THE POWER OF ASI FOR MY ANIN
Oleh : Widya Aryanti
Kali ini, untuk kesekian kalinya aku merasakan dahsyatnya manfaat ASI bagi Anin, bayi kecilku yang kini terus tumbuh sehat & ceria….. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan bagiku untuk terus menyusui Anin, memberikan ASI terbaik sebagai bekal dan investasi untuk masa depannya.
Yang pertama kali adalah dihari-hari pertama kehidupan Anin. Anin terlahir kecil, hanya 1750 gr. Sayang, ASIku belum keluar pada hari2 pertama…. Bahkan Anin sempat sesak nafas ketika berusaha minum ASI untuk pertama kalinya hingga dia dulu harus dirujuk dari RS PKU Kotagede ke RS Sarjito. Di RS Sarjito, Anin tidur di incubator yang tentu aku tidak bisa belajar menyusui terlalu sering agar Anin tidak kedinginan di luar inkubatornya. Jadi, aku terpaksa memerah ASI agar bisa diberikan ke Anin melalui sonde. Masih ingat ketika perawat RSS meminta aku memeras lagi karena ASI-ku kurang…. Rasanya sampe pengin nangis karena memeras ASI sampe PD-nya sakit, tapi ASI-nya ga keluar2. Tetes demi tetes ASI yang terperas aku kumpulkan untuk nutrisi Anin... Bahkan PD-ku sempat bengkak dan sakit sekali hingga aku menggigil… kata orang jawa sih ‘ngrangkaki’. Dan, begitu teknik memerasnya sudah canggih… Subhanallah…. Alhamdulillah… ASI-ku melimpah ruah.. bahkan sampai menetes2 hingga bajunya basah kuyup. Lucu saja, waktu itu lagi ber-KMC ria, Anin nenen langsung dari PD, tanganku yang satunya memegang gelas menampung ASI yang terus menetes dari PD satunya. Sayang klo dibuang karena itu kolostrum. Lebih baik ditampung untuk minum Anin selanjutnya. Dirumah pun aku peras ASI dan diantar ke RSS untuk Anin minum. Begitu terus hingga 8 hari Anin di RSS dan Anin keluar RSS di usianya yang 10 hari.
10 hari dirumah, lalu terjadi gempa dahsyat mengguncang jogja. 3 hari kita tidur di mobil. Selama itu juga Anin terus kususui, kecuali Anin tidur nyenyak. Sungguh, menyusui Anin ketika itu sangat menenangkanku dan juga Anin, mengurangi kekhawatiran dan ketakutan akan gempa susulan… walau tiap ada gempa susulan tetep aja lari…. Hehe.
Alhamdulillah, Anin sempat mendapat ASI ekslusif hingga hampir 6 bulan. Selama itu pula catch-up growth or pertumbuhan Anin sangat pesat hingga 4 kali berat lahirnya. Sungguh, Allah telah menggariskan Anin yang terlahir kecil, namun Allah menganugerahi ASI yang berlimpah ruah untuk Anin, sehingga dia bisa mengejar ketinggalan beratnya. Sayangnya, begitu Anin mulai belajar makan, berat badannya susah sekali naiknya.
Waktu Anin berusia 16 bulan…. Lagi2 aku tidak menyangka ASI kembali menyelamatkan dan menyehatkan Anin. Ceritanya Anin diare dan panas tinggi. Tidak mau makan kecuali minum ASI saja. Sempat ada kekhawatiran apakah ASI-ku akan cukup mengingat kebutuhan cairan Anin untuk rehidrasi cukup besar. Jadi, setiap kali Anin diare dan panas tinggi, Anin harus minum ASI sebanyak mungkin untuk rehidrasi bahkan tidak boleh tidur dan harus tetap terjaga sampai suhu badannya agak stabil.. Karena kalau tidur minum ASI-nya berhenti dan dia bisa kejang lagi karena demam yang sangat tinggi. Jadi, hampir tiap jam Anin mik nenen, lebih sering dari waktu bayi ya… Begitu terus, hingga Anin sembuh dