuk jus atau dicampur dengan makanan
lainnya. Ada baiknya pula jika diberikan biskuit khusus bayi. Biskuit
semacam ini, selain melatih kemampuannya mengunyah, juga amat disarankan
untuk merangsang pertumbuhan giginya.
* USIA 8-9 BULAN
Di usia ini, ASI tetap diberikan kapan pun bayi mau. Akan tetapi, mulailah
perkenalkan makanan dengan tekstur yang lebih padat, seperti bubur susu
(berbahan buah atau tepung). Mengenai porsinya, tambahkan sesuai kebutuhan
dan kondisi bayi. Contohnya, bayi dengan BB dan panjang tubuh lebih tentu
butuh asupan lebih banyak ketimbang bayi dengan panjang tubuh dan BB yang
lebih kecil. Bubur saring bisa juga dijadikan alternatif pilihan bila
kebetulan tidak tersedia buah yang segar. Bahan-bahannya bisa berupa beras,
makaroni, kentang, kacang hijau, atau roti. Namun perhatikan, sebelum
diberikan harus disaring lebih dulu.
* USIA 9-12 BULAN
Saat berusia 9 bulan dan seterusnya, bayi sudah mampu mencerna makanan
semipadat. Yang dimaksud adalah nasi tim beserta lauk pauknya. Jangan lupa,
biasanya bagian atas nasi tim lebih keras dibandingkan bagian bawahnya. Nah,
agar bayi tidak menolak makanan baru ini, aduklah dulu agar kepadatannya
merata.
Bubur saring, buah kerok atau jus, dan ASI atau penggantinya berupa susu
formula tetap diberikan. Sebagai selingan, bayi boleh diberi bubur susu
berbahan dasar jeruk atau pisang untuk memperkaya pengenalan rasanya. Tak
ada salahnya pula bila sesekali mengenalkan bumbu alami dan teknik
pengolahan makanan sederhan. Semisal tumis ikan dengan bawang putih dan
mentega atau sup dimasak dengan bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
Untuk anak usia ini, garam sudah boleh diberikan sedikit.
Di usia setahun, diharapkan si kecil sudah bisa makan sesuai menu keluarga.
Namun jangan lupa memperhatikan kemampuan mengunyah dan menelannya. Potong
kecil-kecil lauk pauknya agar mudah masuk ke mulut mungilnya, mudah pula
untuk dikunyah, dan ditelan serta dicerna organ tubuhnya.
Gazali Solahuddin. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Alzena Masykuori, M.Psi
psikolog dari Cikal Sehat-Sehat, Jakarta Selatan
TRIK MENGHADAPI PENOLAKAN
Walaupun hal-hal yang dianjurkan tadi sudah dicoba, mungkin sekali si kecil
tetap melancarkan penolakan. Kalau ini yang terjadi, berarti eksplorasi yang
dilakukan orang tua belum maksimal. Lebih baik, terus lakukan pencarian
untuk mengetahui seperti apa makanan yang disukainya, bagaimana cara memberi
makan yang disukai dan tidak disukai dan sebagainya. Sukses tidaknya
penelusuran ini tidak terlepas dari kesabaran, ketenangan, dan keterampilan
orang tua menghadapi ulah si kecil saat melakukan penolakan.
* Tolak MP-ASI, tapi mau ASI
Jika menghadapi kondisi seperti ini, pemberian makanan secara bertahap harus
dirancang. Memang sih waktu makannya jadi jauh lebih lama. Contohnya,
berikan 1 sendok MP-ASI setiap jadwal makan tiba dengan konsentrasi
makanannya lebih cair dibanding ukuran standar yang dianjurkan di kemasan.
Setiap hari porsi ini harus ditingkatkan, dari 1 sendok menjadi 2 sendok
hingga akhirnya mencapai 1 mangkuk. Perlu diingat, jadwal makannya pun harus
diberikan secara konstan dan berkesinambungan. Mengapa ini penting? Karena
si kecil mau tidak mau harus diajarkan keteraturan untuk membentuk
kedisiplinan.
* Dilepeh
Jika ini terjadi pada bayi di bawah usia 8 bulan, kemungkinan besar hanya
karena refleks anak. Ingat, MP-ASI yang diberikan merupakan sesuatu yang
"asing" baginya, lo. Tapi kalau si kecil sudah berusia 8 bulan atau lebih,
maka orang tua harus cermat. Apakah karena memang makanannya itu yang tidak
enak karena terlalu asin, terlalu manis, kelewat kasar atau malah kelewat
lembut? Atau apakah orang tua memberikannya dalam porsi terlalu banyak,
terlalu panas/dingin dan sebagainya. Nah, agar si kecil tidak melakukan
penolakan, pandai-pandailah mengatur strategi dengan cara menggonta-ganti
menu, rasa maupun tekstur makanannya. Jangan lupa pula untuk senantiasa
mengomunikasikannya pada si kecil. Contohnya, "Kenapa, Sayang, kok dilepeh?
Terlalu asin, ya? Nah, sekarang sudah enggak asin lagi."
* Diemut
Ini juga salah satu bentuk penolakan yang kerap dilakukan bayi. Anak yang
makannya ngemut umumnya karena alat-alat pencernaan di rongga mulutnya belum
siap menerima MP-ASI. Jika memang kebiasaan ngemut-nya karena gangguan
fisik, si kecil besar kemungkinan juga akan mengalami gangguan bicara. Untuk
memastikannya, kasus seperti ini lebih baik segera diperiksakan ke dokter.
* Disembur
Sesekali si kecil mungkin saja menyemburkan makanannya. Itu hal yang wajar
terjadi sebagai salah satu bentuk eksplorasinya. Namun orang tua harus
menjelaskan pada anak, semisal dengan mengatakan, "Lucu, ya, Dek, bunyinya.
Tapi makanan itu nanti harus ditelan ya." Kalau penjelasan seperti itu
terus-menerus diutarakan, anak tentu akan tahu mana perilaku yang tak baik
alias tak boleh diulanginya lagi. Akan tetapi, jika setiap kali makan si
kecil selalu menyemburkan santapannya, boleh jadi ia memang tidak berselera
pada makanan tersebut. Kemungkinan lain cara makan ataupun suasana makan
yang dirasa tak nyaman baginya. Lagi-lagi orang tualah yang harus kembali
mengeksplorasi cara lain agar si kecil mau makan.
* Dimuntahkan
Perilaku memuntahkan makanan bisa akibat penolakan ataupun bukan. Kalau
ternyata disebabkan masalah fisik atau ada yang harus dibereskan pada sistem
pencernaannya, maka muntahnya bukan merupakan penolakan. Akan tetapi kalau
muntah disebabkan si kecil mencari perhatian dalam mengeskpresikan
ketidaksukaannya pada makanan itu, baru bisa dikategorikan sebagai
penolakan. Untuk memastikan penyebabnya, orang tua dapat memperhatikan
kondisi anak. Misalnya apakah rewel atau tidak selagi muntah maupun sesudah
muntah, demam atau tidak, dan apakah disertai gangguan lain semisal diare
atau tidak. Jika jawabannya memang ya, kemungkinan si kecil mengalami
masalah fisik dan ini sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter ahlinya.
* Menolak sama sekali
Wujud penolakannya bisa berupa memalingkan kepala, menutup rapat-rapat
mulutnya, sampai menangis keras setiap kali disuapi. Penyebabnya lebih
banyak karena faktor fisik, seperti gara-gara sariawan, atau terkena radang
tenggorokan. Jadi, kalau si kecil menunjukkan tanda-tanda tadi, cermati dulu
kondisi kesehatannya secara umum. Pastikan apakah ia sariawan atau tidak,
gunakan termometer untuk memastikan suhu tubuhnya, apakah kondisi lidahnya
bermasalah atau tidak, bibirnya pecah-pecah, dan buang airnya lancar atau
tidak. Kalau benar karena kendala fisik, lekas konsultasikan ke dokter.
Akan tetapi jika tak ada gangguan fisik kemungkinan besar si kecil melakukan
gerak tutup mulut gara-gara faktor psikis. Tidak tertutup kemungkinan ia
memang tengah mencari perhatian orang tuanya yang sudah sepanjang hari tidak
dijumpainya, tak menyukai menunya, dan penampilan makanannya membuat bayi
kehilangan selera makan.
1-3 TAHUN
SUKA MENGEMUT MAKANAN
Makan diemut menunjukkan si batita belum berhasil melewati masa transisi
dari makanan cair ke padat.
"Ayo dong, Nak, makanannya dikunyah! Jangan diemut gitu ah!" ujar seorang
ibu dengan nada kesal pada putrinya. Maklum si ibu sudah harus berangkat
bekerja, sementara buah hatinya tak kunjung menelan makanan dalam mulutnya.
Ilustrasi tersebut memberi gambaran betapa susahnya mengatur perilaku makan
anak batita. Ia seringkali menunjukkan sikap tidak kooperatif. Sebetulnya,
sikap ini bisa dibenahi dengan mengajari anak biasa "makan sendiri" sejak
bayi. Pada saat makan ia sudah dibiasakan memegang sendok sendiri, menyendok
makanan, dan duduk di kursi khususnya (setiap kali hendak disuapi). Jadi,
bukan dengan menggendongnya sambil berjalan-jalan. Pengenalan-pengenal an
semacam itu pasti akan membuat anak di usia batita jadi lebih cepat
menyesuaikan diri.
Kendati awalnya mungkin merepotkan, seiring dengan berjalannya waktu, "kerja
keras" dan segala kerepotan orang tua mengajari anak makan sendiri akan
membuahkan hasil. Ini berarti anak tak perlu bergantung pada orang lain saat
memenuhi kebutuhan makannya. Selain itu orang tua pun diuntungkan dengan tak
perlu terus-menerus "bertengkar" hanya gara-gara persoalan sulit makan ini.
Sementara anak pun jadi lebih disiplin. Saat jam makan tiba, anak akan duduk
manis siap menyantap makanan yang tersaji di hadapannya.
Saat mulai mengajak anak untuk makan sendiri, ciptakan suasana yang
menyenangkan. Usahakan pula supaya tak terkesan memaksa dalam bentuk apa
pun. Untuk tahap awal, orang tua bisa memberikan contoh bagaimana cara makan
yang baik: dari duduk manis, bagaimana cara memegang sendok kemudian
mengangkatnya, menyuapkannya ke mulut, kemudian mengunyahnya dengan benar.
Dengan melihat contoh konkret tersebut anak jadi punya gambaran mengenai apa
yang harus dilakukannya dengan makanan tersebut.
Mengenalkan menu makanan pun harus dilakukan secara bertahap. Mulailah dari
makanan yang bertekstur paling halus sampai yang kasar, dari lauk yang
sederhana hingga yang komplet. Dengan kata lain, makan pun merupakan proses
pembelajaran. Kemudian di saat anak sudah mau melakukannya sendiri, orang
tua perlu memotivasi. Misalnya dengan memberi semangat atau pujian lewat
ucapan, "Anak Mama pintar ya, sudah bisa makan sendiri." Dengan demikian
anak akan merasa nyaman dan jadi bersemangat untuk berusaha makan sendiri.
Irfan Hasuki. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Ade Irma Salihah, Psi.,
dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Jakarta
PERILAKU MAKAN NEGATIF
Berikut beberapa hal negatif yang sering muncul saat proses pembelajaran
makan berlangsung.
- Lama dan berantakan
Orang tua harus paham benar bahwa anak tidak langsung bisa makan dengan
benar seperti yang dilakukan orang dewasa. Seringkali anak hanya
mengaduk-ngaduk makanan dalam piringnya hingga meja jadi berantakan.
Aktivitas makannya pun jadi sangat lama.
Yang patut diketahui, kendala seperti ini mungkin saja terjadi karena proses
menyuapkan makanan ke mulut memang bukan hal gampang bagi anak usia ini
karena kemampuan motoriknya masih belum optimal. Maka alangkah bijaksananya
memberi keleluasaan pada anak untuk berusaha makan sendiri meskipun
berantakan dan merepotkan. Toh lambat-laun anak pun belajar dari apa yang
dilakukannya.
Orang tua sebaiknya juga menghindari kata maupun tindakan yang sekiranya
dapat mematahkan semangat dan akhirnya membuat anak malas belajar makan
sendiri. Misalnya menghardik/memarahi anak ketika dia menghambur-hamburka n
nasi dan lauk-pauknya. Lain hal bila anak memang memain-mainkan makanannya
dan sama sekali tidak berniat untuk menyantapnya. Kalau ini yang terjadi,
segera arahkan ke "jalur" semestinya. Yang pasti bukan dengan memojokkan,
apalagi memarahinya habis-habisan.
- Mogok makan
Adakalanya tiba-tiba anak emoh makan sama sekali. Semakin dipaksa, semakin
dia tak mau makan. Bahkan tak jarang disertai dengan gejala tantrum alias
mengamuk. Bila ini yang terjadi, orang tua harus bersedia introspeksi diri.
Boleh jadi ini muncul karena sikap ibu/ayah yang kasar dan memaksa yang
akhirnya membuat mogok makan. Bila ya, orang tua hendaknya mau mengubah
sikap sekaligus mengupayakan agar aktivitas makan menjadi sesuatu yang
menyenangkan.
- Tak mau duduk
Anak juga seringkali tak mau duduk atau diam di suatu tempat ketika makan.
Dia selalu bergerak ke sana kemari sehingga orang tua terpaksa harus
mengejar-ngejarnya supaya tetap makan dan akhirnya membuat orang tua
kewalahan. Bukan cuma itu. Perilaku tak bisa diam seperti ini sebetulnya
juga dapat memicu ketidakseimbangan pada organ pencernaan. Konkretnya,
proses mencerna jadi tidak bisa berjalan dengan baik akibat pergerakan tubuh
si kecil yang tiada henti.
Bila ini yang muncul sebagai bentuk kebiasaan anak, coba ingat-ingat lagi
apakah itu bisa bersumber dari orang tua sendiri atau tidak. Bukan tidak
mungkin lo ketika makan, secara tidak sadar orang tua menunjukkan perilaku
negatif, semisal makan sambil jalan, ngobrol, baca koran, nonton teve dan
sebagainya. Kalau ini yang terjadi, jangan salahkan anak bila ia mengikuti
perilaku makan orang tuanya karena dia menganggap memang seperti itulah
aktivitas makan yang benar.
Nah, agar hal yang satu ini tidak terjadi, mau tidak mau orang tua harus
memberikan contoh baik kepada anak. Caranya, duduk santun di kursi makan,
menyendok makanan secara perlahan dan tertib, mengunyahnya tanpa
tergesa-gesa ataupun mengeluarkan bunyi dan sebagainya. Kalau orang tua
memberi contoh baik, tentu akan terpatri dalam diri anak bahwa proses makan
yang benar ya memang seperti itu. Kelak anak pun akan menerapkan cara-cara
yang baik dan benar dalam keluarganya.
- Mengemut makanan
Kebiasaan mengemut umumnya dimulai saat anak mengenal makanan padat, yaitu
sekitar usia 8 bulan hingga usia 2-3 tahun. Penyebabnya, anak belum berhasil
menjalani proses pembelajaran mengenai bagaimana caranya mengunyah. Padahal
berbeda dari makanan cair yang bisa langsung dimakan, makanan padat perlu
dikunyah dulu sebelum ditelan. Di sini dituntut koordinasi gerakan lidah dan
rahang agar bisa masuk ke kerongkongan.
Tentu saja kebiasaan mengemut ini harus diatasi segera karena bisa
berpengaruh buruk pada perkembangan fisik dan psikologis anak. Dari segi
fisik, anak akan mengalami kekurangan gizi karena porsi makanan yang
dikonsumsi pasti jauh berkurang. Kalau seharusnya ia bisa menghabiskan satu
piring nasi lengkap dengan lauk pauk dan sayur mayur dalam waktu tertentu,
maka dengan mengemut anak hanya mampu menghabiskan sebagian kecil makanan
dalam waktu sama. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi gizi anak akan
memburuk dan giginya mengalami kerusakan.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab anak ngemut:
* Tidak diajarkan bagaimana cara mengunyah yang benar. Untuk mengatasinya,
mau tidak mau orang tua harus menyontohkan bagaimana cara mengunyah yang
benar secara bertahap, termasuk bagaimana membuka mulut, menggerakkan rahang
dan sebagainya.
* Di masa bayi, pemberian makanan termasuk mengisap dot dapat memberikan
kepuasan tersendiri karena saat itu anak masih berada dalam fase oral. Bila
sampai usia batita anak masih sangat menikmati fase oral yang seharusnya
sudah beralih pada kepuasan menggigit dan mengunyah, maka dia akan terus
melanjutkan kebiasaan mengemutnya. Untuk mengatasinya, mintalah anak
meninggalkan kebiasaan tersebut. Sampaikan pula dampak negatif dari mengemut
ini, tentu saja dengan bahasa sederhana agar bisa dipahaminya.
* Tak jarang anak asyik bermain hingga lupa masih ada makanan dalam
mulutnya. Bila kebiasaan kurang baik ini tidak mendapat perhatian dari orang
tua, anak akan merasa dibenarkan hingga akhirnya kebiasaan tersebut terus
berlanjut. Untuk mengatasinya, mintalah anak mengunyah makanannya lebih
dulu. Dengan kata lain berhenti bermain sampai aktivitas makannya selesai.
* Ketakutan dimarahi akan membuat anak terbiasa mengemut makanannya.
Terlebih bila orang tua memaksa sementara anak sebetulnya tidak suka makanan
yang diberikan. Mengemut makanan dijadikannya sebagai bentuk protes.
Mengatasinya, tentu saja dengan menjadikan acara makan sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Kesampingkan pemaksaan dalam bentuk apa pun dan beralihlah
menggunakan pendekatan yang lebih efektif, semisal membujuk atau merayu
dengan berbagai pujian.
* Gigi-geligi anak bermasalah. Mungkin saja giginya sedang tumbuh sehingga
anak merasa tidak nyaman dengan gusinya yang terasa "gatal". Rasa tak nyaman
mendorongnya untuk mengemut makanan. Untuk mengatasinya ada baiknya orang
tua secara berkala cermat mengikuti pertumbuhan gigi anaknya, apakah ada
gangguan atau tidak.
- Tak mau buka mulut
Aksi tutup mulut juga merupakan perilaku sulit makan yang besar kemungkinan
dipicu hal-hal berikut:
* Mungkin ada sariawan atau infeksi pada gigi-geliginya. Kalau ini yang
terjadi, jangankan mengunyah, membuka mulut pun merupakan siksaan
tersendiri. Untuk mengatasinya, bawalah ke dokter gigi anak guna memastikan
apakah gigi-geliginya ada yang mengalami gangguan atau tidak. Ada baiknya
periksakan mulut dan gigi anak secara berkala tiap 3 bulan sekali.
* Boleh jadi anak merasa masih kenyang atau sebaliknya sudah kenyang duluan.
Entah karena porsi makanan yang diberikan sudah melampaui batas kemampuannya
atau karena ia sudah makan banyak camilan sebelum jam makannya tiba. Untuk
mengatasinya, tetapkan pola makan anak dan berusahalah untuk mematuhi jadwal
tersebut.
* Suasana yang serba terburu-buru juga sering membuat anak emoh buka mulut.
Umpamanya, karena orang tua harus segera berangkat kerja, maka anak diminta
untuk cepat-cepat menghabiskan makanannya. Jangankan anak-anak, orang dewasa
pun kalau diburu-buru seperti itu biasanya malah kehilangan nafsu makan.
Untuk mengatasinya ya ciptakan suasana santai dan menyenangkan tanpa
keterburu-buruan seperti itu.
* Kemungkinan lain, anak tidak menyukai makanan yang disodorkan padanya
meskipun makanan tersebut sangat bergizi. Untuk mengatasinya,
pandai-pandailah mengatur menu makan anak agar senantiasa bervariasi. Ingat,
anak relatif cepat bosan dan mudah berubah keinginannya. Contohnya, hari ini
ia suka sekali tempe bacem, tapi besok ia hanya mau makan dengan telur
dadar, dan lusa mau makan ayam goreng tepung dan seterusnya. Selain itu,
cara pengolahan dan penyajiannya pun harus mampu memikat hati anak. Misalnya
tak harus selalu dibuat sup, tapi bisa juga ditumis, atau dipanggang. Bahkan
orang tua sebaiknya menanyakan lebih dulu pada anak apa menu yang
diinginkannya hari ini. Ini akan membuat anak merasa dilibatkan yang pada
gilirannya akan membuatnya bersemangat menyantap makanan tersebut.
3-6 TAHUN
MAKAN PILIH-PILIH SAMBIL NONTON TEVE
Perilaku makan yang salah pada si prasekolah ternyata bisa berasal dari
kebiasaan orang tua atau pengasuhnya.
Perilaku makan yang tidak baik, seperti pilih-pilih makanan, makan sambil
nonton atau main, dan baru mau makan kalau diajak jalan-jalan, tentu dapat
terbawa hingga dewasa. Bahkan, sebuah penelitian yang pernah dilakukan di
Amerika menunjukkan, anak yang pilih-pilih makanan bakal menemui kesulitan
dalam bersosialisasi. Kenapa begitu? Sebab umumnya ia pun akan berperilaku
pilih-pilih teman dan cenderung susah menyesuaikan diri. Repot, kan?
Nah, agar tak muncul hal-hal yang tak diharapkan, perilaku makan yang buruk
tersebut memang harus diubah. Mengubahnya susah-susah gampang karena
terlebih dulu perilaku makan orang tua atau pengasuhlah yang harus diubah.
Jangan lupa, anak-anak usia ini masih merupakan sosok peniru ulung
orang-orang terdekatnya.
Utami Sri Rahayu. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan Ahli:
Rosdiana S. Tarigan, M.Psi, MHPEd
dari Klinik Mutiara Gading, Jakarta
PILIH-PILIH MAKANAN
Kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater) yang muncul di usia prasekolah
rata-
rata merupakan tiruan dari perilaku orang tuanya. Coba perhatikan, biasanya
orang tua atau orang-orang dewasa terdekatnya tergolong individu yang juga
cenderung pilih-pilih makanan. Penyebab lainnya, besar kemungkinan si
prasekolah punya keengganan mencoba hal-hal baru, termasuk makanan. Berikut
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
* Mau tidak mau orang tua harus bersedia mengubah kebiasaan makannya
terlebih dulu. Cobalah berusaha keras untuk tidak pilih-pilih makanan kalau
tak ingin anak meniru hal yang sama.
* Berikan contoh yang baik saat makan bersama. Sejak usia 3 tahunan,
biasakan mengajak anak makan bersama keluarga di meja makan. Manfaat
lainnya, anak dapat mengetahui sekaligus belajar mengenai tata tertib di
meja makan.
* Dampingi anak saat makan dan ikutlah mengonsumsi makanan yang sama.
* Mintalah ia mencoba makanan keluarga yang tersaji di meja. Katakan bahwa
ia boleh mencoba dalam jumlah sedikit terlebih dulu. Yakinkan dirinya bahwa
bila tidak suka, Anda tak akan pernah memaksanya untuk menyukai makanan
tersebut.
* Hindari melimpahi piring anak dengan sekian banyak ragam makanan dalam
jumlah banyak sekaligus. Bisa-bisa anak malah jadi takut dan sama sekali
tidak bisa menikmatinya.
* Jelaskan bahwa semua makanan yang Anda tawarkan memberi manfaat bagi
kesehatan dan pertumbuhannya.
* Jangan pernah memaksa si prasekolah untuk mencoba makanan yang sama sekali
belum dikenalnya. Pemaksaan hanya akan membuatnya jera dan takut untuk
mencobanya. Jangan salahkan bila ia malah memuntahkan makanan tersebut.
Dampak yang lebih buruk, anak akan mengalami trauma dan kelak akan selalu
menghindari makanan tersebut.
* Beri kesempatan pada si prasekolah untuk menentukan atau memilih sendiri
makanan yang diinginkan. Bila ingin mengenalkan jenis makanan yang baru, ada
baiknya barengi dengan makanan yang sudah dikenalnya. Contohnya bila ingin
mengenalkan udang, jangan tiba-tiba menyajikannya dalam jumlah besar. Kalau
sebelumnya si prasekolah sudah akrab dengan brokoli, siasati dengan mengolah
udang plus brokoli. Dengan demikian, anak tetap merasa aman saat mengonsumsi
makanan yang baru tersebut.
MASIH DISUAPI
Jika anak usia prasekolah masih makan disuapi, besar kemungkinan selama ini
orang tua dan pengasuhnya tak cukup sabar mendampinginya belajar makan
sendiri. Padahal maklumi bila anak yang mulai belajar makan sendiri
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan makanan tersebut.
Maklumi pula bila acara makan sendiri menambah kerepotan bagi orang tua
karena harus membersihkan sisa makanan yang berserakan di mana-mana.
Nah, gara-gara tak mau repot seperti itulah banyak orang tua dan pengasuh
akhirnya memilih menyuapi terus anaknya. Sama sekali tak disadari bahwa
kebiasaan ini bisa menghambat perkembangan anak. Ia jadi malas makan sendiri
dan lebih suka disuapi. Dengan kata lain, ia jadi tak mandiri dalam urusan
makan.
Untuk mengatasinya, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh, yakni:
* Lagi-lagi orang tua harus bersedia mengubah kebiasaan buruknya.
* Belajarlah bersabar dan mintalah anak untuk makan sendiri.
* Dampingi anak sambil makan bersama. Hindari menyuruh-nyuruh anak untuk
cepat-cepat menghabiskan makannya. Keterburu-buruan bisa membuat anak muntah
sementara suasana makan pasti jadi tidak menyenangkan.
* Jangan menyamaratakan porsi anak dengan porsi orang dewasa. Sebaiknya
sediakan makanan dalam porsi kecil lebih dulu. Bukan tidak mungkin lo, anak
sudah frustrasi duluan begitu melihat porsi yang "mengerikan" . Apalagi jika
ia dipaksa menghabiskan semuanya dalam waktu relatif singkat.
* Bila si prasekolah berhasil menghabiskan porsi makanannya, lontarkan
pujian. Ini akan memotivasi si prasekolah untuk menunjukkan pada dunia bahwa
ia bisa makan sendiri.
* Buatlah agar tampilan makanannya menggugah selera, bisa dari resepnya
ataupun cara penyajiannya.
* Jangan alpa untuk mulai mengajari anak makan sendiri.
SAMBIL JALAN-JALAN ATAU NONTON
Perilaku sulit makan si prasekolah, oleh sebagian orang tua diakali dengan
mengajaknya makan sambil jalan-jalan atau nonton acara televisi kesukaan
anak. Diharapkan perhatian si prasekolah bisa teralihkan sehingga masalah
sulit makannya dapat teratasi.
Padahal makan sambil jalan-jalan sebaiknya dihindari karena anak usia
prasekolah justru sedang senang-senangnya beraktivitas, seperti berlari ke
sana kemari, melompat dan meloncat, serta aktivitas "berat" lainnya. Bila si
prasekolah dibiasakan makan sambil melakukan berbagai aktivitas tadi,
mungkin saja apa yang sudah ditelannya keluar lagi. Hal ini tentu menambah
pengalaman tidak enak mengenai makan. Selain itu, makanan yang dibawa
berjalan-jalan berisiko tercemari debu sehingga amat berpotensi menularkan
penyakit.
Sama halnya dengan makan sambil nonton teve. Wajar memang bila orang tua
berharap perhatian si prasekolah dapat teralihkan dari makanan ke tayangan
televisi, sehingga anak mau duduk diam dan tidak bosan menjalani kewajiban
makannya. Padahal bukan mustahil saking asyiknya ia menikmati tayangan teve,
makanan yang sudah ada di mulutnya malah diemut terus. Akibatnya, waktu
makan berlangsung lebih lama, sehingga makanan yang ada di piringnya
mengembang dan rasanya berubah jadi hambar.
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua, di
antaranya:
* Ingat, makan adalah proses pembelajaran. Untuk itu, biasakan anak untuk
duduk tertib di kursi makan mengelilingi meja makan. Dengan membiasakannya
demikian sejak kecil, dalam diri anak akan terbentuk pola bahwa makan dan
minum itu haruslah dilakukan sambil duduk di kursi makan.
* Ajaklah anak untuk makan bersama keluarga di meja makan. Kalaupun ayah dan
ibu sama-sama sibuk, tetap agendakan 1 di antara 3 kali waktu makan agar
bisa makan bersama. Manfaatnya anak dapat sekaligus belajar tata tertib di
meja makan. Kalaupun jam makannya tidak cocok, tetaplah jadwalkan waktu
tersebut untuk makan kue atau makanan ringan lainnya. Yang penting, tetap
dapat makan bersama.
* Jika anak sudah telanjur terbiasa makan sambil jalan-jalan atau nonton
teve, tugas orang tua tentu semakin berat untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Tanamkan kebiasaan makan yang baik secara perlahan dan bertahap.
* Untuk mereka yang terbiasa makan sambil jalan, alihkan perhatian anak
dengan mengajaknya makan di kursi makan khusus. Usahakan bentuk atau warna
kursi itu menarik minat anak untuk duduk di atasnya. Kemudian secara
berangsur-angsur dekatkan kursinya ke meja makan agar anak terkondisi makan
di situ.
6-12 TAHUN
LO, MAKANANNYA, KOK, TAK BERGIZI?
Adanya pergeseran lingkungan kehidupan, dari lingkungan rumah ke lingkungan
sekolah atau luar rumah, memunculkan problema tersendiri dalam pola makan
anak usia 6-12 tahun. Apa saja masalahnya dan bagaimana mengatasinya? Yuk,
kita simak penjelasan dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GM., dari Klinik Bina
Sehat, Jakarta.
USIA 6-8 TAHUN
* Jajan makanan tak bergizi
Saat berada di sekolah, teman dapat membawa pengaruh yang sangat penting.
Contohnya soal jajan. Meskipun di rumah sudah tersedia makanan yang enak dan
bersih, bukan tidak mungkin anak tetap ngotot ingin jajan. Kenapa? Tak lain
karena semua temannya juga jajan. Bisa dipastikan anak akan lebih suka jajan
karena rasa makanan yang dijual tadi umumnya lebih enak dan gurih dibanding
yang tersaji di rumah. Mereka sama sekali tidak peduli kalau rasa yang enak
dan gurih tersebut berasal dari bumbu penyedap maupun kandungan garam dan
lemak yang tinggi. Selain itu, bagi anak-anak, jajan bersama teman
memberikan suasana yang berbeda dibandingkan rumah sehingga terasa lebih
mengasyikkan.
Sebenarnya, boleh saja anak sesekali jajan. Namun ajarkan untuk memilih
jajanan yang bersih dan menyehatkan, semisal hamburger yang dilengkapi
dengan sayuran. Pasalnya, meski sejak usia 6 tahun anak mengalami
pertumbuhan dengan laju pertumbuhan yang tidak terlalu cepat, namun
kebutuhan gizinya tetap harus terpenuhi. Bila kebutuhan gizinya tidak
terpenuhi, maka dampak kurang gizi ini dalam jangka panjang dapat
menimbulkan gangguan kognitif dan kemampuan akademiknya. Sayang kan? Selain
bisa menyebabkan penurunan aktivitas fisik serta membuatnya berisiko
mengalami penyakit infeksi. Perlu diketahui, kecukupan gizi pada usia ini
selain diperlukan untuk pertumbuhan juga dibutuhkan untuk metabolisme basal
dan aktivitas fisik.
* Masih disuapi
Hal ini terjadi karena di TK anak masih dibolehkan makan sambil disuapi.
Padahal jika tidak pernah dimulai untuk membiasakannya makan sendiri,
bisa-bisa sampai akhir usia sekolah pun dia belum terampil makan sendiri.
Ingat, orang tua yang terbiasa menyuapi makan sebetulnya tengah "membonsai"
kemandirian anaknya. Akibatnya, si anak hanya mau makan bila disuapi oleh
orang tua atau pengasuhnya. Lalu bagaimana bila kebetulan orang tua pergi
atau pengasuhnya sedang repot? Besar kemungkinan jam makannya terlewati.
Sebagai solusinya, jika anak tak mau makan hanya gara-gara ingin terus
disuapi, tegaskan padanya bahwa anak seusianya sudah seharusnya bisa makan
sendiri. Jika anak tetap tak beranjak untuk mengambil piring dan mengisinya
dengan nasi dan lauk-pauk, tak usah memaksa. Sediakan saja makanan di tempat
yang terjangkau dan mintalah ia makan dengan mengambilnya sendiri bila
lapar.
Di sisi lain, orang tua jangan terlalu khawatir anaknya bakal kelaparan
akibat aktivitas fisiknya yang begitu tinggi. Anak usia ini umumnya akan
mudah merasa lapar dan pasti ingin makan. Yang mereka inginkan sebetulnya
adalah ditunggui atau disuapi saat makan. Bila ini yang terjadi, berilah
pengertian dengan bahasa yang mudah dicerna anak.
* Tak suka sayur
Penyebabnya karena orang tua relatif jarang menghidangkan sayuran dalam menu
makanan sehari-hari di rumah. Solusinya, berikan pengertian dalam bahasa
sederhana mengenai pentingnya mengonsumsi sayur bagi kesehatan dan
kecerdasan. Orang tua juga harus pintar-pintar menyiasatinya dengan
menyajikan sayur bersama makanan lain yang disukainya, berpenampilan
menarik, mudah dinikmati, tidak keras dan liat, tidak pedas, dan memiliki
citarasa yang sesuai selera anak. Bila anak tetap menolak sayuran, pilihkan
bahan makanan yang banyak mengandung serat yang bisa diperoleh dari
buah-buahan dan agar-agar.
USIA 9-12 TAHUN
* Ingin langsing seperti bintang film
Beberapa anak usia 9-12 tahun, terutama praremaja putri, menyadari kegemukan
merupakan momok. Agar tak jadi sasaran empuk untuk diolok-olok, mereka
berusaha keras menjaga kelangsingan tubuhnya. Tak bisa disangkal bila
fenomena di atas muncul akibat kuatnya pengaruh layar kaca yang
mempertontonkan tokoh-tokoh cilik yang menjadi "hero", semisal bidadari nan
cantik dan bertubuh langsing. Nah, itu semua terekam dalam benak anak hingga
mereka terobsebsi ingin langsing seperti tokoh idolanya tadi.
Akibatnya, tak sedikit yang menjalani diet ketat bahkan menolak makan hanya
supaya langsing! Celakanya, anak seusia ini umumnya belum mengerti
sepenuhnya dampak buruk dari program diet berlebihan, apalagi tanpa
pengawasan dokter. Padahal arti diet sesungguhnya adalah mengombinasikan
makanan dan minuman dalam hidangan yang dikonsumsi sehari-hari.
Ada berbagai jenis diet. Contohnya, diet seimbang yakni karbohidrat,
protein, dan lemak terkandung di dalamnya dengan komposisi seimbang. Diet
rendah lemak, mengandung lemak dalam jumlah lebih rendah dari kebutuhan
ideal. Diet rendah kalori (biasanya diberikan untuk mereka yang sedang
menurunkan berat badan) yaitu mengandung jumlah kalori yang lebih rendah
dari kebutuhan tubuh sehari-hari.
Pada dasarnya, setiap orang di segala umur harus melakukan pengaturan makan
sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, termasuk pada usia SD. Karena itu
penanganan sikap enggan makan akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara
memberi pengertian kepada si anak. Tekankah bahwa mereka sedang dalam masa
pertumbuhan. Kalau memaksa diri tidak mau makan hanya karena ingin langsing,
mereka sendiri yang akan rugi. Tubuhnya akan lemas dan cepat lelah yang
bukan tidak mungkin akan berakhir di rumah sakit. Ia juga jadi malas
beraktivitas, bahkan kemampuan berkonsentrasinya terganggu. Di sekolah,
akhirnya ia tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik dan prestasinya
menurun. Jadi, tetap lakukan pengawasan terhadap perkembangan anak dan
susunlah menu bergizi seimbang.
Santi Hartono. Foto: Iman/nakita
ADA JUGA YANG JADI DOYAN MAKAN
Di usia praremaja, aktivitas fisik anak semakin meningkat. Disamping urusan
sekolah, mereka juga disibukkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan
mulai sering ngegang dengan teman-temannya. Semua kegiatan tadi yang
melibatkan aktivitas fisik sebetulnya justru membuat anak jadi doyan makan.
Pada rentang usia ini, pertumbuhan yang dialami anak berlangsung mantap
meski tidak sepesat masa bayi atau masa pubertas. Dengan demikian konsumsi
makan yang berlebihan akan menyebabkan timbulnya kegemukan. Padahal
kegemukan yang tejadi di usia anak bakal sulit dikoreksi setelah yang
bersangkutan dewasa. Lantaran itu, pengaturan pola makan yang baik sudah
harus diterapkan sejak dini. Sementara kegemukan yang tak tertangani dan
dibiarkan berlanjut kelak dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti
diabetes dan jantung. Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu citra diri.
CARA MAKAN JUGA MERUPAKAN KEUNIKAN
Tak ada gunanya memaksa anak makan dengan sempurna, karena yang ia butuhkan
adalah bimbingan dari orang tua.
Selain mengupayakan berbagai cara yang sudah disebutkan di depan, orang tua
pun harus bersedia bereksplorasi menemukan makanan yang paling cocok untuk
anak. Selain itu, pada bayi, bukan tidak mungkin apa yang kita anggap
sebagai bentuk penolakan makan sebenarnya adalah eksplorasi anak. Dengan
menyembur-nyemburka n makanannya, boleh jadi ia merasakan sensasi tersendiri
kemudian menjadikannya sebagai permainan yang menyenangkan.
Orang tua pun wajib memahami berbagai tipe makan anak yang berbeda-beda. Ada
yang lebih suka makan dalam porsi sedikit-sedikit, ada juga yang amat
berselera melihat porsi besar. Sebagian anak makan dalam tempo yang amat
lambat, sedangkan sebagian lagi cepat. Dengan kata lain, tidak tertutup
kemungkinan penolakan si kecil semata-mata karena orang tua atau pengasuh
tidak tahu tipe makan si anak. Inilah salah satu bentuk keunikan anak.
Selanjutnya, harus dipahami bahwa belajar makan sendiri harus dilatih
terus-menerus. Anda bisa mulai melatih anak saat berusia 1,5 tahun.
Kemampuan duduknya yang sudah lebih baik, ditunjang kemampuan motorik yang
lebih optimal, memungkinkan anak bisa memegang sendoknya sendiri, bahkan
menyuapkan sendok berisi makanan ke mulutnya. Pastinya, makanan masih
berceceran di mana-mana. Oleh karena itu, anak usia batita perlu bimbingan
terus-menerus. Bagaimana memegang sendok, mengambil makanan, mengunyah, dan
kemudian menelannya. Jika orang tua sabar untuk terus melatih si kecil, maka
ia akan terbiasa makan sendiri.
Namun, biasanya ada kekhawatiran yang menyertai setiap kali anak berlatih
makan sendiri, takut asupan gizinya kurang karena lazimnya makanan jadi
terbuang-buang. Nah, berdasarkan penelitian yang dikutip Papalia (1994),
seharusnya kekhawatiran ini tak perlu ada lagi. Ia mengacu pada hasil
penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat tahun 1991 yang
mengatakan, tubuh anak memiliki "rambu-rambu" tersendiri untuk memenuhi
kebutuhan makannya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 15 anak usia 2¬5
tahun dengan berat badan rata-rata dan memiliki perilaku makan yang beragam.
Ada yang sulit, mudah, dan biasa-biasa saja. Penelitian tersebut dilakukan
selama 6 hari. Hasilnya? Ternyata jumlah kalori pada ke-15 anak itu sama.
Sekali lagi, tubuh anak sebenarnya telah memiliki rambu-rambu sehingga mampu
mengimbangi kebutuhan gizi. Uniknya, kemampuan seperti ini tidak dimiliki
orang dewasa.
Jadi, tak perlu khawatir berlebihan kalau si kecil sulit makan, apalagi
sampai memaksanya makan. Percayalah, anak yang normal akan makan sesuai
kebutuhan tubuhnya. Bila kondisinya tetap sehat, kulitnya tidak kusam,
matanya tetap bercahaya dan masih aktif bergerak, itu pertanda kebutuhan zat
gizinya masih tercukupi.
Zali, Irfan, Uut. Foto: Dok. nakita
6 HAL YANG PATUT DIPERHATIKAN
1. Kurus belum berarti kurang gizi, gemuk belum tentu sehat.
2. Jangan memaksa si prasekolah makan berlebih hanya karena terlihat kurus
dan Anda takut ia kekurangan gizi.
3. Sesekali ajak anak menyiapkan makanannya. Ketertarikan pada proses ini
mampu membangkitkan selera makannya.
5. Jangan ragu untuk mengenalkan aneka rasa sebagai variasi. Namun hindari
penggunaan penyedap dan bumbu-bumbu yang kelewat merangsang atau pedas.
6. Sesekali biarkan anak makan bersama teman-temannya. Suasana kebersamaan
seperti ini mampu menggugah selera makannya.
TAHAP PERKAMBANGAN PERILAKU MAKAN
* Usia 1,5 tahun
Umumnya anak mulai memiliki keinginan untuk makan sendiri menggunakan
tangannya. Untuk mengoptimalkannya, berikan makanan yang dapat digenggam
sendiri (finger food) dan biarkan ia makan sendiri.
* Usia 3 tahun
Anak sudah bisa memegang sendok dan garpu sendiri. Biasanya diikuti
keinginan untuk mencoba makan dengan peralatan tersebut.
* Usia 4 tahun
Anak sudah bisa makan sendiri. Untuk melatih kemampuannya, upayakan agar
dalam 1 di antara 3 waktu makan, ia makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
* Usia 5 tahun
Anak sudah terampil makan sendiri dalam 3 kali waktu makan.
sumber: Nakita
Waspadalah Virus Hepatitis A
Waspadalah Virus Hepatitis A
20-08-2008
Press Release
Hepatitis A di Daerah Istimewa Yogyakarta
19 Agustus 2008
Be Aware The Virus is Everywhere
(Waspadalah Virus Hepatitis A Terdapat Dimanapun)
1. Situasi Peningkatan Kasus Hepatitis A
· Pada akhir bulan Juni 2008, Dinas Kesehatan Provinsi mendapatkan laporan pertama tentang adanya peningkatan kasus hepatitis A dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2008 telah tercatat sebanyak 683 kasus hepatitis A confirmed (dengan pemeriksaan laboratorium) yang dirawat oleh rumah sakit/puskesmas . Jumlah tersebut menyebar di semua kabupaten/kota di DIY dengan persentase kasus terbesar bertempat tinggal di wilayah kabupaten Sleman (65.5%) dan Kota (26%). Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2008 tidak didapatkan laporan kematian akibat Hepatitis A.
· Hepatitis A merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A yang berpotensi besar menimbulkan kejadian luar biasa oleh karena cara penularannya yang cukup mudah. Gejala hepatitis antara lain mual dan atau muntah, nafsu makan menurun, perut terasa tidak nyaman, demam, warna kulit dan bagian putih mata menjadi berwarna kuning (ikterik), warna air seni seperti air teh, badan lemas dan mudah lelah.
· Penularan infeksi virus ini dapat terjadi melalui peralatan makan-minum yang terkontaminasi virus, makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis dari tinja seorang penderita hepatitis yang tidak mencuci tangan dengan sabun ketika menyiapkan makanan dan minuman, serta air yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus hepatitis A, dan bisa melalui hubungan sex oral dan anal yang mengandung virus Hepatitis A
· Hepatitis A jarang sekali menimbulkan kematian, kecuali pada mereka yang sebelumnya telah mengalami gangguan hati seperti sirosis atau infeksi hepatitis kronis tipe lain (B/C). Segera kunjungi dokter atau fasilitas kesehatan jika Anda mengalami gejala-gejala mirip Hepatitis.
· Gambaran epidemiologi Hepatitis A berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan di Propinsi DIY adalah 89. % diderita oleh kelompok usia produktif (16 - 45 tahun), dan dijumpai sebagian besar adalah mahasiswa (45%), bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan faktor risiko kebiasaan makan di luar rumah sebesar 50%.
2. Langkah-langkah yang telah dilakukan
a. Koordinasi di Tingkat Propinsi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta (BBTKL PPM) serta tim UGM (Epidemiologi Lapangan (FETP) FK-UGM, Pusat Pangan dan Gizi), Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Yogyakarta, Badan Informasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK) untuk upaya penyelidikan epidemiologi dan upaya-upaya penanggulangan;
b. Upaya memutus rantai penularan dengan promosi dan edukasi oleh Dinkes Kab/Kota melalui Kecamatan,Puskesmas, kader dengan penyuluhan pada Penjaja makanan dan penyebaran leaflet serta sosialisasi melalui media massa (radio dan TV RI Yogyakarta) tentang pencegahan dan penanggulangan Hepatitis A
c. Penguatan pengamatan terus menerus (surveilans) terhadap penyakit hepatitis A berbasis masyarakat, rumah sakit dan laboratorium;
3. Langkah-langkah yang akan dilakukan
a. Edukasi dan Promosi (kampanye) secara luas mengenai higiene-sanitasi baik individu maupun kelompok, baik kelompok yang berisiko tertular maupun menularkan dengan melibatkan berbagai sektor dan media masa;
b. Koordinasi lintas sektoral lebih lanjut di tingkat provinsi dalam rangka evaluasi dan pemantauan kasus Hepatitis A yang masih berkembang.
c. Inspeksi Sanitasi pada pengelola dan penjual makanan baik permanen maupun non permanen untuk memutus rantai penularan terkait oleh kemungkinan penularan melalui makanan terutama pada daerah beresiko (jumlah kasus Hepattitis A banyak)
d. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air yang siap digunakan (minum, cuci peralatan makan, es dan sebagainya) dan kaporisasi sumber-sumber air untuk memutus rantai penularan oleh kemungkinan penularan melalui air yang terkontaminasi berdasarkan indikasi
4. Himbauan
a. Bagi penderita
Lakukanlah kebersihan perorangan dengan baik terutama mencuci tangan menggunakan sabun baik setelah bab, sebelum makan/minum dan memegang peralatan makan/minum untuk meminimalkan penularan ke orang lain.
b. Bagi mereka yang belum pernah sakit
- Lakukanlah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Buanglah air besar pada tempatnya (WC)
- Pilihlah tempat-tempat makan yang terjaga kebersihannya
- Dihimbau untuk imunisasi Hepatitis A
c. Bagi pengolah, penyaji dan pedagang makanan/minuman
"SERVE SAFE & HEALTHY FOOD CAMPAIGN"
- Jagalah selalu higiene makanan/minuman yang akan disajikan dan mencuci peralatan makan/minum menggunakan air bersih dan cairan pembersih dan membilasnya dengan air panas.
- Selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum menjamah makanan
- Istirahatkanlah sementara pekerja Anda yang menderita Hepatitis A dari pekerjaan menjamah makanan minimal selama dua minggu untuk meminimalkan risiko penularan ke orang lain
d. Bagi media masa
Membantu menyiarkan informasi yang tepat mengenai peningkatan kasus Hepatitis A dari sumber resmi, yaitu Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Membantu menyiarkan pendidikan kepada masyarakat untuk perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS)
Bagi seluruh warga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Mari Kita Jaga Bersama Jogjakarta Tercinta Dari Hepatitis A, Ayo Bersama Putuskan Mata Rantai Hepatitis A
5. Informasi lebih lanjut
Hotline :
Dinas Kesehatan Propinsi DIY : 0274 - 563153
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman : 0274 - 868409
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta : 0274 - 515868 / 515869
Web site : dinkes-diy.org atau pemdadiy.go.id
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY
Dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA
NIP. 140135516
http://www.dinkes-diy.org/?x=berita&id_berita=12082008092610
20-08-2008
Press Release
Hepatitis A di Daerah Istimewa Yogyakarta
19 Agustus 2008
Be Aware The Virus is Everywhere
(Waspadalah Virus Hepatitis A Terdapat Dimanapun)
1. Situasi Peningkatan Kasus Hepatitis A
· Pada akhir bulan Juni 2008, Dinas Kesehatan Provinsi mendapatkan laporan pertama tentang adanya peningkatan kasus hepatitis A dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2008 telah tercatat sebanyak 683 kasus hepatitis A confirmed (dengan pemeriksaan laboratorium) yang dirawat oleh rumah sakit/puskesmas . Jumlah tersebut menyebar di semua kabupaten/kota di DIY dengan persentase kasus terbesar bertempat tinggal di wilayah kabupaten Sleman (65.5%) dan Kota (26%). Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2008 tidak didapatkan laporan kematian akibat Hepatitis A.
· Hepatitis A merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A yang berpotensi besar menimbulkan kejadian luar biasa oleh karena cara penularannya yang cukup mudah. Gejala hepatitis antara lain mual dan atau muntah, nafsu makan menurun, perut terasa tidak nyaman, demam, warna kulit dan bagian putih mata menjadi berwarna kuning (ikterik), warna air seni seperti air teh, badan lemas dan mudah lelah.
· Penularan infeksi virus ini dapat terjadi melalui peralatan makan-minum yang terkontaminasi virus, makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis dari tinja seorang penderita hepatitis yang tidak mencuci tangan dengan sabun ketika menyiapkan makanan dan minuman, serta air yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus hepatitis A, dan bisa melalui hubungan sex oral dan anal yang mengandung virus Hepatitis A
· Hepatitis A jarang sekali menimbulkan kematian, kecuali pada mereka yang sebelumnya telah mengalami gangguan hati seperti sirosis atau infeksi hepatitis kronis tipe lain (B/C). Segera kunjungi dokter atau fasilitas kesehatan jika Anda mengalami gejala-gejala mirip Hepatitis.
· Gambaran epidemiologi Hepatitis A berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan di Propinsi DIY adalah 89. % diderita oleh kelompok usia produktif (16 - 45 tahun), dan dijumpai sebagian besar adalah mahasiswa (45%), bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan faktor risiko kebiasaan makan di luar rumah sebesar 50%.
2. Langkah-langkah yang telah dilakukan
a. Koordinasi di Tingkat Propinsi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta (BBTKL PPM) serta tim UGM (Epidemiologi Lapangan (FETP) FK-UGM, Pusat Pangan dan Gizi), Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Yogyakarta, Badan Informasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK) untuk upaya penyelidikan epidemiologi dan upaya-upaya penanggulangan;
b. Upaya memutus rantai penularan dengan promosi dan edukasi oleh Dinkes Kab/Kota melalui Kecamatan,Puskesmas, kader dengan penyuluhan pada Penjaja makanan dan penyebaran leaflet serta sosialisasi melalui media massa (radio dan TV RI Yogyakarta) tentang pencegahan dan penanggulangan Hepatitis A
c. Penguatan pengamatan terus menerus (surveilans) terhadap penyakit hepatitis A berbasis masyarakat, rumah sakit dan laboratorium;
3. Langkah-langkah yang akan dilakukan
a. Edukasi dan Promosi (kampanye) secara luas mengenai higiene-sanitasi baik individu maupun kelompok, baik kelompok yang berisiko tertular maupun menularkan dengan melibatkan berbagai sektor dan media masa;
b. Koordinasi lintas sektoral lebih lanjut di tingkat provinsi dalam rangka evaluasi dan pemantauan kasus Hepatitis A yang masih berkembang.
c. Inspeksi Sanitasi pada pengelola dan penjual makanan baik permanen maupun non permanen untuk memutus rantai penularan terkait oleh kemungkinan penularan melalui makanan terutama pada daerah beresiko (jumlah kasus Hepattitis A banyak)
d. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air yang siap digunakan (minum, cuci peralatan makan, es dan sebagainya) dan kaporisasi sumber-sumber air untuk memutus rantai penularan oleh kemungkinan penularan melalui air yang terkontaminasi berdasarkan indikasi
4. Himbauan
a. Bagi penderita
Lakukanlah kebersihan perorangan dengan baik terutama mencuci tangan menggunakan sabun baik setelah bab, sebelum makan/minum dan memegang peralatan makan/minum untuk meminimalkan penularan ke orang lain.
b. Bagi mereka yang belum pernah sakit
- Lakukanlah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Buanglah air besar pada tempatnya (WC)
- Pilihlah tempat-tempat makan yang terjaga kebersihannya
- Dihimbau untuk imunisasi Hepatitis A
c. Bagi pengolah, penyaji dan pedagang makanan/minuman
"SERVE SAFE & HEALTHY FOOD CAMPAIGN"
- Jagalah selalu higiene makanan/minuman yang akan disajikan dan mencuci peralatan makan/minum menggunakan air bersih dan cairan pembersih dan membilasnya dengan air panas.
- Selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum menjamah makanan
- Istirahatkanlah sementara pekerja Anda yang menderita Hepatitis A dari pekerjaan menjamah makanan minimal selama dua minggu untuk meminimalkan risiko penularan ke orang lain
d. Bagi media masa
Membantu menyiarkan informasi yang tepat mengenai peningkatan kasus Hepatitis A dari sumber resmi, yaitu Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Membantu menyiarkan pendidikan kepada masyarakat untuk perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS)
Bagi seluruh warga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Mari Kita Jaga Bersama Jogjakarta Tercinta Dari Hepatitis A, Ayo Bersama Putuskan Mata Rantai Hepatitis A
5. Informasi lebih lanjut
Hotline :
Dinas Kesehatan Propinsi DIY : 0274 - 563153
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman : 0274 - 868409
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta : 0274 - 515868 / 515869
Web site : dinkes-diy.org atau pemdadiy.go.id
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY
Dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA
NIP. 140135516
http://www.dinkes-diy.org/?x=berita&id_berita=12082008092610
Pengalaman Menyusui VII
Ini Kisah Menyusui via SMS..makasih yang udah sharing.....
1.Umi Faizah, S-2 UNY, PNS, Bantul
3 anak saya alhamdulillah langsung dapat asi setelah lahir. Yang pertama perempuan., mendapat asi sampai 2 tahun. Yang ke2 dan ke 3 asi sampai 13 bulan. Sebenarnya saya nyesel karena kedua naak saya tersebut berhenti dengan sendirinya. Maaf manurut analisa saya: mungkin karena waktu itu saya puasa jadi mungkin produksi asi menurun. Sehingga anak saya yang laki-2 merasa kurang., lalu enggan. Sekarang saya mengdung anak ke 4, semoga bisa memberi asi eksklusif hingga 6 bulan dan menyusui sempurna hingga 2 tahun. Amin.
…semoga bu…
2.Bunda Cicik, Klaten ibunda zahwa aulia, Anak gempa, lahir 27 Mei 2006
Ass,
Aku memberikan Asi eksklusif lalu tetap asi sampai 2 tahun 2 bulan
Ada pengalaman berkesan, waktu itu zahwa. Berumur 1 tahun ada wabah diare, teman sumurannya kena karena tetanggaku jarang yang memberi asi , mereka lebih suka anaknya minum susu formula. Katanya biar anaknay cepat gemuk. Pas wabah diare itu semua teman zahwa kena, dan masuk puskesmas. KECUALI ZAHWA…
Satu lagi, perkembangan otak mereka terlihat lebih lambat disbanding zahwa. Zahwa sudahbisa menyanyiak 3 lagu dengan fasih, mereka belum. Memang zahwa lebih kurus, tapi dia sehat diabdning teman-temanya yang terlihat lebih gemuk tapi suka sakit-sakitan.
Itulah manfaat pembrian asi memang sangat besar pengaruhnya.
3. Titik Nurhasanah, 2 putra, 2 putri, wiraswasta
Ke empat anakku aku kasih asi rata2 lebih dari 2 tahun. Maunya asi eksklusif tapi aku nggak bias karena mereka maunyaminum terus. TErpaksa deh tambah susu formula ( …. Sayang ya bu…, red)
Yang ke4 ini sedang kuusahakan sekuat tenaga untuk asi eksklusif. Insyaallah.
Selamat bu
4. Wahyu Tusy Wrdani S.Si, Apt . Yogyakarta : MENYUSUI dan PUASA
Pengalaman menyusui
Waktu itu bulan ramadhan tahun 2000. Anak saya baru berusia 3 bulan. Saya punya program asi eksklusif untuk anak saya. Tapi saya juga ingin puasa. Maka saya atur pola makan saya supaya tercapai kedua target saya di atas. Jadwal makan saya ubah, jadi malam hari saya makan 3kali, buka puasa, jelang tidur dan sahur. Tanpa mengurangi kualitas gizi makanan saya.
Hasilnya.. Subhanallah….
Meskipun puasa, ASI saya MELIMPAH…..!
Siang jam 12, kalau sedang diminum lalu dilepas, ASInya sampai ‘muncrat’. Saya merasa saat puasa itulah ASI saya TERBANYAK, sepanjang sejarah saya menyusui.
Alhamdulillah kedua target saya tercapai semuanya.
5. Yeni, wiraswasta, 2 anak. Yogya :
TAKUT MENYUSUI, TAPI JADI KETAGIHAN
Pengalaman menyusui
Sewaktu melahirkan anak pertama. Saya berumur 28 tahun. Sebenarnya umur yangs angat baik untuk memiliki anak. Tatapi bagi saya ada ketakutan sendiri sewaktu harus menyusui. Bukan karena takut bentuk payudara jadi melorot, tapi lebih akarena takut kesakitan seperti kata teman2. karena lidah bayi katanya sangat tajam ( aduh, berita burung dari mans ya bu…)
Tapi,….
Tenyata setelah mencoba menyusui jadi KETAGIHAN Karen asangat asyik, isa mmadeng saling kontak mata secar adekat dengan anak kita dengan mesra. Dan yang pasti TIDAK SAKIT seperti kata teman.
Setelah anak kedua saya tidak perlu lagi menanyakan pendapat orang lain bagaimana menyusui karena saya yakin menyusui sangat bermanfaatbagi ibu dan bayi..
6. Sativa, MT , dosen, 3 putri, 1 putra, Yogyakarta : Tips MEMERAH
Saya punya tips buat ibu2 yang mau merah asi, supaya asi keluar banter. Coba baca bismillah, niat ibadah. ( Betul bu….., Menyusui kan ibadah-- red.) sambil bayangkan wajah imut bayi kita, dan berkata : ( kalau malu ya boleh dibatin) : untuk si baby: Ibu saying padamu nak..!, I Love You, Ana uhhhibuki/ uhibbuka dan semacamnya. Tunggu beberapa saat. Ainsayaallah asi akan menderas….!
1.Umi Faizah, S-2 UNY, PNS, Bantul
3 anak saya alhamdulillah langsung dapat asi setelah lahir. Yang pertama perempuan., mendapat asi sampai 2 tahun. Yang ke2 dan ke 3 asi sampai 13 bulan. Sebenarnya saya nyesel karena kedua naak saya tersebut berhenti dengan sendirinya. Maaf manurut analisa saya: mungkin karena waktu itu saya puasa jadi mungkin produksi asi menurun. Sehingga anak saya yang laki-2 merasa kurang., lalu enggan. Sekarang saya mengdung anak ke 4, semoga bisa memberi asi eksklusif hingga 6 bulan dan menyusui sempurna hingga 2 tahun. Amin.
…semoga bu…
2.Bunda Cicik, Klaten ibunda zahwa aulia, Anak gempa, lahir 27 Mei 2006
Ass,
Aku memberikan Asi eksklusif lalu tetap asi sampai 2 tahun 2 bulan
Ada pengalaman berkesan, waktu itu zahwa. Berumur 1 tahun ada wabah diare, teman sumurannya kena karena tetanggaku jarang yang memberi asi , mereka lebih suka anaknya minum susu formula. Katanya biar anaknay cepat gemuk. Pas wabah diare itu semua teman zahwa kena, dan masuk puskesmas. KECUALI ZAHWA…
Satu lagi, perkembangan otak mereka terlihat lebih lambat disbanding zahwa. Zahwa sudahbisa menyanyiak 3 lagu dengan fasih, mereka belum. Memang zahwa lebih kurus, tapi dia sehat diabdning teman-temanya yang terlihat lebih gemuk tapi suka sakit-sakitan.
Itulah manfaat pembrian asi memang sangat besar pengaruhnya.
3. Titik Nurhasanah, 2 putra, 2 putri, wiraswasta
Ke empat anakku aku kasih asi rata2 lebih dari 2 tahun. Maunya asi eksklusif tapi aku nggak bias karena mereka maunyaminum terus. TErpaksa deh tambah susu formula ( …. Sayang ya bu…, red)
Yang ke4 ini sedang kuusahakan sekuat tenaga untuk asi eksklusif. Insyaallah.
Selamat bu
4. Wahyu Tusy Wrdani S.Si, Apt . Yogyakarta : MENYUSUI dan PUASA
Pengalaman menyusui
Waktu itu bulan ramadhan tahun 2000. Anak saya baru berusia 3 bulan. Saya punya program asi eksklusif untuk anak saya. Tapi saya juga ingin puasa. Maka saya atur pola makan saya supaya tercapai kedua target saya di atas. Jadwal makan saya ubah, jadi malam hari saya makan 3kali, buka puasa, jelang tidur dan sahur. Tanpa mengurangi kualitas gizi makanan saya.
Hasilnya.. Subhanallah….
Meskipun puasa, ASI saya MELIMPAH…..!
Siang jam 12, kalau sedang diminum lalu dilepas, ASInya sampai ‘muncrat’. Saya merasa saat puasa itulah ASI saya TERBANYAK, sepanjang sejarah saya menyusui.
Alhamdulillah kedua target saya tercapai semuanya.
5. Yeni, wiraswasta, 2 anak. Yogya :
TAKUT MENYUSUI, TAPI JADI KETAGIHAN
Pengalaman menyusui
Sewaktu melahirkan anak pertama. Saya berumur 28 tahun. Sebenarnya umur yangs angat baik untuk memiliki anak. Tatapi bagi saya ada ketakutan sendiri sewaktu harus menyusui. Bukan karena takut bentuk payudara jadi melorot, tapi lebih akarena takut kesakitan seperti kata teman2. karena lidah bayi katanya sangat tajam ( aduh, berita burung dari mans ya bu…)
Tapi,….
Tenyata setelah mencoba menyusui jadi KETAGIHAN Karen asangat asyik, isa mmadeng saling kontak mata secar adekat dengan anak kita dengan mesra. Dan yang pasti TIDAK SAKIT seperti kata teman.
Setelah anak kedua saya tidak perlu lagi menanyakan pendapat orang lain bagaimana menyusui karena saya yakin menyusui sangat bermanfaatbagi ibu dan bayi..
6. Sativa, MT , dosen, 3 putri, 1 putra, Yogyakarta : Tips MEMERAH
Saya punya tips buat ibu2 yang mau merah asi, supaya asi keluar banter. Coba baca bismillah, niat ibadah. ( Betul bu….., Menyusui kan ibadah-- red.) sambil bayangkan wajah imut bayi kita, dan berkata : ( kalau malu ya boleh dibatin) : untuk si baby: Ibu saying padamu nak..!, I Love You, Ana uhhhibuki/ uhibbuka dan semacamnya. Tunggu beberapa saat. Ainsayaallah asi akan menderas….!
pengalaman Menyusui VI
dearest bunda...
saya seorang ibu rumah tangga yg telah memberikan asi eklusif utk 2 putri kesayangan saya,data saya sbb:
nama : siti ariati widiasari
usia : 33 thn
nama putri : 1.siti tahira fauziah zuchadi (tita-4thn)
2.siti sadina fajria zuchadi (dena-1,5thn)
alamat : perum djogja terrace c-4,plosokuning II,Rt 03/08,Minomartani-Ngagli,Sleman,Yogyakarta
berikut saya ingin berbagi pengalaman setelah memberikan asi eklusif kepada ke-2 putri tercinta saya:
-saat awal kelahiran putri pertama saya,sedikit rasa kekhawatiran saya tidak dapat memberikan asi yg baik kepada putri saya krn sampai hari ke-6 air susu saya belum keluar dengan baik-tidak lancar.Namun setelah saya diskusi dengan suami tercinta ttg masalah ini,dan kami memutuskan utk pasrah kepada garis Tuhan jika memang saya tidak dapat memberikan asi eklusif kepada putri saya,itu adalah merupakan kehendakNya.Namun syukur alhamdulillah disaat kami pasrah dengan keadaan ini,Tuhan memberikan sesuatu anugerah yang paling berharga utk sebagai seorang ibu,dimana malam setelah kami diskusi itu,paginya air susu saya keluar dengan sangat banyak yang membuat saya dan suami sangat berbahagia atas anugerahNya ini.Disini saya mau sharing sedikit bahwa ternyata faktor psikologis sangat-sangat mempengaruhi sekali atas keadaan kita dalam mendapatkan hasil asi yang kita inginkan.Dan alhamdulillah sampai umur 6 bulan putri ke-1 dapat saya berikan asi eklusif tanpa tambahan susu formula dan dibulan ke-7 sampai usia 2 tahun saya dapat memberikan asi dengan ditambah susu formula sebagai tambahan.Demikian sedikit pengalaman saya yang dapat saya berikan dan semoga bermanfaat untuk semua pihak...
saya seorang ibu rumah tangga yg telah memberikan asi eklusif utk 2 putri kesayangan saya,data saya sbb:
nama : siti ariati widiasari
usia : 33 thn
nama putri : 1.siti tahira fauziah zuchadi (tita-4thn)
2.siti sadina fajria zuchadi (dena-1,5thn)
alamat : perum djogja terrace c-4,plosokuning II,Rt 03/08,Minomartani-Ngagli,Sleman,Yogyakarta
berikut saya ingin berbagi pengalaman setelah memberikan asi eklusif kepada ke-2 putri tercinta saya:
-saat awal kelahiran putri pertama saya,sedikit rasa kekhawatiran saya tidak dapat memberikan asi yg baik kepada putri saya krn sampai hari ke-6 air susu saya belum keluar dengan baik-tidak lancar.Namun setelah saya diskusi dengan suami tercinta ttg masalah ini,dan kami memutuskan utk pasrah kepada garis Tuhan jika memang saya tidak dapat memberikan asi eklusif kepada putri saya,itu adalah merupakan kehendakNya.Namun syukur alhamdulillah disaat kami pasrah dengan keadaan ini,Tuhan memberikan sesuatu anugerah yang paling berharga utk sebagai seorang ibu,dimana malam setelah kami diskusi itu,paginya air susu saya keluar dengan sangat banyak yang membuat saya dan suami sangat berbahagia atas anugerahNya ini.Disini saya mau sharing sedikit bahwa ternyata faktor psikologis sangat-sangat mempengaruhi sekali atas keadaan kita dalam mendapatkan hasil asi yang kita inginkan.Dan alhamdulillah sampai umur 6 bulan putri ke-1 dapat saya berikan asi eklusif tanpa tambahan susu formula dan dibulan ke-7 sampai usia 2 tahun saya dapat memberikan asi dengan ditambah susu formula sebagai tambahan.Demikian sedikit pengalaman saya yang dapat saya berikan dan semoga bermanfaat untuk semua pihak...
Sharing Pengalaman Menyusui V
Ass. Bunda...
Mau ikut berbagi pengalaman selama saya menyusui bun,.. walaupun sekarang saya udah ga kasih ASI karena anak2 saya udah besar2.
sebelumnya kenalin nama saya susan usia 33 tahun.
anak saya tiga bun,... semuanya saya berikan ASI. tapi berbeda2 lama nya menyusui.
anak pertama, saya berikan ASI selama 20 bulan, yang kedua 2,5 tahun. dan yang ke 3 saya berikan ASI sampai umur 18 bulan.
yang ke 3 karena saya mengharuskan makan obat yang mempengaruhi ASI saya bun...
Pengalaman memberikan ASI pada anak2 saya sungguh masa-masa yang tidak akan saya lupakan selama hidup saya sebagai seorang ibu. mungkin ini yang di sebut ikatan batin antara ibu dan anak. ketika saya memberikan ASI, saya merasakan naluri ibu yang sangat...sangat sayang kepada anak2. sungguh anugrah dari Alloh SWT saya bisa berikan ASI untuk anak2 tersayang. dan alhamdulillah saya di berikan ASI yang baik oleh Alloh SWT.
Saya membaca dan melihat kalo anak-anak di berikan ASI nantinya anak-anak akan tumbuh sehat dan cerdas, maka makin semangat lah saya berikan ASI pada anak-anak. Dan Alhamdulillah Bun anak-anak saya tumbuh sehat dan cerdas mungkin berkat gizi yang terkandung di dalam ASI ya bun...
Oya bun anak pertama saya usia nya 12 tahun perempuan, yang kedua 9 tahun perempuan, yang ke tiga 5 tahun laki-laki.
anak-anak saya tumbuh sehat badan nya berisi dan mudah-mudahan itu berkat ASI yang di berikan Alloh SWT.
Anak-anak saya jarang sakit lo bun, mungkin berkat ASI nya juga ya....
Buat para bunda yang baru akan mempunyai buah hati berikan lah ASI sampai ASI tidak keluar lagi dalam artian bener-bener udah ga ada lagi. jangan takut payudara akan jadi kendor. Bunda's karena masa-masa menyusui sangatlah luar biasa indahnya. coba deh bunda-bunda nanti rasakan sendiri ketika memberikan ASI nya pada buah hati kita. ASI itu sangat lah mudah dan praktis bun.... kita ga perlu keluarin uang buat beli susu sapi... kita ga perlu repot-repot pergi untuk bikinin susu malem hari disaat kita tengah tidur lelap pokok nya ASI mah asyik bun...
Saya sangat mendukung sekali dengan adanya Program menyusui.
Mungkin pengalaman ini hanya lah sebagian dari pengalaman bunda-bunda lain nya yang sangat menarik untuk di ceritakan. tapi saya sangat berkesan saat-saat saya menyusui anak-anak saya.
cukup sekian Bun cerita dari saya, semoga menambah pengalaman buat bunda-bunda lainnya...
Salam hangat
Bunda susan ( Mamanya Sabilla, Safhirda, Fathir )
Mau ikut berbagi pengalaman selama saya menyusui bun,.. walaupun sekarang saya udah ga kasih ASI karena anak2 saya udah besar2.
sebelumnya kenalin nama saya susan usia 33 tahun.
anak saya tiga bun,... semuanya saya berikan ASI. tapi berbeda2 lama nya menyusui.
anak pertama, saya berikan ASI selama 20 bulan, yang kedua 2,5 tahun. dan yang ke 3 saya berikan ASI sampai umur 18 bulan.
yang ke 3 karena saya mengharuskan makan obat yang mempengaruhi ASI saya bun...
Pengalaman memberikan ASI pada anak2 saya sungguh masa-masa yang tidak akan saya lupakan selama hidup saya sebagai seorang ibu. mungkin ini yang di sebut ikatan batin antara ibu dan anak. ketika saya memberikan ASI, saya merasakan naluri ibu yang sangat...sangat sayang kepada anak2. sungguh anugrah dari Alloh SWT saya bisa berikan ASI untuk anak2 tersayang. dan alhamdulillah saya di berikan ASI yang baik oleh Alloh SWT.
Saya membaca dan melihat kalo anak-anak di berikan ASI nantinya anak-anak akan tumbuh sehat dan cerdas, maka makin semangat lah saya berikan ASI pada anak-anak. Dan Alhamdulillah Bun anak-anak saya tumbuh sehat dan cerdas mungkin berkat gizi yang terkandung di dalam ASI ya bun...
Oya bun anak pertama saya usia nya 12 tahun perempuan, yang kedua 9 tahun perempuan, yang ke tiga 5 tahun laki-laki.
anak-anak saya tumbuh sehat badan nya berisi dan mudah-mudahan itu berkat ASI yang di berikan Alloh SWT.
Anak-anak saya jarang sakit lo bun, mungkin berkat ASI nya juga ya....
Buat para bunda yang baru akan mempunyai buah hati berikan lah ASI sampai ASI tidak keluar lagi dalam artian bener-bener udah ga ada lagi. jangan takut payudara akan jadi kendor. Bunda's karena masa-masa menyusui sangatlah luar biasa indahnya. coba deh bunda-bunda nanti rasakan sendiri ketika memberikan ASI nya pada buah hati kita. ASI itu sangat lah mudah dan praktis bun.... kita ga perlu keluarin uang buat beli susu sapi... kita ga perlu repot-repot pergi untuk bikinin susu malem hari disaat kita tengah tidur lelap pokok nya ASI mah asyik bun...
Saya sangat mendukung sekali dengan adanya Program menyusui.
Mungkin pengalaman ini hanya lah sebagian dari pengalaman bunda-bunda lain nya yang sangat menarik untuk di ceritakan. tapi saya sangat berkesan saat-saat saya menyusui anak-anak saya.
cukup sekian Bun cerita dari saya, semoga menambah pengalaman buat bunda-bunda lainnya...
Salam hangat
Bunda susan ( Mamanya Sabilla, Safhirda, Fathir )
Sharing Pengalaman Menyusui IV
THE POWER OF ASI FOR MY ANIN
Oleh : Widya Aryanti
Kali ini, untuk kesekian kalinya aku merasakan dahsyatnya manfaat ASI bagi Anin, bayi kecilku yang kini terus tumbuh sehat & ceria….. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan bagiku untuk terus menyusui Anin, memberikan ASI terbaik sebagai bekal dan investasi untuk masa depannya.
Yang pertama kali adalah dihari-hari pertama kehidupan Anin. Anin terlahir kecil, hanya 1750 gr. Sayang, ASIku belum keluar pada hari2 pertama…. Bahkan Anin sempat sesak nafas ketika berusaha minum ASI untuk pertama kalinya hingga dia dulu harus dirujuk dari RS PKU Kotagede ke RS Sarjito. Di RS Sarjito, Anin tidur di incubator yang tentu aku tidak bisa belajar menyusui terlalu sering agar Anin tidak kedinginan di luar inkubatornya. Jadi, aku terpaksa memerah ASI agar bisa diberikan ke Anin melalui sonde. Masih ingat ketika perawat RSS meminta aku memeras lagi karena ASI-ku kurang…. Rasanya sampe pengin nangis karena memeras ASI sampe PD-nya sakit, tapi ASI-nya ga keluar2. Tetes demi tetes ASI yang terperas aku kumpulkan untuk nutrisi Anin... Bahkan PD-ku sempat bengkak dan sakit sekali hingga aku menggigil… kata orang jawa sih ‘ngrangkaki’. Dan, begitu teknik memerasnya sudah canggih… Subhanallah…. Alhamdulillah… ASI-ku melimpah ruah.. bahkan sampai menetes2 hingga bajunya basah kuyup. Lucu saja, waktu itu lagi ber-KMC ria, Anin nenen langsung dari PD, tanganku yang satunya memegang gelas menampung ASI yang terus menetes dari PD satunya. Sayang klo dibuang karena itu kolostrum. Lebih baik ditampung untuk minum Anin selanjutnya. Dirumah pun aku peras ASI dan diantar ke RSS untuk Anin minum. Begitu terus hingga 8 hari Anin di RSS dan Anin keluar RSS di usianya yang 10 hari.
10 hari dirumah, lalu terjadi gempa dahsyat mengguncang jogja. 3 hari kita tidur di mobil. Selama itu juga Anin terus kususui, kecuali Anin tidur nyenyak. Sungguh, menyusui Anin ketika itu sangat menenangkanku dan juga Anin, mengurangi kekhawatiran dan ketakutan akan gempa susulan… walau tiap ada gempa susulan tetep aja lari…. Hehe.
Alhamdulillah, Anin sempat mendapat ASI ekslusif hingga hampir 6 bulan. Selama itu pula catch-up growth or pertumbuhan Anin sangat pesat hingga 4 kali berat lahirnya. Sungguh, Allah telah menggariskan Anin yang terlahir kecil, namun Allah menganugerahi ASI yang berlimpah ruah untuk Anin, sehingga dia bisa mengejar ketinggalan beratnya. Sayangnya, begitu Anin mulai belajar makan, berat badannya susah sekali naiknya.
Waktu Anin berusia 16 bulan…. Lagi2 aku tidak menyangka ASI kembali menyelamatkan dan menyehatkan Anin. Ceritanya Anin diare dan panas tinggi. Tidak mau makan kecuali minum ASI saja. Sempat ada kekhawatiran apakah ASI-ku akan cukup mengingat kebutuhan cairan Anin untuk rehidrasi cukup besar. Jadi, setiap kali Anin diare dan panas tinggi, Anin harus minum ASI sebanyak mungkin untuk rehidrasi bahkan tidak boleh tidur dan harus tetap terjaga sampai suhu badannya agak stabil.. Karena kalau tidur minum ASI-nya berhenti dan dia bisa kejang lagi karena demam yang sangat tinggi. Jadi, hampir tiap jam Anin mik nenen, lebih sering dari waktu bayi ya… Begitu terus, hingga Anin sembuh dari diare setelah 5 hari. Besoknya, ketika aku mulai kerja lagi, ternyata PD yang selama hampir seminggu dipaksa memproduksi banyak ASI, jadi merekah dan ngrangkaki lagi….. hingga membuatku demam dan menggigil karena itu. Walau sakit, aku ikhlas demi kesehatan dan kesembuhan Anin….
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, Kau menganugerahi ASI berlimpah untuk kesembuhan dan kesehatan Anin. Cairan yang sempurna dan istimewa untuk anakku tersayang.
Sekarang Anin sudah dua tahun lebih. Bayi kecilku telah menjadi gadis mungil, batita cerdas yang senang menyanyi dan menari, ceriwis bercerita dan bertanya apa ini apa itu.
Mendekapnya, memandang wajahnya yang sedang mengintip di balik bajuku, dan membelai rambutnya ketika sedang menyusu adalah the most beautiful moment bagiku. Senangnya, tiap kali kupulang dari pergi, Anin menyambutku di pintu dan berlari sambil berteriak “nyuwun nenen”. Nenen sebelum tidur juga menjadi favoritnya dan Anin tak bisa tidur tanpa nenen dulu kalau ada ibu dirumah. Anin memang ASIholic =D Alhamdulillah, bahagia rasanya bisa memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, dan terus sampai sekarang.
ASI-ku memang tidak sebanyak dan sebagus dulu. Mungkin karena sewot ASI-ku tidak keluar, PT-ku digigit2 sampai luka parah. Duuh, sakit sekali rasanya. Tiap kali kubilang “nenen telas (ASI habis)”, Anin berteriak kecewa dan menangis “nenen tasih (ASI masih)” sambil tangannya mencari nenen. Kalau sudah ketemu, Anin akan berteriak kegirangan “baaa…nenen tasih”. Atau kubilang “nenen sakit, Anin mboten saget mimik (nenen sakit, Anin tidak bisa minum”. Anin trus mencari nenen satunya “nenen satunya, sing menika mboten sakit” dengan wajah memelas. Kadang dia menangis tersedu2 kalau tidak bisa menemukan nenennya. Akhirnya walau sakit dan perih tetap kutahan2 karena tidak tega menolak permintaannya. Di lain waktu, Anin mik nenen sambil tertawa2 girang “nenen ambune enak (nenen baunya enak)”, “nenen enak” atau “nenen maknyus” dan celoteh2 lucu lainnya. Anin memang maniak nenen.
Anin juga suka akrobat nenen, minum nenen sambil jumpalitan di badanku atau sambil pantatnya nungging2 katanya sedang jadi sapi atau kambing. “mooo… sapi mimik nenen” katanya. Atau pernah juga Anin minum sambil badannya di mukaku atau kakinya nendang2 badanku. Woalah ndhuk, mbok mimik sing apik tho… Lucunya Anin punya kebiasaan nenen sambil mainan nenen satunya atau tangannya menggerayangi mulutku. Waktu giginya mau tumbuh nenen juga jadi teether baginya.
Lucunya Anin, walau Anin suka berteriak2 minta nenen dan gayanya norak minta nenen di depan umum, tapi karena kebiasaan dari kecil nenen di kamar, Anin selalu menggandeng tanganku dan mengajakku ke kamar. “Anin ngantuk… bobok kamar… nyuwun nenen”. Dan bisa mengolok2 budhenya yang lagi menyusui Mirza, sepupu Anin “Mas Mica nenen neng kamar.. ndhak isin (Mas Mirza nenen di kamar, biar gak malu)”.
Namun masa2 indah itu harus segera berakhir. Sejak 2 bulan lalu frekuensi nenen Anin mulai dikurangi. Anin sudah 2 tahun lebih sementara kuantitas dan kualitas ASI-ku juga sudah berkurang jauh. ASI dan susu bukan lagi yang utama buat Anin. Jadi Anin harus makan makanan padat lain yang lebih bernutrisi dan bergizi tinggi untuk mengejar pertumbuhannya.
Maafkan ibu ya sayang…. Kuingin Anin bisa nenen sampai Anin menyapih dirinya sendiri. Tapi bagaimana lagi, ibu tidak bisa memberi nenen lagi. Nenen sakit, nenen habis, nenen untuk adik Anin ya nak. Jangan sedih dan menangis Aninku sayang, karena Ibu siap membantumu minum sufor dan minuman lain kesukaanmu.
Yogyakarta, 3 Agustus 2008
Oleh : Widya Aryanti
Kali ini, untuk kesekian kalinya aku merasakan dahsyatnya manfaat ASI bagi Anin, bayi kecilku yang kini terus tumbuh sehat & ceria….. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan bagiku untuk terus menyusui Anin, memberikan ASI terbaik sebagai bekal dan investasi untuk masa depannya.
Yang pertama kali adalah dihari-hari pertama kehidupan Anin. Anin terlahir kecil, hanya 1750 gr. Sayang, ASIku belum keluar pada hari2 pertama…. Bahkan Anin sempat sesak nafas ketika berusaha minum ASI untuk pertama kalinya hingga dia dulu harus dirujuk dari RS PKU Kotagede ke RS Sarjito. Di RS Sarjito, Anin tidur di incubator yang tentu aku tidak bisa belajar menyusui terlalu sering agar Anin tidak kedinginan di luar inkubatornya. Jadi, aku terpaksa memerah ASI agar bisa diberikan ke Anin melalui sonde. Masih ingat ketika perawat RSS meminta aku memeras lagi karena ASI-ku kurang…. Rasanya sampe pengin nangis karena memeras ASI sampe PD-nya sakit, tapi ASI-nya ga keluar2. Tetes demi tetes ASI yang terperas aku kumpulkan untuk nutrisi Anin... Bahkan PD-ku sempat bengkak dan sakit sekali hingga aku menggigil… kata orang jawa sih ‘ngrangkaki’. Dan, begitu teknik memerasnya sudah canggih… Subhanallah…. Alhamdulillah… ASI-ku melimpah ruah.. bahkan sampai menetes2 hingga bajunya basah kuyup. Lucu saja, waktu itu lagi ber-KMC ria, Anin nenen langsung dari PD, tanganku yang satunya memegang gelas menampung ASI yang terus menetes dari PD satunya. Sayang klo dibuang karena itu kolostrum. Lebih baik ditampung untuk minum Anin selanjutnya. Dirumah pun aku peras ASI dan diantar ke RSS untuk Anin minum. Begitu terus hingga 8 hari Anin di RSS dan Anin keluar RSS di usianya yang 10 hari.
10 hari dirumah, lalu terjadi gempa dahsyat mengguncang jogja. 3 hari kita tidur di mobil. Selama itu juga Anin terus kususui, kecuali Anin tidur nyenyak. Sungguh, menyusui Anin ketika itu sangat menenangkanku dan juga Anin, mengurangi kekhawatiran dan ketakutan akan gempa susulan… walau tiap ada gempa susulan tetep aja lari…. Hehe.
Alhamdulillah, Anin sempat mendapat ASI ekslusif hingga hampir 6 bulan. Selama itu pula catch-up growth or pertumbuhan Anin sangat pesat hingga 4 kali berat lahirnya. Sungguh, Allah telah menggariskan Anin yang terlahir kecil, namun Allah menganugerahi ASI yang berlimpah ruah untuk Anin, sehingga dia bisa mengejar ketinggalan beratnya. Sayangnya, begitu Anin mulai belajar makan, berat badannya susah sekali naiknya.
Waktu Anin berusia 16 bulan…. Lagi2 aku tidak menyangka ASI kembali menyelamatkan dan menyehatkan Anin. Ceritanya Anin diare dan panas tinggi. Tidak mau makan kecuali minum ASI saja. Sempat ada kekhawatiran apakah ASI-ku akan cukup mengingat kebutuhan cairan Anin untuk rehidrasi cukup besar. Jadi, setiap kali Anin diare dan panas tinggi, Anin harus minum ASI sebanyak mungkin untuk rehidrasi bahkan tidak boleh tidur dan harus tetap terjaga sampai suhu badannya agak stabil.. Karena kalau tidur minum ASI-nya berhenti dan dia bisa kejang lagi karena demam yang sangat tinggi. Jadi, hampir tiap jam Anin mik nenen, lebih sering dari waktu bayi ya… Begitu terus, hingga Anin sembuh dari diare setelah 5 hari. Besoknya, ketika aku mulai kerja lagi, ternyata PD yang selama hampir seminggu dipaksa memproduksi banyak ASI, jadi merekah dan ngrangkaki lagi….. hingga membuatku demam dan menggigil karena itu. Walau sakit, aku ikhlas demi kesehatan dan kesembuhan Anin….
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, Kau menganugerahi ASI berlimpah untuk kesembuhan dan kesehatan Anin. Cairan yang sempurna dan istimewa untuk anakku tersayang.
Sekarang Anin sudah dua tahun lebih. Bayi kecilku telah menjadi gadis mungil, batita cerdas yang senang menyanyi dan menari, ceriwis bercerita dan bertanya apa ini apa itu.
Mendekapnya, memandang wajahnya yang sedang mengintip di balik bajuku, dan membelai rambutnya ketika sedang menyusu adalah the most beautiful moment bagiku. Senangnya, tiap kali kupulang dari pergi, Anin menyambutku di pintu dan berlari sambil berteriak “nyuwun nenen”. Nenen sebelum tidur juga menjadi favoritnya dan Anin tak bisa tidur tanpa nenen dulu kalau ada ibu dirumah. Anin memang ASIholic =D Alhamdulillah, bahagia rasanya bisa memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, dan terus sampai sekarang.
ASI-ku memang tidak sebanyak dan sebagus dulu. Mungkin karena sewot ASI-ku tidak keluar, PT-ku digigit2 sampai luka parah. Duuh, sakit sekali rasanya. Tiap kali kubilang “nenen telas (ASI habis)”, Anin berteriak kecewa dan menangis “nenen tasih (ASI masih)” sambil tangannya mencari nenen. Kalau sudah ketemu, Anin akan berteriak kegirangan “baaa…nenen tasih”. Atau kubilang “nenen sakit, Anin mboten saget mimik (nenen sakit, Anin tidak bisa minum”. Anin trus mencari nenen satunya “nenen satunya, sing menika mboten sakit” dengan wajah memelas. Kadang dia menangis tersedu2 kalau tidak bisa menemukan nenennya. Akhirnya walau sakit dan perih tetap kutahan2 karena tidak tega menolak permintaannya. Di lain waktu, Anin mik nenen sambil tertawa2 girang “nenen ambune enak (nenen baunya enak)”, “nenen enak” atau “nenen maknyus” dan celoteh2 lucu lainnya. Anin memang maniak nenen.
Anin juga suka akrobat nenen, minum nenen sambil jumpalitan di badanku atau sambil pantatnya nungging2 katanya sedang jadi sapi atau kambing. “mooo… sapi mimik nenen” katanya. Atau pernah juga Anin minum sambil badannya di mukaku atau kakinya nendang2 badanku. Woalah ndhuk, mbok mimik sing apik tho… Lucunya Anin punya kebiasaan nenen sambil mainan nenen satunya atau tangannya menggerayangi mulutku. Waktu giginya mau tumbuh nenen juga jadi teether baginya.
Lucunya Anin, walau Anin suka berteriak2 minta nenen dan gayanya norak minta nenen di depan umum, tapi karena kebiasaan dari kecil nenen di kamar, Anin selalu menggandeng tanganku dan mengajakku ke kamar. “Anin ngantuk… bobok kamar… nyuwun nenen”. Dan bisa mengolok2 budhenya yang lagi menyusui Mirza, sepupu Anin “Mas Mica nenen neng kamar.. ndhak isin (Mas Mirza nenen di kamar, biar gak malu)”.
Namun masa2 indah itu harus segera berakhir. Sejak 2 bulan lalu frekuensi nenen Anin mulai dikurangi. Anin sudah 2 tahun lebih sementara kuantitas dan kualitas ASI-ku juga sudah berkurang jauh. ASI dan susu bukan lagi yang utama buat Anin. Jadi Anin harus makan makanan padat lain yang lebih bernutrisi dan bergizi tinggi untuk mengejar pertumbuhannya.
Maafkan ibu ya sayang…. Kuingin Anin bisa nenen sampai Anin menyapih dirinya sendiri. Tapi bagaimana lagi, ibu tidak bisa memberi nenen lagi. Nenen sakit, nenen habis, nenen untuk adik Anin ya nak. Jangan sedih dan menangis Aninku sayang, karena Ibu siap membantumu minum sufor dan minuman lain kesukaanmu.
Yogyakarta, 3 Agustus 2008
Sharing Pengalaman Menyusui III
Nama : Erry Krisdwianti, S.Si
Alamat : Ngrojo, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, DIJ 55671
Tempat Tanggal lahir : Madiun 8 Mei 1972
Pekerjaan : Pengajar PAUD dan TKIT, penulis
No.Telepon : 081328002401
Pendidikan terakhir : S-1 KIMIA FMIPA UGM Yogyakarta
Anak :Fathiya Ihsani (9 thn)
Ghozy Musyaffa’ (6 thn)
Zulfan Rizqul Akbar (2 thn)
MENYUSUI ADALAH ANUGERAH TAK TERNILAI
Tiga anak saya semua mendapatkan ASI penuh minimal sampai usia 2 tahun 2 bulan. Anak ke-2 bahkan sampai berusia 2,5 tahun. Setiap hendak menyapihnya, ada perasaan tak tega hingga akhirnya mundur terus. Mereka juga mendapatkan ASI eksklusif, yang sulung sampai berumur 5 bulan, si tengah dan si bungsu full ASI saja sampai 6 bulan. Orang tua dan tetangga seringkali membujuk untuk memberi anak-anak saya makanan tambahan sejak mereka berumur 1 bulan. Tapi saya bertahan, itu hak anak-anak saya, artinya : saya berkewajiban memberikan ASI eksklusif itu untuk mereka.
Saat menyusui, ada berbagai perasaan yang memenuhi rongga dada saya. Kala ASI sedang penuh, lalu anak saya menghisapnya dengan mengeluarkan suara yang menandakan bahwa ASI yang keluar banyak, dan dia nampak puas, duh…bahagianya. Saat tangan kecilnya memegang bagian tubuh saya yang sedang dia hisap, saya merasa menjadi orang yang sangat dibutuhkan makhluk mungil amanah Tuhan ini. Dia membutuhkan saya, dia membutuhkan dekapan saya, dia sangat membutuhkan aliran ASI dari tubuh saya. Saya orang yang berguna bagi dia, indahnya perasaan ini. Dan itu menimbulkan tekad untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI saya.
Sambil menyusui saya merenung. Setiap tetes ASI yang diminumya akan bermanfaat bagi perkembangan tubuh, kecerdasan dan kesehatannya. Dan setiap tetes ASI ini, kelak akan mendapatkan pahala dari Tuhan sebagai balasan amal saya. Amin.
Menyusui juga membuat saya semakin merasakan kebesaran dan kasih sayang Tuhan. Takjub, karena betapa jauh perbedaannya dengan susu formula. Jauh lebih praktis, jauh lebih hemat dan jauh lebih pas bagi anak. Sangat praktis, karena saat bayi membutuhkan kita bisa langsung memberikannya. Tak perlu repot lari ke dapur menyiapkan botol yang harus direbus dulu, menakar susu dan air panas agar pas kekentalan dan suhunya. Tak perlu ribet membawa perlengkapan membuat susu saat bepergian. ASI sangat praktis dan sangat tidak merepotkan. Juga sangat hemat. Coba saja dihitung berapa rupiah harus dikeluarkan jika ASI selama 2 tahun itu dihargai senilai susu formula. Apalagi harga susu sekarang yang semakin tak terjangkau orang-orang biasa seperti keluarga saya. ASI, juga sangat pas. Kekentalan, suhu dan kandungan gizinya adalah paling tepat bagi bayi. Kandungan berbagai macam zat yang sering digembor-gemborkan dalam iklan susu formula, yang katanya bisa meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh bayi, ternyata ada semua dalam ASI. Jadi sedikitpun saya tidak ragu lagi, ASI adalah yang terbaik. Bagi anak saya, bagi (kantong) keluarga saya dan bagi saya sebagai ibunya. Apalagi sekarang sudah ada ilmu tentang cara menyimpan ASI, jadi tidak ada lagi masalah bagi ibu yang bekerja di luar rumah yang tetap ingin memberikan ASI bagi bayinya.
Pengalaman menyusui paling berkesan bagi saya adalah saat anak pertama. Waktu itu belum begitu paham posisi menyusui yang benar. Puting saya lecet dan berdarah, sakit sekali. Tapi saya tetap menyusukannya. Ternyata darah yang keluar cukup banyak, sampai terminum si sulung dan saya baru mengetahuinya saat ada tumpahan darah yang keluar dari mulut mungilnya. Saya mengelapnya hati-hati. Dan sambil menahan sakit, saya tetap memberikan makanan terbaik bagi bayi titipan Tuhan ini. Dan anak-anak saya, alhamdulillah menjadi anak-anak yang sehat, berat badannya naik terus dan jarang sakit. Puji syukur pada Tuhan yang telah menciptakan zat yang sangat menakjubkan bernama Air Susu Ibu.
Alamat : Ngrojo, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, DIJ 55671
Tempat Tanggal lahir : Madiun 8 Mei 1972
Pekerjaan : Pengajar PAUD dan TKIT, penulis
No.Telepon : 081328002401
Pendidikan terakhir : S-1 KIMIA FMIPA UGM Yogyakarta
Anak :Fathiya Ihsani (9 thn)
Ghozy Musyaffa’ (6 thn)
Zulfan Rizqul Akbar (2 thn)
MENYUSUI ADALAH ANUGERAH TAK TERNILAI
Tiga anak saya semua mendapatkan ASI penuh minimal sampai usia 2 tahun 2 bulan. Anak ke-2 bahkan sampai berusia 2,5 tahun. Setiap hendak menyapihnya, ada perasaan tak tega hingga akhirnya mundur terus. Mereka juga mendapatkan ASI eksklusif, yang sulung sampai berumur 5 bulan, si tengah dan si bungsu full ASI saja sampai 6 bulan. Orang tua dan tetangga seringkali membujuk untuk memberi anak-anak saya makanan tambahan sejak mereka berumur 1 bulan. Tapi saya bertahan, itu hak anak-anak saya, artinya : saya berkewajiban memberikan ASI eksklusif itu untuk mereka.
Saat menyusui, ada berbagai perasaan yang memenuhi rongga dada saya. Kala ASI sedang penuh, lalu anak saya menghisapnya dengan mengeluarkan suara yang menandakan bahwa ASI yang keluar banyak, dan dia nampak puas, duh…bahagianya. Saat tangan kecilnya memegang bagian tubuh saya yang sedang dia hisap, saya merasa menjadi orang yang sangat dibutuhkan makhluk mungil amanah Tuhan ini. Dia membutuhkan saya, dia membutuhkan dekapan saya, dia sangat membutuhkan aliran ASI dari tubuh saya. Saya orang yang berguna bagi dia, indahnya perasaan ini. Dan itu menimbulkan tekad untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI saya.
Sambil menyusui saya merenung. Setiap tetes ASI yang diminumya akan bermanfaat bagi perkembangan tubuh, kecerdasan dan kesehatannya. Dan setiap tetes ASI ini, kelak akan mendapatkan pahala dari Tuhan sebagai balasan amal saya. Amin.
Menyusui juga membuat saya semakin merasakan kebesaran dan kasih sayang Tuhan. Takjub, karena betapa jauh perbedaannya dengan susu formula. Jauh lebih praktis, jauh lebih hemat dan jauh lebih pas bagi anak. Sangat praktis, karena saat bayi membutuhkan kita bisa langsung memberikannya. Tak perlu repot lari ke dapur menyiapkan botol yang harus direbus dulu, menakar susu dan air panas agar pas kekentalan dan suhunya. Tak perlu ribet membawa perlengkapan membuat susu saat bepergian. ASI sangat praktis dan sangat tidak merepotkan. Juga sangat hemat. Coba saja dihitung berapa rupiah harus dikeluarkan jika ASI selama 2 tahun itu dihargai senilai susu formula. Apalagi harga susu sekarang yang semakin tak terjangkau orang-orang biasa seperti keluarga saya. ASI, juga sangat pas. Kekentalan, suhu dan kandungan gizinya adalah paling tepat bagi bayi. Kandungan berbagai macam zat yang sering digembor-gemborkan dalam iklan susu formula, yang katanya bisa meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh bayi, ternyata ada semua dalam ASI. Jadi sedikitpun saya tidak ragu lagi, ASI adalah yang terbaik. Bagi anak saya, bagi (kantong) keluarga saya dan bagi saya sebagai ibunya. Apalagi sekarang sudah ada ilmu tentang cara menyimpan ASI, jadi tidak ada lagi masalah bagi ibu yang bekerja di luar rumah yang tetap ingin memberikan ASI bagi bayinya.
Pengalaman menyusui paling berkesan bagi saya adalah saat anak pertama. Waktu itu belum begitu paham posisi menyusui yang benar. Puting saya lecet dan berdarah, sakit sekali. Tapi saya tetap menyusukannya. Ternyata darah yang keluar cukup banyak, sampai terminum si sulung dan saya baru mengetahuinya saat ada tumpahan darah yang keluar dari mulut mungilnya. Saya mengelapnya hati-hati. Dan sambil menahan sakit, saya tetap memberikan makanan terbaik bagi bayi titipan Tuhan ini. Dan anak-anak saya, alhamdulillah menjadi anak-anak yang sehat, berat badannya naik terus dan jarang sakit. Puji syukur pada Tuhan yang telah menciptakan zat yang sangat menakjubkan bernama Air Susu Ibu.
Sharing Pengalaman Menyusui II
Moms... Ada Sharing lagi nih
NAMA : HASRIANI ISHAK, S.Si
TTL : PARENGKI/ MAKASSAR
18 FEBRUARI 1979
ALAMAT : TERBAN SARI NO 10 Jogjakarta
NO HP : 085256070xxx
NAMA ANAK : ARIQAH RIF’AT RAFILAH SAPSUHA
TTL ANAK : TERNATE, 14 FEBRUARI 2007
PENGALAMAN ASI EKSKLUSIF
Menikah dan punya anak merupakan keinginan terbesarku, dan pertengahan tahun 2006 keinginan saya itu terkabul karena setelah 1 bulan menikah dokter menyatakan kalau saya positif hamil, meski harus bolak balik opname di rumah sakit karena kondisi fisik saya yang lemah saya sangat bahagiah menjalaninya.
Pada tanggal 13 Februari 2007 tiba-tiba air ketuban pecah, Pecah Ketuban Dini (PKD) di usia kehamilan 34 minggu aku harus dirawat di rumah sakit untuk menghentikan keluarnya air ketuban atau besoknya harus operasi tapi Alhamdulillah pada pukul 00.07 anak saya lahir normal dengan selamat dengan berat lahir 2.5 Kg.
Setelah melahirkan dengan selamat timbul masalah baru. Aku sulit memberi ASI pada anakku karena kondisi kedua puting payudara masuk ke dalam ( jadi anak saya ngak bisa hisap). Akhirnya dengan bantuan spoit dan pompa ASI ibu bidan yang membantu persalinanku memompa sedikit-sedikit ASIku dan memberikannya pada anakku. Aku dan suamiku sedih sekali...
Pada esok harinya seorang teman datang membesuk dan melihat keadaan kami seperti itu maka diapun menawarkan pompa ASInya kepadaku yang langsung tertampung di botol... karena malu di lihat orang akhirnya setelah 1 malam menginap di rumah sakit aku dan suamiku memutuskan untuk pulang ke rumah dan setelah konsultasi dengan dokter dan meminta resep obat untuk memperlancar ASI akhirnya kami di izinkan pulang.
Sebenarnya banyak informasi yang kami terima bahwa kalau bayi tidak menyusu langsung produksi ASI akan berkurang. Tapi aku dan suamiku tidak langsung menyerah dan tetap mencoba dan sekali lagi Aku merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena ASI saya sangat banyak (satu kali pompa biasa dapat 180ml/ 2 atau 3 jam), dan juga sama suamiku tercinta yang sangat telaten mencari/ merebus daun katuk serta mencari jamu untukku.
Kami membeli botol yang banyak untuk menampung ASI karena setelah saya pompa dan anak saya belum mau minum biasanya kami simpan dulu di kulkas nanti lapar baru botol yang berisi ASI di rendam Air panas supaya susunya Hangat kembali. Meskipun Mubazzir karena kami hanya memberinya 1 kali kalau ada sisa kami buang.. dan Alhamdulillah bayi saya minum ASInya sangat bagus karena jarang-jarang tersisa.
Rutinitas pemberian ASI seperti itulah yang kami lakukan tiap hari sampai anak saya berumur 5 Bln lebih tiba-tiba pompa ASI rusak dan tidak ada di jual di tempat kami dan setelah tanya teman ternyata dia belinya di makassar. Akhirnya kami langsung hubungi adik di makassar untuk beli dan kirim hari itu juga dan 2 hari kemudian sudah sampai dan selama 2 hari itu saya masih menggunakan pompa yang rusak dengan menambalnya dengan menggunakan isolasi meskipun hasilnya tidak maksimal tapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhan anakku sambil kami mulai mengajarinya makan. karena meski begitu saya masih ngotot tidak mau memberi susu formula ke anakku aku takut anakku tidak cocok dan akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Mungkin karena pompa kurang bagus selama 2 hari akhirnya produksi ASI saya sudah mulai berkurang dan 1 minggu setelah anak saya berumur 6 bulan kebetulan PIL KB saya dari dokter untuk ibu menyusui habis. Saya dan suami saya keliling kota cari di Apotik tapi tidak ada ( maklum ibukota profinsi baru/ Ternate Maluku Utara) akhirnya saya mengkonsumsi PIL KB biasa dan ternyata ASI saya langsung kering. Saya sedih sekali untung suami saya selalu menghibur. Tapi yah.. ga apa-apalah umurnya juga sudah lebih 6 bulan..
Alhamdulillah selama 6 bulan anak saya jarang sakit bahkan hampir tidak pernah. Dan ternyata semua bisa kita lakukan asal ada niat dan kemauan dan tentunya bantuan suami sangat di butuhkan. Dan usaha kami sekarang hasilnya sungguh luar biasa anak kami tumbuh sehat dan cerdas.
Keuntungannya memberi ASI dengan Pompa anakku bisa tetap minum ASI meski aku beraktifitas di luar rumah dan waktu istirahatku tidak terganggu karena suami saya juga bisa memberi ASI.
NAMA : HASRIANI ISHAK, S.Si
TTL : PARENGKI/ MAKASSAR
18 FEBRUARI 1979
ALAMAT : TERBAN SARI NO 10 Jogjakarta
NO HP : 085256070xxx
NAMA ANAK : ARIQAH RIF’AT RAFILAH SAPSUHA
TTL ANAK : TERNATE, 14 FEBRUARI 2007
PENGALAMAN ASI EKSKLUSIF
Menikah dan punya anak merupakan keinginan terbesarku, dan pertengahan tahun 2006 keinginan saya itu terkabul karena setelah 1 bulan menikah dokter menyatakan kalau saya positif hamil, meski harus bolak balik opname di rumah sakit karena kondisi fisik saya yang lemah saya sangat bahagiah menjalaninya.
Pada tanggal 13 Februari 2007 tiba-tiba air ketuban pecah, Pecah Ketuban Dini (PKD) di usia kehamilan 34 minggu aku harus dirawat di rumah sakit untuk menghentikan keluarnya air ketuban atau besoknya harus operasi tapi Alhamdulillah pada pukul 00.07 anak saya lahir normal dengan selamat dengan berat lahir 2.5 Kg.
Setelah melahirkan dengan selamat timbul masalah baru. Aku sulit memberi ASI pada anakku karena kondisi kedua puting payudara masuk ke dalam ( jadi anak saya ngak bisa hisap). Akhirnya dengan bantuan spoit dan pompa ASI ibu bidan yang membantu persalinanku memompa sedikit-sedikit ASIku dan memberikannya pada anakku. Aku dan suamiku sedih sekali...
Pada esok harinya seorang teman datang membesuk dan melihat keadaan kami seperti itu maka diapun menawarkan pompa ASInya kepadaku yang langsung tertampung di botol... karena malu di lihat orang akhirnya setelah 1 malam menginap di rumah sakit aku dan suamiku memutuskan untuk pulang ke rumah dan setelah konsultasi dengan dokter dan meminta resep obat untuk memperlancar ASI akhirnya kami di izinkan pulang.
Sebenarnya banyak informasi yang kami terima bahwa kalau bayi tidak menyusu langsung produksi ASI akan berkurang. Tapi aku dan suamiku tidak langsung menyerah dan tetap mencoba dan sekali lagi Aku merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena ASI saya sangat banyak (satu kali pompa biasa dapat 180ml/ 2 atau 3 jam), dan juga sama suamiku tercinta yang sangat telaten mencari/ merebus daun katuk serta mencari jamu untukku.
Kami membeli botol yang banyak untuk menampung ASI karena setelah saya pompa dan anak saya belum mau minum biasanya kami simpan dulu di kulkas nanti lapar baru botol yang berisi ASI di rendam Air panas supaya susunya Hangat kembali. Meskipun Mubazzir karena kami hanya memberinya 1 kali kalau ada sisa kami buang.. dan Alhamdulillah bayi saya minum ASInya sangat bagus karena jarang-jarang tersisa.
Rutinitas pemberian ASI seperti itulah yang kami lakukan tiap hari sampai anak saya berumur 5 Bln lebih tiba-tiba pompa ASI rusak dan tidak ada di jual di tempat kami dan setelah tanya teman ternyata dia belinya di makassar. Akhirnya kami langsung hubungi adik di makassar untuk beli dan kirim hari itu juga dan 2 hari kemudian sudah sampai dan selama 2 hari itu saya masih menggunakan pompa yang rusak dengan menambalnya dengan menggunakan isolasi meskipun hasilnya tidak maksimal tapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhan anakku sambil kami mulai mengajarinya makan. karena meski begitu saya masih ngotot tidak mau memberi susu formula ke anakku aku takut anakku tidak cocok dan akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Mungkin karena pompa kurang bagus selama 2 hari akhirnya produksi ASI saya sudah mulai berkurang dan 1 minggu setelah anak saya berumur 6 bulan kebetulan PIL KB saya dari dokter untuk ibu menyusui habis. Saya dan suami saya keliling kota cari di Apotik tapi tidak ada ( maklum ibukota profinsi baru/ Ternate Maluku Utara) akhirnya saya mengkonsumsi PIL KB biasa dan ternyata ASI saya langsung kering. Saya sedih sekali untung suami saya selalu menghibur. Tapi yah.. ga apa-apalah umurnya juga sudah lebih 6 bulan..
Alhamdulillah selama 6 bulan anak saya jarang sakit bahkan hampir tidak pernah. Dan ternyata semua bisa kita lakukan asal ada niat dan kemauan dan tentunya bantuan suami sangat di butuhkan. Dan usaha kami sekarang hasilnya sungguh luar biasa anak kami tumbuh sehat dan cerdas.
Keuntungannya memberi ASI dengan Pompa anakku bisa tetap minum ASI meski aku beraktifitas di luar rumah dan waktu istirahatku tidak terganggu karena suami saya juga bisa memberi ASI.
Produk Susu Formula Yang Berbahaya
Kasus Sakazaki memang sudah masih bergulir, semoga kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI kian terbangun. itu harapan dari semua orang. karena Badan POM dan IPB tidak mau merinci produk apa saja yang terkontaminasi. maka akan lebih baik kita mengetahui beberapa produk yang pernah terkontaminasi di dunia. semoga membuka mata kita, bahwa memang susu formula tidak aman untuk bayi.
Nama-nama Produk susu yang ditarik dari peredaran dari tahun 2000 sampai 2006
No Date Country Company Brand Problem
8-Feb-06 Egypt Lacto-Misr Babysan 1 "Lacto-Misr was stopped from production after incidences of diarrhoea and GIT, believed to be cuased by an oil added to the formula. An investigation is still underway."
20-Dec-05 The Netherlands Nutricia Ovalrit & Beberix "(Refer problem under 2 below) 2 sterilizers in Nutricia factory in Opole, Poland, had defects, and glass particles lodged under the rim of the jar cover. VWA (Netherlands Health and Safety Authority) alerted the International Rapid Alert System. All Ovalrit and Beberix batches from the 2 defective sterilizers were recalled."
15-Dec-05 The Netherlands Nutricia Ovalrit 'tuingroenten met rijst' (garden vegetables with rice) Consumer complaint about tiny glass splinters under the rim of the cover. Nutricia withdrew the complete batch of Olvarit garden vegetables with rice with a best before date of 03 Aug 2008. Advert in nation-wide newspapers asks consumers to throw the pots in the dustbin. Costs of the jar will be reimbursed if cover is sent to Nutricia.
28-Nov-05 "France, Greece, La Reunion" "Numico/Milupa
Nestle" "Aptamil 2 Liquid, Aptamil Soya and Aptamil Babymil.
Nidal 2" (Refer to contamination by IsopropilThioXanthone below)
25-Nov-05 Italy "Numico/Milupa" "Aptamil 2 Liquid, Aptamil Soya and Aptamil Babymil: recalled products estimated to amount to less than 100,000 litres" "(Refer to contamination by IsopropilThioXanthone below) Milupa recalled about 100,000 litres of products. "
16-Oct-05 "Luxembourg, Netherlands " Babymill Cereabib 1 & 2 Contaminated with Enterobacter sakazakii. Recall after test by Le Laboratoire National de la sante - service du controle des denrees alimentaires.
10 "(28 Aug 05 - 3 Sep 05)" Hungary Milco "Feeding bottles of different capacity with teat ""Milco"" (type/model: a. 10099 bar code 4 711146 100992, b. 10095 bar code 4 711146 100947) capacity: 1.25ml; 2.14ml. Country of origin: unknown." "Chemical risk. The teat containts more DEHP and DINP phthalates than allowed. There is no consumer information, instructions of safe use and care attached to the product. Prohibition of distribution ordered by the authorities."
25-Jul-05 Argentina Mead Johnson Enfamil AR "Infant formula contaminated with Enterobacter sakazakii. All products recalled from shelf in the market, stocks blocked at importers and those already purchased by mothers to be recollected. Sale suspension ordered by the Federal Capital government."
11-Apr-05 "France exported to Middle East and Africa" Danone "Bledilait 2 eme age Gallia 2eme ageNursie 2eme age Alma 2eme age
Gallia 2eme age" "Salmonella agona caused illness in as many as 54 infants (1 to 12 months) from different parts of France between January and April 2005. Recalls were issued by the European Commission, Health and Consumer Protection Directorate. Authorities traced Salmonella to factory source. The Picot manufacturing facilities (see recall 10) were used to produce Danone products for export: Nursie, Alma, Gallia and Bledilait, hence the recall of these products as well. "
18-Feb-05 Finland Nutricia "Valio (Peptide Tutteli & Gefilus
Peptide Tutteli)" 10 times overdose of Vitamin D.
2-Feb-05 USA Abbott Ross "Similac Advance (with Iron)12.9 ounce cans" presence of black plastic particles.
22 Jan&Feb 2005 France Picot Picot "The Institut Pasteur in France identified an unusual number of strains of Salmonella serotype agona in Picot products. 44 children were affected, all aged between 1 to 6 months, hospitalised, all cured."
25-Jan-05 "Switzerland, France" Nestle liquid ready to feed Guigoz milks "The liquid milks looked abnormal (curdled) or had
unpleasant smell due to tiny leaks in the packaging."
25-Jan-05 "Sao Paulo, Brazil" "Numico/Milupa
distributor: ProdutosNutricionais Ltda " Aptamil infant formula "Product batch banned due to detection of EnterobacterSakazakii bacteria. Imposition of temporary ban of 6months on product."
1-Jan-05 "Sao Paulo, Brazil" Mead Johnson "Pregestimil, Enfamil Pregestimil" "ANVISA (Brazilian Food Control Agency) banned the use, marketing, distribution and entry into Brazil of these infant formulas. (Ministry of Health of France is investigating the relationship of these products with a type of bacterial infection.)"
1-Dec-04 USA Mead Johnson Enfamil LactoFree with Lipil "Mead Johnson brand Enfamil LactoFree with LIPIL milk-based infant formula, lactose-free, iron fortified, concentrated liquid in a 13 fl. oz. can. Sold in cases of 12 cans each; case UPC 3-0087-0614-01. 6408 cases in total. May have an off-odor, clumping and product separation. Bristol Myers Squibb Company, Evansville, IN, by letter dated December 9, 2003. "
12-Oct-04 "France, Hong Kong,UK, Brazil, The Gambia, Gabon, UK and others" Mead Johnson Pregestimil Infant formula contaminated with Enterobacter Sakazakii. 2 out of 4 infants died. 3 of them consumed Pregestimil and the 4th had direct contact with one of the ill ****es.
7-Sep-04 "New York, USA" Guan Wei Yuan Guan Wei Yuan "Products do not contain amounts of protein and other essential ingredients as indicated on the label. On-going and exclusive consumption of these formulas could have severe health consequences, particularly in newborn infants, pre-mature infants or others with weakened immune systems."
6-Sep-04 Australia Nestle NAN 1 Probiotic Starter infant formula with Bifidus "Incorrect mix of formulation, not meeting the Food Standards regulation. Possible changes in the protein and iron levels, leading to constipation and/or diarrhoea."
31-Mar-04 "Ottawa, Ontario, USA" Mead Johnson Enfalac Pregestimil Hypoallergenic Infant formula. "Incorrect size of scoop, results in over-concentrated formula preparation, with severe medical problems such as diarrhoea and dehydration."
11-Oct-03 Israel "Humana (Germany); Remedia, Israel" "Tzimchit Super Formula - soya-based milk substitute
Junior Tzimchit Super Formula" "Lack of vitamin B1 or thiamine, all ****es hospitalised had been fed with Remedia. 2 infant deaths since June, 3 in critical condition in hospital, 10 suspicious case
under investigation. Health Ministry said 7 infants fed with formula suffered beriberi. "
1-Sep-03 "Evansville, Ind, USA" Mead Johnson Enfacare LIPIL Infant Formula Voluntary recall 505 cases of EnfaCare LIPIL 12.9 ounce. Contaminated with Enterobacter Sakazakii.
1-Nov-02 China "Wyeth (Shanghai
Wyeth Nutritional Co. Ltd.)" "Nursoy, Promise" Promise milk powder had nitrate content exceeding the national standard. Nursoy contained Enterobacter sakazakii. Recall of over 100 million tins of milk formula.
11-Feb-02 USA Wyeth "Baby Basics, Kozy Kids, CVS, Hill Country Fare, HEB Baby, American Fare Little Ones, Home Best, Safeway Select, Healthy Baby, Walgreens, Parent's Choice " FDA testing at the Wyeth plant found contamination by Enterobacter sakazakii.
5-Feb-02 Belgium Nestle Beba 1 "5 day old infant died due to Enterobacter Sakazakii after discharge from hospital. On 2nd May, nearly seven weeks after the infant died, the Federal Agency for Food Safety in Belgium asked Nestlé Belgium to recall Beba 1."
Tahun 2002 USA Mead Johnson Portagen Portagen is a special formula used for infants with difficulty digesting fats. The recall was prompted by the death of a premature infant in April 2001 from meningitis caused by Portagen contaminated with Enterobacter sakazakii.
14-Sep-01 "Texas, USA" Nestle "Nestle Carnation Follow-Up Formula, 32-Fluid-Ounce Liquid ready to Feed" 120 cans distributed only to WalMart stores in Texas cities. Excessive magnesium in cans. Long term use may cause severe adverse health effects such as low blood pressure and irregular heart beat.
15-Aug-01 UK Wyeth "SMA GoldSMA White" Infant botulism. A 5-month-old girl became seriously ill.
7-Jul-01 USA Mead Johnson Nutramigen "Spanish label errors - incorrect preparation instructions. Incorrect amount of water alters formula's precise mixture of nutrients and could cause seizures,
irregular heartbeat and even death if consumed for several days. "
Yr 2000 USA "Abbott RossMead Johnson" "Isomil powder and concentrate; Similac with iron, low iron powder and concentrate; Neosure powder; Enfamil low iron and with iron powder, Enfamil Lacto-free powder;
Prosobee soy powder; Nutramigen powder" "Infant formulas were packaged in cardboard tray/boxes which were misbranded. All lots of cardboard cases and trays that were repackaged, labeled and distributed by Unity Wholesale Grocery since April 25, 2000."
18-Mar-00 USA Nestle "Nestle Carnation Good Start
Nestle Carnation AlsoyNestle Carnation Follow-Up" "Not properly sterilized, voluntary recall for precautionary measures. Concern that formula may not have reached a high enough temperature during sterilisation."
sumber : SELASI
Nama-nama Produk susu yang ditarik dari peredaran dari tahun 2000 sampai 2006
No Date Country Company Brand Problem
8-Feb-06 Egypt Lacto-Misr Babysan 1 "Lacto-Misr was stopped from production after incidences of diarrhoea and GIT, believed to be cuased by an oil added to the formula. An investigation is still underway."
20-Dec-05 The Netherlands Nutricia Ovalrit & Beberix "(Refer problem under 2 below) 2 sterilizers in Nutricia factory in Opole, Poland, had defects, and glass particles lodged under the rim of the jar cover. VWA (Netherlands Health and Safety Authority) alerted the International Rapid Alert System. All Ovalrit and Beberix batches from the 2 defective sterilizers were recalled."
15-Dec-05 The Netherlands Nutricia Ovalrit 'tuingroenten met rijst' (garden vegetables with rice) Consumer complaint about tiny glass splinters under the rim of the cover. Nutricia withdrew the complete batch of Olvarit garden vegetables with rice with a best before date of 03 Aug 2008. Advert in nation-wide newspapers asks consumers to throw the pots in the dustbin. Costs of the jar will be reimbursed if cover is sent to Nutricia.
28-Nov-05 "France, Greece, La Reunion" "Numico/Milupa
Nestle" "Aptamil 2 Liquid, Aptamil Soya and Aptamil Babymil.
Nidal 2" (Refer to contamination by IsopropilThioXanthone below)
25-Nov-05 Italy "Numico/Milupa" "Aptamil 2 Liquid, Aptamil Soya and Aptamil Babymil: recalled products estimated to amount to less than 100,000 litres" "(Refer to contamination by IsopropilThioXanthone below) Milupa recalled about 100,000 litres of products. "
16-Oct-05 "Luxembourg, Netherlands " Babymill Cereabib 1 & 2 Contaminated with Enterobacter sakazakii. Recall after test by Le Laboratoire National de la sante - service du controle des denrees alimentaires.
10 "(28 Aug 05 - 3 Sep 05)" Hungary Milco "Feeding bottles of different capacity with teat ""Milco"" (type/model: a. 10099 bar code 4 711146 100992, b. 10095 bar code 4 711146 100947) capacity: 1.25ml; 2.14ml. Country of origin: unknown." "Chemical risk. The teat containts more DEHP and DINP phthalates than allowed. There is no consumer information, instructions of safe use and care attached to the product. Prohibition of distribution ordered by the authorities."
25-Jul-05 Argentina Mead Johnson Enfamil AR "Infant formula contaminated with Enterobacter sakazakii. All products recalled from shelf in the market, stocks blocked at importers and those already purchased by mothers to be recollected. Sale suspension ordered by the Federal Capital government."
11-Apr-05 "France exported to Middle East and Africa" Danone "Bledilait 2 eme age Gallia 2eme ageNursie 2eme age Alma 2eme age
Gallia 2eme age" "Salmonella agona caused illness in as many as 54 infants (1 to 12 months) from different parts of France between January and April 2005. Recalls were issued by the European Commission, Health and Consumer Protection Directorate. Authorities traced Salmonella to factory source. The Picot manufacturing facilities (see recall 10) were used to produce Danone products for export: Nursie, Alma, Gallia and Bledilait, hence the recall of these products as well. "
18-Feb-05 Finland Nutricia "Valio (Peptide Tutteli & Gefilus
Peptide Tutteli)" 10 times overdose of Vitamin D.
2-Feb-05 USA Abbott Ross "Similac Advance (with Iron)12.9 ounce cans" presence of black plastic particles.
22 Jan&Feb 2005 France Picot Picot "The Institut Pasteur in France identified an unusual number of strains of Salmonella serotype agona in Picot products. 44 children were affected, all aged between 1 to 6 months, hospitalised, all cured."
25-Jan-05 "Switzerland, France" Nestle liquid ready to feed Guigoz milks "The liquid milks looked abnormal (curdled) or had
unpleasant smell due to tiny leaks in the packaging."
25-Jan-05 "Sao Paulo, Brazil" "Numico/Milupa
distributor: ProdutosNutricionais Ltda " Aptamil infant formula "Product batch banned due to detection of EnterobacterSakazakii bacteria. Imposition of temporary ban of 6months on product."
1-Jan-05 "Sao Paulo, Brazil" Mead Johnson "Pregestimil, Enfamil Pregestimil" "ANVISA (Brazilian Food Control Agency) banned the use, marketing, distribution and entry into Brazil of these infant formulas. (Ministry of Health of France is investigating the relationship of these products with a type of bacterial infection.)"
1-Dec-04 USA Mead Johnson Enfamil LactoFree with Lipil "Mead Johnson brand Enfamil LactoFree with LIPIL milk-based infant formula, lactose-free, iron fortified, concentrated liquid in a 13 fl. oz. can. Sold in cases of 12 cans each; case UPC 3-0087-0614-01. 6408 cases in total. May have an off-odor, clumping and product separation. Bristol Myers Squibb Company, Evansville, IN, by letter dated December 9, 2003. "
12-Oct-04 "France, Hong Kong,UK, Brazil, The Gambia, Gabon, UK and others" Mead Johnson Pregestimil Infant formula contaminated with Enterobacter Sakazakii. 2 out of 4 infants died. 3 of them consumed Pregestimil and the 4th had direct contact with one of the ill ****es.
7-Sep-04 "New York, USA" Guan Wei Yuan Guan Wei Yuan "Products do not contain amounts of protein and other essential ingredients as indicated on the label. On-going and exclusive consumption of these formulas could have severe health consequences, particularly in newborn infants, pre-mature infants or others with weakened immune systems."
6-Sep-04 Australia Nestle NAN 1 Probiotic Starter infant formula with Bifidus "Incorrect mix of formulation, not meeting the Food Standards regulation. Possible changes in the protein and iron levels, leading to constipation and/or diarrhoea."
31-Mar-04 "Ottawa, Ontario, USA" Mead Johnson Enfalac Pregestimil Hypoallergenic Infant formula. "Incorrect size of scoop, results in over-concentrated formula preparation, with severe medical problems such as diarrhoea and dehydration."
11-Oct-03 Israel "Humana (Germany); Remedia, Israel" "Tzimchit Super Formula - soya-based milk substitute
Junior Tzimchit Super Formula" "Lack of vitamin B1 or thiamine, all ****es hospitalised had been fed with Remedia. 2 infant deaths since June, 3 in critical condition in hospital, 10 suspicious case
under investigation. Health Ministry said 7 infants fed with formula suffered beriberi. "
1-Sep-03 "Evansville, Ind, USA" Mead Johnson Enfacare LIPIL Infant Formula Voluntary recall 505 cases of EnfaCare LIPIL 12.9 ounce. Contaminated with Enterobacter Sakazakii.
1-Nov-02 China "Wyeth (Shanghai
Wyeth Nutritional Co. Ltd.)" "Nursoy, Promise" Promise milk powder had nitrate content exceeding the national standard. Nursoy contained Enterobacter sakazakii. Recall of over 100 million tins of milk formula.
11-Feb-02 USA Wyeth "Baby Basics, Kozy Kids, CVS, Hill Country Fare, HEB Baby, American Fare Little Ones, Home Best, Safeway Select, Healthy Baby, Walgreens, Parent's Choice " FDA testing at the Wyeth plant found contamination by Enterobacter sakazakii.
5-Feb-02 Belgium Nestle Beba 1 "5 day old infant died due to Enterobacter Sakazakii after discharge from hospital. On 2nd May, nearly seven weeks after the infant died, the Federal Agency for Food Safety in Belgium asked Nestlé Belgium to recall Beba 1."
Tahun 2002 USA Mead Johnson Portagen Portagen is a special formula used for infants with difficulty digesting fats. The recall was prompted by the death of a premature infant in April 2001 from meningitis caused by Portagen contaminated with Enterobacter sakazakii.
14-Sep-01 "Texas, USA" Nestle "Nestle Carnation Follow-Up Formula, 32-Fluid-Ounce Liquid ready to Feed" 120 cans distributed only to WalMart stores in Texas cities. Excessive magnesium in cans. Long term use may cause severe adverse health effects such as low blood pressure and irregular heart beat.
15-Aug-01 UK Wyeth "SMA GoldSMA White" Infant botulism. A 5-month-old girl became seriously ill.
7-Jul-01 USA Mead Johnson Nutramigen "Spanish label errors - incorrect preparation instructions. Incorrect amount of water alters formula's precise mixture of nutrients and could cause seizures,
irregular heartbeat and even death if consumed for several days. "
Yr 2000 USA "Abbott RossMead Johnson" "Isomil powder and concentrate; Similac with iron, low iron powder and concentrate; Neosure powder; Enfamil low iron and with iron powder, Enfamil Lacto-free powder;
Prosobee soy powder; Nutramigen powder" "Infant formulas were packaged in cardboard tray/boxes which were misbranded. All lots of cardboard cases and trays that were repackaged, labeled and distributed by Unity Wholesale Grocery since April 25, 2000."
18-Mar-00 USA Nestle "Nestle Carnation Good Start
Nestle Carnation AlsoyNestle Carnation Follow-Up" "Not properly sterilized, voluntary recall for precautionary measures. Concern that formula may not have reached a high enough temperature during sterilisation."
sumber : SELASI
TANDA-TANDA BAHWA DOKTER, PERAWAT ATAU BIDAN CONCERN TERHADAP MENYUSUI.
1. Tidak ada logo persahaan susu formula yang ditampilkan di dalam ruang praktiknya.
2. Tidak memutarkan video atau petunjuk praktis berupa brosur dan poster yang berlogo perusahaan susu formula tertentu, saat kita berkonsultasi tentang menyusui.
3. Tidak memberikan sample susu formula setelah kita keluar dari rumah sakit.
4. Saat kehamilan dokter, perawata atau bidan akan mendiskusikan tentang menyusui dan cara menyusui yang benar. Dan sesaat setelah lahir mereka akan membiarkan bayi bersama kita, dan membimbing ibu-ibu muda agar lebih percaya diri saat menyusui.
5. Di ruang tunggu kita dapat melihat beberapa ibu menyusui dengan tenang dan terlihat poster-poster tentang menyusui di tempel di dinding.
sumber : SELASI
2. Tidak memutarkan video atau petunjuk praktis berupa brosur dan poster yang berlogo perusahaan susu formula tertentu, saat kita berkonsultasi tentang menyusui.
3. Tidak memberikan sample susu formula setelah kita keluar dari rumah sakit.
4. Saat kehamilan dokter, perawata atau bidan akan mendiskusikan tentang menyusui dan cara menyusui yang benar. Dan sesaat setelah lahir mereka akan membiarkan bayi bersama kita, dan membimbing ibu-ibu muda agar lebih percaya diri saat menyusui.
5. Di ruang tunggu kita dapat melihat beberapa ibu menyusui dengan tenang dan terlihat poster-poster tentang menyusui di tempel di dinding.
sumber : SELASI
Menyiasati Anak Sulit Makan
Oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi.
Jakarta, 8 Maret 2002
Bagi sebagian ibu, dialog di atas mungkin terdengar sangat familiar di telinga ketika jam makan anak-anak telah tiba. Memberi makan kepada anak-anak balita terkadang memang menyulitkan. Anak tidak selalu menyukai apa yang diberikan kepada mereka. Mereka cenderung lebih menyukai makanan ringan berupa makanan yang manis (seperti permen, biskuit), makanan junk food (biasanya dalam bentuk makan siap saji seperti hamburger, fried chicken, french fries), dan makanan yang tasty (misalnya chiky, cheetos) dibandingkan makanan utama yang berupa nasi dan lauk pauknya.
Menghadapi situasi diatas orangtua biasanya menggunakan berbagai cara untuk membuat agar anaknya mau makan, bahkan seringkali sampai merasa perlu untuk memaksa anak, apalagi orangtua dari anak-anak yang bertubuh mungil. Orangtua mungkin beranggapan bahwa tubuh mungilnya itu terbentuk karena anaknya kurang makan dan gizi. Nah, gimana caranya menyiasati agar anak mau makan makanan yang disediakan oleh orangtua?
Komponen Utama Sumber Energi
Untuk perkembangan tubuh dan energi anak membutuhkan sejumlah kalori. Kebutuhan kalori ini dipenuhi dari nutrisi, yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Protein berguna untuk membentuk struktur sel-sel tubuh. Protein banyak terkandung dalam makanan yang terbuat dari tumbuhan maupun hewan, contohnya ikan, susu, keju, kacang dan tepung. Karbohidrat berguna sebagai energi yang diperlukan untuk beraktivitas dan proses-proses penting yang terjadi di dalam tubuh. Karbohidrat terkandung dalam gandum, kacang-kacangan, kentang, beras, buah-buahan, gula dan madu. Lemak juga berguna sebagai sumber energi. Lemak banyak terkandung dalam susu, kacang-kacangan, mentega dan minyak.
Selain membutuhkan nutrisi, tubuh juga membutuhkan vitamin, mineral dan serat. Vitamin, mineral dan serat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Semua makanan pada umumnya mengandung setidaknya satu unsur nutrisi yang dibutuhkan dan dapat juga mengandung vitamin, mineral dan serat. Unsur-unsur inilah yang seringkali disebut dengan istilah Gizi (nutrisi, vitamin, mineral dan serat).
Bagaimana dengan makanan siap saji atau junk food? Junk food yang disukai anak-anak sebenarnya bukanlah makanan yang tidak ada faedahnya sama sekali. Contohnya hamburger, mengandung protein dan lemak, sumber zat besi dan vitamin B yang baik buat anak. Namun perlu diingat bahwa lemak dan protein yang terkandung dalam hamburger melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu jika anak menyukai junk food, tidak ada salahnya sekali-kali diberikan, namun sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Jika hal itu sampai terjadi maka akan berpengaruh kurang baik bagi kesehatan karena asupan gizi yang diperoleh tidak seimbang, dan juga memicu terjadinya obesitas/kegemukan.
Mengapa Anak Menolak Makan?
Papalia (1995), salah seorang ahli perkembangan manusia, mengungkapkan bahwa pada usia 0-3 tahun perkembangan fisik dan otak anak berlangsung paling pesat/growth spurt, karena itu tubuh membutuhkan gizi yang banyak, sehingga biasanya anak memiliki nafsu makan yang baik. Setelah usia 3 tahun, perkembangan tubuh tidak lagi sepesat sebelumnya, kebutuhan tubuh akan makanan menurun dan biasanya diikuti nafsu makan anak yang juga menurun. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dari orangtua agar anak jangan sampai kekurangan gizi akibat tidak mau makan.
Illingworth (1991), seorang ahli kesehatan anak, mengutarakan beberapa hal-hal yang menurut pengamatannya dapat menjadi penyebab anak tidak mau makan:
Memakan kudapan diantara jam makan, akibatnya tubuh masih berkecukupan dengan nutrisi yang berasal dari kudapan tersebut, sehingga anak tidak merasa lapar
Perkembangan ego sang anak; anak menolak makan sebagai manifestasi dari perkembangan sikap mandiri. Anak merasa sebagai individu yang terpisah dari orangtua, sehingga menolak bentuk dominasi orangtua
Anak ingin mencoba kemampuan yang baru dimilikinya yaitu mencoba makan sendiri tetapi orangtua melarangnya melakukan hal tersebut
Menu tidak bervariasi sehingga anak merasa bosan dengan makanan yang terhidang atau bentuk makanan tidak menarik
Anak sedang merasa tidak bahagia, sedih, depressi atau merasa tidak aman/nyaman
Anak sedang sakit
Sementara itu, bentuk penolakan yang dilakukan anak dapat berupa:
Memuntahkan makanan
Makan berlama-lama dan memainkan makanan. Pada tahapan usia 9 bulan-2,5 tahun memang masih merupakan suatu hal yang wajar jika anak makan berlama-lama karena ia belum mengenal konsep waktu. Namun jika anak telah berumur lebih dari usia tersebut, tetapi masih makan berlama-lama dan memainkan makanannya maka hal tersebut tidak lagi dapat disebut wajar/normal tetapi merupakan suatu cara anak untuk menarik perhatian dan menentang dominasi orangtua.
Sama sekali tidak mau makan
Menumpahkan makanan
Menepis suapan dari orangtua
Tindakan Keliru yang Seringkali Dilakukan Orangtua
Beberapa tindakan yang sebenarnya keliru yang seringkali dilakukan orangtua dalam menghadapi situasi diatas misalnya:
Membujuk. Misalnya dengan kata-kata: "makan sayur bayamnya ya, biar kuat seperti popeye", "kalau makannya habis nanti mama bilang sama papa kalau anak mama dan papa pintar loh", dll.
Mengalihkan perhatian, misalnya: anak disuapi makan sambil menonton film atau sambil bermain-main
Memberi janji, misalnya: "kalau makannya habis, nanti mama belikan ice cream"
Mengancam, misalnya: kalau makannya tidak habis, nanti kalau ke dokter disuntik loh"
Memaksa, misalnya anak dipaksa membuka mulut lalu dijejali makanan
Menghukum, misalnya anak yang tidak mau makan langsung dipukul atau diperintahkan masuk kamar
Membolehkan anak untuk memilih menu makanan yang diingininya. Dalam hal ini orangtua biasanya akan langsung mengganti menu jika anak mengatakan bahwa ia tidak menyukai menu yang dihidangkan.
Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua
Dengan mengetahui bahwa nafsu makan anak digerakkan oleh jumlah makanan yang dibutuhkan tubuh, orangtua seharusnya menjaga nafsu makan anak dan memastikan bahwa anak mendapatkan kebutuhan tubuhnya. Para ahli psikologi anak sama sekali tidak menyarankan anak dipaksa untuk makan apapun penyebabnya, karena semakin dipaksa anak akan semakin memberontak.
Lalu apa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua untuk membuat anak mau makan dan tidak kekurangan sumber energi yang dibutuhkan tubuhnya? Berikut ini beberapa saran yang dapat anda lakukan jika menghadapi anak yang sulit makan:
Kurangi kudapan atau tidak memberikan kudapan sama sekali di antara jam makan. Termasuk di sini adalah pemberian susu kepada anak. Bagi anak yang memiliki nafsu makan sangat baik, pemberian kudapan maupun susu diantara jam makan masih diperbolehkan, tetapi harus dilakukan dengan jadwal tetap dan dosistepat sehingga tidak terjadi obesitas.
Menghidangkan menu yang bervariasi. Sama seperti orang dewasa, jika hampir setiap hari diberikan menu yang sama, maka anak akan bosan (meskipun menu yang diberikan merupakan menu favorit anak tersebut). Oleh karena itu, orangtua harus jeli dan pintar untuk memberikan menu yang bervariasi kepada anak. Misalnya: jika anak sudah sering diberi ikan cobalah mengganti ikan dengan ayam atau daging atau dapat pula diganti cara memasaknya.
Mempercantik tampilan makanan. Contohnya, dalam sebuah iklan di TV, ada orangtua yang menghidangkan nasi goreng dengan diberi gambar wajah, mata yang terbuat dari tomat, bibir dari sosis, dan hidung dari ketimun. Penampilan nasi goreng yang seperti ini akan lebih menarik perhatian bagi anak daripada nasi goreng yang terhidang begitu saja di piring tanpa hiasan.
Saat anak sedang merasa sedih, cobalah untuk terlebih dahulu membuat perasaan anak lebih baik dengan menunjukkan kasih sayang dan mencoba mengerti penyebab mengapa anak merasa sedih. Contoh: anak sedih karena kematian anjing yang disayanginya, maka bisa dihibur dengan mengatakan bahwa "anjingnya sekarang sudah sembuh, tidak akan pernah sakit lagi di tempat yang baru".
Biarkan anak makan sendiri. Jangan takut dengan kekotoran yang disebabkan anak makan sendiri, karena yang penting di sini adalah anak merasa mampu, dipercaya oleh orangtua, semakin mandiri dan kemampuan motoriknya juga akan terlatih dan berkembang baik.
Jangan memburu-buru anak agar makan dengan cepat. Anak yang makannya berlama-lama, tidak perlu diburu-buru. Jika semua sudah selesai makan, meja sudah dibersihkan dan anak masih bermain dengan makanannya, maka sebaiknya makanannya disingkirkan. Anak mungkin akan merasa marah, jika hal ini terjadi orangtua tidak perlu berdebat ataupun memarahi anak, berikan perpanjangan waktu yang cukup, jika perpanjangan waktu sudah selesai maka makanan benar-benar ditarik dan tidak diberikan perpanjangan waktu lagi. Dengan demikian anak akan mengerti ada waktu untuk makan.
Tidak perlu setiap kali mengikuti keinginan anak dengan mengganti menu sesuai keinginannya, karena mungkin saja ketidaksukaannya disebabkan keinginan menentang dominasi orangtua. Sebaiknya tanamkan kesadaran pada anak bahwa makan adalah tugasnya, dengan tidak memuji jika makanan dihabiskan, dan juga tidak memarahi, mengancam, membujuk, menghukum, atau memberi label anak sebagai anak nakal jika makanannya tidak dihabiskan/tidak mau makan.
Jika anak tidak mau makan dan si anak berada dalam keadaan sehat, tidak apa-apa, singkirkan saja makanan dari meja makan, dan anak tidak perlu diberikan kudapan apapun di antara waktu makan utamanya. Dengan demikian, ketika tiba waktu makan selanjutnya anak akan merasa lapar (bukan kelaparan) dan ia pasti akan makan apapun yang dihidangkan.
Tidak perlu memberikan porsi yang banyak kepada anak, sehingga sulit dihabiskan. Lebih baik memberikan porsi yang sedang, jika anak merasa kurang, ia boleh minta tambah.
Berikan makanan secara bertahap sesuai jenis dan kandungan gizi satu persatu, mulai dari yang mengandung banyak zat besi dan protein (misalnya daging), sampai terakhir jenis yang kurang penting (misalnya puding sebagai penutup mulut). Jika anak merasa sudah kenyang sebelum sampai pada makanan tahap berikutnya, orangtua tidak perlu lagi memaksa anak untuk makan
Reaksi orangtua akan menentukan arah dan proses pembelajaran anak terhadap berbagai hal sampai mereka menemukan kesadaran dan tanggungjawab secara internal. Jika reaksi orangtua menguatkan perilaku sulit makan, maka yang terjadi kemudian adalah anak menjadi sulit makan. sebaliknya jika reaksi orangtua menguatkan perilaku mudah makan, maka anak mudah makan. Satu hal yang sebaiknya diingat orangtua adalah tidak mudah untuk selalu merespon perilaku anak secara tepat. Tulisan ini mungkin dapat menjadi suatu informasi yang berguna bagi anda para orangtua yang peduli terhadap kesejahteraan anaknya. Selamat mencoba
Diposting oleh Jogja Parenting Club di 5:23 AM 0 komentar
Label: MPASI, Parenting
Waspadai Kebiasaan Jajan pada Anak
Sekarang ini anak-anak sudah sangat terbiasa dengan jajan. Karena dibekali uang oleh orangtuanya, anak terbiasa jajan sembarangan.
Kebiasaan jajan bisa berakibat fatal karena sekarang ini banyak ditemukan kandungan bahan kimia berbahaya pada makanan anak-anak.
Bekal uang jajan biasanya diberikan oleh orangtua yang sibuk bekerja. Mereka tidak sempat menyiapkan makanan buatan sendiri untuk anak-anaknya.
Ada juga orangtua yang gemar membeli makanan siap saji atau makanan dalam kemasan untuk bekal anaknya. Padahal, makanan semacam itu biasanya mengandung banyak gula atau penyedap rasa.
Seorang ibu, sebut saja Melani (31), setiap tiga hari sekali selalu membeli bekal di supermarket untuk anaknya yang masih balita. Ia tidak pernah lupa untuk membeli wafer cokelat, minuman susu dalam kemasan, dan permen cokelat kecil-kecil yang berwarna-warni.
"Ini makanan kesukaan anak saya," tutur Melani yang tinggal di kawasan Tangerang, Banten. Sebagai ibu yang bekerja, Melani memang tidak sempat membuatkan bekal untuk anaknya. Ia harus berangkat pagi-pagi sekali agar tidak terlambat sampai ke kantornya di Jakarta.
Psikolog Mayke Tedjasaputra dari Universitas Indonesia mengungkapkan, budaya ingin serba cepat memengaruhi sikap anak, termasuk kebiasaan mereka untuk jajan. Menurut Mayke, pola jajan pada anak terbentuk melalui pembiasaan.
Orangtua yang sering jajan akan "melahirkan" anak-anak yang suka jajan. Semula anak meniru orangtuanya yang suka jajan. Di sekolah, mereka meniru teman-temannya yang juga suka jajan.
Perilaku ini semakin kuat karena dukungan lingkungan, seperti keberadaan penjual makanan di kantin atau di sekitar sekolah. Penjual makanan keliling yang lewat di depan rumah juga mendorong anak untuk jajan.
Mayke mengatakan, para ibu masa kini banyak yang bekerja di luar rumah. Mereka lalu merasa tidak punya waktu untuk membuat bekal makanan. Faktor harga yang lebih murah juga mendorong orangtua untuk membeli makanan siap saji daripada harus membuat sendiri.
"Ini berbeda dengan zaman dulu ketika para orangtua harus membuat sendiri segala sesuatu yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari, mulai dari pakaian, perlengkapan rumah, hingga makanan," tutur Mayke.
Kebiasaan orangtua mengajak anak-anaknya "makan di luar" setiap akhir pekan, menurut Mayke, juga bisa mendorong perilaku senang jajan. Anak jadi punya anggapan bahwa makan di mal, restoran, atau warung sebagai bentuk rekreasi.
Kurang variasi
Faktor lain yang menyebabkan anak suka jajan adalah kurang bervariasinya makanan di rumah. Anak menjadi bosan dengan makanan yang disiapkan di rumah lalu tergiur dengan jajanan.
Kebiasaan jajan ini lalu diperkuat oleh lingkungan, terutama di permukiman padat penduduk. Ketika salah satu anak tetangga jajan, anak-anak lain tidak mau kalah. Mereka lalu meminta jajan kepada orangtuanya dan menangis kalau tidak diberi. Orangtua merasa tidak tega dan akhirnya memberi jajan kepada anaknya.
Dampak negatif muncul pada anak yang sering jajan. Anak menjadi enggan makan, terutama bila mereka jajan berdekatan dengan waktu makan. Anak juga tidak punya selera terhadap makanan rumah karena mereka terbiasa jajan. Sering kita melihat orangtua terpaksa menyuap anaknya sambil memberikan camilan agar anaknya mau makan.
Mayke mengungkapkan, orangtua punya tanggung jawab membentuk kebiasaan positif kepada anak meskipun mereka sibuk bekerja. Mayke menyarankan agar orangtua tetap menyempatkan diri membuat bekal makanan sendiri.
"Orangtua bisa bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal. Atau segala sesuatunya sudah disiapkan malam harinya sehingga pagi tinggal menyelesaikan pekerjaan akhir saja," lanjutnya.
Menurut Mayke, menyiapkan bekal tidak harus dilakukan oleh ibu, tetapi juga bisa dilakukan oleh ayah. Usaha orangtua menyiapkan bekal anak juga berpengaruh positif terhadap jiwa anak. Anak merasa diperhatikan karena orangtua mau bersusah payah membuatkan makanan untuknya. (Lusiana Indriasari)
dari Kompas Cyber Media
Jakarta, 8 Maret 2002
Bagi sebagian ibu, dialog di atas mungkin terdengar sangat familiar di telinga ketika jam makan anak-anak telah tiba. Memberi makan kepada anak-anak balita terkadang memang menyulitkan. Anak tidak selalu menyukai apa yang diberikan kepada mereka. Mereka cenderung lebih menyukai makanan ringan berupa makanan yang manis (seperti permen, biskuit), makanan junk food (biasanya dalam bentuk makan siap saji seperti hamburger, fried chicken, french fries), dan makanan yang tasty (misalnya chiky, cheetos) dibandingkan makanan utama yang berupa nasi dan lauk pauknya.
Menghadapi situasi diatas orangtua biasanya menggunakan berbagai cara untuk membuat agar anaknya mau makan, bahkan seringkali sampai merasa perlu untuk memaksa anak, apalagi orangtua dari anak-anak yang bertubuh mungil. Orangtua mungkin beranggapan bahwa tubuh mungilnya itu terbentuk karena anaknya kurang makan dan gizi. Nah, gimana caranya menyiasati agar anak mau makan makanan yang disediakan oleh orangtua?
Komponen Utama Sumber Energi
Untuk perkembangan tubuh dan energi anak membutuhkan sejumlah kalori. Kebutuhan kalori ini dipenuhi dari nutrisi, yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Protein berguna untuk membentuk struktur sel-sel tubuh. Protein banyak terkandung dalam makanan yang terbuat dari tumbuhan maupun hewan, contohnya ikan, susu, keju, kacang dan tepung. Karbohidrat berguna sebagai energi yang diperlukan untuk beraktivitas dan proses-proses penting yang terjadi di dalam tubuh. Karbohidrat terkandung dalam gandum, kacang-kacangan, kentang, beras, buah-buahan, gula dan madu. Lemak juga berguna sebagai sumber energi. Lemak banyak terkandung dalam susu, kacang-kacangan, mentega dan minyak.
Selain membutuhkan nutrisi, tubuh juga membutuhkan vitamin, mineral dan serat. Vitamin, mineral dan serat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Semua makanan pada umumnya mengandung setidaknya satu unsur nutrisi yang dibutuhkan dan dapat juga mengandung vitamin, mineral dan serat. Unsur-unsur inilah yang seringkali disebut dengan istilah Gizi (nutrisi, vitamin, mineral dan serat).
Bagaimana dengan makanan siap saji atau junk food? Junk food yang disukai anak-anak sebenarnya bukanlah makanan yang tidak ada faedahnya sama sekali. Contohnya hamburger, mengandung protein dan lemak, sumber zat besi dan vitamin B yang baik buat anak. Namun perlu diingat bahwa lemak dan protein yang terkandung dalam hamburger melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu jika anak menyukai junk food, tidak ada salahnya sekali-kali diberikan, namun sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Jika hal itu sampai terjadi maka akan berpengaruh kurang baik bagi kesehatan karena asupan gizi yang diperoleh tidak seimbang, dan juga memicu terjadinya obesitas/kegemukan.
Mengapa Anak Menolak Makan?
Papalia (1995), salah seorang ahli perkembangan manusia, mengungkapkan bahwa pada usia 0-3 tahun perkembangan fisik dan otak anak berlangsung paling pesat/growth spurt, karena itu tubuh membutuhkan gizi yang banyak, sehingga biasanya anak memiliki nafsu makan yang baik. Setelah usia 3 tahun, perkembangan tubuh tidak lagi sepesat sebelumnya, kebutuhan tubuh akan makanan menurun dan biasanya diikuti nafsu makan anak yang juga menurun. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dari orangtua agar anak jangan sampai kekurangan gizi akibat tidak mau makan.
Illingworth (1991), seorang ahli kesehatan anak, mengutarakan beberapa hal-hal yang menurut pengamatannya dapat menjadi penyebab anak tidak mau makan:
Memakan kudapan diantara jam makan, akibatnya tubuh masih berkecukupan dengan nutrisi yang berasal dari kudapan tersebut, sehingga anak tidak merasa lapar
Perkembangan ego sang anak; anak menolak makan sebagai manifestasi dari perkembangan sikap mandiri. Anak merasa sebagai individu yang terpisah dari orangtua, sehingga menolak bentuk dominasi orangtua
Anak ingin mencoba kemampuan yang baru dimilikinya yaitu mencoba makan sendiri tetapi orangtua melarangnya melakukan hal tersebut
Menu tidak bervariasi sehingga anak merasa bosan dengan makanan yang terhidang atau bentuk makanan tidak menarik
Anak sedang merasa tidak bahagia, sedih, depressi atau merasa tidak aman/nyaman
Anak sedang sakit
Sementara itu, bentuk penolakan yang dilakukan anak dapat berupa:
Memuntahkan makanan
Makan berlama-lama dan memainkan makanan. Pada tahapan usia 9 bulan-2,5 tahun memang masih merupakan suatu hal yang wajar jika anak makan berlama-lama karena ia belum mengenal konsep waktu. Namun jika anak telah berumur lebih dari usia tersebut, tetapi masih makan berlama-lama dan memainkan makanannya maka hal tersebut tidak lagi dapat disebut wajar/normal tetapi merupakan suatu cara anak untuk menarik perhatian dan menentang dominasi orangtua.
Sama sekali tidak mau makan
Menumpahkan makanan
Menepis suapan dari orangtua
Tindakan Keliru yang Seringkali Dilakukan Orangtua
Beberapa tindakan yang sebenarnya keliru yang seringkali dilakukan orangtua dalam menghadapi situasi diatas misalnya:
Membujuk. Misalnya dengan kata-kata: "makan sayur bayamnya ya, biar kuat seperti popeye", "kalau makannya habis nanti mama bilang sama papa kalau anak mama dan papa pintar loh", dll.
Mengalihkan perhatian, misalnya: anak disuapi makan sambil menonton film atau sambil bermain-main
Memberi janji, misalnya: "kalau makannya habis, nanti mama belikan ice cream"
Mengancam, misalnya: kalau makannya tidak habis, nanti kalau ke dokter disuntik loh"
Memaksa, misalnya anak dipaksa membuka mulut lalu dijejali makanan
Menghukum, misalnya anak yang tidak mau makan langsung dipukul atau diperintahkan masuk kamar
Membolehkan anak untuk memilih menu makanan yang diingininya. Dalam hal ini orangtua biasanya akan langsung mengganti menu jika anak mengatakan bahwa ia tidak menyukai menu yang dihidangkan.
Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua
Dengan mengetahui bahwa nafsu makan anak digerakkan oleh jumlah makanan yang dibutuhkan tubuh, orangtua seharusnya menjaga nafsu makan anak dan memastikan bahwa anak mendapatkan kebutuhan tubuhnya. Para ahli psikologi anak sama sekali tidak menyarankan anak dipaksa untuk makan apapun penyebabnya, karena semakin dipaksa anak akan semakin memberontak.
Lalu apa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua untuk membuat anak mau makan dan tidak kekurangan sumber energi yang dibutuhkan tubuhnya? Berikut ini beberapa saran yang dapat anda lakukan jika menghadapi anak yang sulit makan:
Kurangi kudapan atau tidak memberikan kudapan sama sekali di antara jam makan. Termasuk di sini adalah pemberian susu kepada anak. Bagi anak yang memiliki nafsu makan sangat baik, pemberian kudapan maupun susu diantara jam makan masih diperbolehkan, tetapi harus dilakukan dengan jadwal tetap dan dosistepat sehingga tidak terjadi obesitas.
Menghidangkan menu yang bervariasi. Sama seperti orang dewasa, jika hampir setiap hari diberikan menu yang sama, maka anak akan bosan (meskipun menu yang diberikan merupakan menu favorit anak tersebut). Oleh karena itu, orangtua harus jeli dan pintar untuk memberikan menu yang bervariasi kepada anak. Misalnya: jika anak sudah sering diberi ikan cobalah mengganti ikan dengan ayam atau daging atau dapat pula diganti cara memasaknya.
Mempercantik tampilan makanan. Contohnya, dalam sebuah iklan di TV, ada orangtua yang menghidangkan nasi goreng dengan diberi gambar wajah, mata yang terbuat dari tomat, bibir dari sosis, dan hidung dari ketimun. Penampilan nasi goreng yang seperti ini akan lebih menarik perhatian bagi anak daripada nasi goreng yang terhidang begitu saja di piring tanpa hiasan.
Saat anak sedang merasa sedih, cobalah untuk terlebih dahulu membuat perasaan anak lebih baik dengan menunjukkan kasih sayang dan mencoba mengerti penyebab mengapa anak merasa sedih. Contoh: anak sedih karena kematian anjing yang disayanginya, maka bisa dihibur dengan mengatakan bahwa "anjingnya sekarang sudah sembuh, tidak akan pernah sakit lagi di tempat yang baru".
Biarkan anak makan sendiri. Jangan takut dengan kekotoran yang disebabkan anak makan sendiri, karena yang penting di sini adalah anak merasa mampu, dipercaya oleh orangtua, semakin mandiri dan kemampuan motoriknya juga akan terlatih dan berkembang baik.
Jangan memburu-buru anak agar makan dengan cepat. Anak yang makannya berlama-lama, tidak perlu diburu-buru. Jika semua sudah selesai makan, meja sudah dibersihkan dan anak masih bermain dengan makanannya, maka sebaiknya makanannya disingkirkan. Anak mungkin akan merasa marah, jika hal ini terjadi orangtua tidak perlu berdebat ataupun memarahi anak, berikan perpanjangan waktu yang cukup, jika perpanjangan waktu sudah selesai maka makanan benar-benar ditarik dan tidak diberikan perpanjangan waktu lagi. Dengan demikian anak akan mengerti ada waktu untuk makan.
Tidak perlu setiap kali mengikuti keinginan anak dengan mengganti menu sesuai keinginannya, karena mungkin saja ketidaksukaannya disebabkan keinginan menentang dominasi orangtua. Sebaiknya tanamkan kesadaran pada anak bahwa makan adalah tugasnya, dengan tidak memuji jika makanan dihabiskan, dan juga tidak memarahi, mengancam, membujuk, menghukum, atau memberi label anak sebagai anak nakal jika makanannya tidak dihabiskan/tidak mau makan.
Jika anak tidak mau makan dan si anak berada dalam keadaan sehat, tidak apa-apa, singkirkan saja makanan dari meja makan, dan anak tidak perlu diberikan kudapan apapun di antara waktu makan utamanya. Dengan demikian, ketika tiba waktu makan selanjutnya anak akan merasa lapar (bukan kelaparan) dan ia pasti akan makan apapun yang dihidangkan.
Tidak perlu memberikan porsi yang banyak kepada anak, sehingga sulit dihabiskan. Lebih baik memberikan porsi yang sedang, jika anak merasa kurang, ia boleh minta tambah.
Berikan makanan secara bertahap sesuai jenis dan kandungan gizi satu persatu, mulai dari yang mengandung banyak zat besi dan protein (misalnya daging), sampai terakhir jenis yang kurang penting (misalnya puding sebagai penutup mulut). Jika anak merasa sudah kenyang sebelum sampai pada makanan tahap berikutnya, orangtua tidak perlu lagi memaksa anak untuk makan
Reaksi orangtua akan menentukan arah dan proses pembelajaran anak terhadap berbagai hal sampai mereka menemukan kesadaran dan tanggungjawab secara internal. Jika reaksi orangtua menguatkan perilaku sulit makan, maka yang terjadi kemudian adalah anak menjadi sulit makan. sebaliknya jika reaksi orangtua menguatkan perilaku mudah makan, maka anak mudah makan. Satu hal yang sebaiknya diingat orangtua adalah tidak mudah untuk selalu merespon perilaku anak secara tepat. Tulisan ini mungkin dapat menjadi suatu informasi yang berguna bagi anda para orangtua yang peduli terhadap kesejahteraan anaknya. Selamat mencoba
Diposting oleh Jogja Parenting Club di 5:23 AM 0 komentar
Label: MPASI, Parenting
Waspadai Kebiasaan Jajan pada Anak
Sekarang ini anak-anak sudah sangat terbiasa dengan jajan. Karena dibekali uang oleh orangtuanya, anak terbiasa jajan sembarangan.
Kebiasaan jajan bisa berakibat fatal karena sekarang ini banyak ditemukan kandungan bahan kimia berbahaya pada makanan anak-anak.
Bekal uang jajan biasanya diberikan oleh orangtua yang sibuk bekerja. Mereka tidak sempat menyiapkan makanan buatan sendiri untuk anak-anaknya.
Ada juga orangtua yang gemar membeli makanan siap saji atau makanan dalam kemasan untuk bekal anaknya. Padahal, makanan semacam itu biasanya mengandung banyak gula atau penyedap rasa.
Seorang ibu, sebut saja Melani (31), setiap tiga hari sekali selalu membeli bekal di supermarket untuk anaknya yang masih balita. Ia tidak pernah lupa untuk membeli wafer cokelat, minuman susu dalam kemasan, dan permen cokelat kecil-kecil yang berwarna-warni.
"Ini makanan kesukaan anak saya," tutur Melani yang tinggal di kawasan Tangerang, Banten. Sebagai ibu yang bekerja, Melani memang tidak sempat membuatkan bekal untuk anaknya. Ia harus berangkat pagi-pagi sekali agar tidak terlambat sampai ke kantornya di Jakarta.
Psikolog Mayke Tedjasaputra dari Universitas Indonesia mengungkapkan, budaya ingin serba cepat memengaruhi sikap anak, termasuk kebiasaan mereka untuk jajan. Menurut Mayke, pola jajan pada anak terbentuk melalui pembiasaan.
Orangtua yang sering jajan akan "melahirkan" anak-anak yang suka jajan. Semula anak meniru orangtuanya yang suka jajan. Di sekolah, mereka meniru teman-temannya yang juga suka jajan.
Perilaku ini semakin kuat karena dukungan lingkungan, seperti keberadaan penjual makanan di kantin atau di sekitar sekolah. Penjual makanan keliling yang lewat di depan rumah juga mendorong anak untuk jajan.
Mayke mengatakan, para ibu masa kini banyak yang bekerja di luar rumah. Mereka lalu merasa tidak punya waktu untuk membuat bekal makanan. Faktor harga yang lebih murah juga mendorong orangtua untuk membeli makanan siap saji daripada harus membuat sendiri.
"Ini berbeda dengan zaman dulu ketika para orangtua harus membuat sendiri segala sesuatu yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari, mulai dari pakaian, perlengkapan rumah, hingga makanan," tutur Mayke.
Kebiasaan orangtua mengajak anak-anaknya "makan di luar" setiap akhir pekan, menurut Mayke, juga bisa mendorong perilaku senang jajan. Anak jadi punya anggapan bahwa makan di mal, restoran, atau warung sebagai bentuk rekreasi.
Kurang variasi
Faktor lain yang menyebabkan anak suka jajan adalah kurang bervariasinya makanan di rumah. Anak menjadi bosan dengan makanan yang disiapkan di rumah lalu tergiur dengan jajanan.
Kebiasaan jajan ini lalu diperkuat oleh lingkungan, terutama di permukiman padat penduduk. Ketika salah satu anak tetangga jajan, anak-anak lain tidak mau kalah. Mereka lalu meminta jajan kepada orangtuanya dan menangis kalau tidak diberi. Orangtua merasa tidak tega dan akhirnya memberi jajan kepada anaknya.
Dampak negatif muncul pada anak yang sering jajan. Anak menjadi enggan makan, terutama bila mereka jajan berdekatan dengan waktu makan. Anak juga tidak punya selera terhadap makanan rumah karena mereka terbiasa jajan. Sering kita melihat orangtua terpaksa menyuap anaknya sambil memberikan camilan agar anaknya mau makan.
Mayke mengungkapkan, orangtua punya tanggung jawab membentuk kebiasaan positif kepada anak meskipun mereka sibuk bekerja. Mayke menyarankan agar orangtua tetap menyempatkan diri membuat bekal makanan sendiri.
"Orangtua bisa bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal. Atau segala sesuatunya sudah disiapkan malam harinya sehingga pagi tinggal menyelesaikan pekerjaan akhir saja," lanjutnya.
Menurut Mayke, menyiapkan bekal tidak harus dilakukan oleh ibu, tetapi juga bisa dilakukan oleh ayah. Usaha orangtua menyiapkan bekal anak juga berpengaruh positif terhadap jiwa anak. Anak merasa diperhatikan karena orangtua mau bersusah payah membuatkan makanan untuknya. (Lusiana Indriasari)
dari Kompas Cyber Media
Subscribe to:
Posts (Atom)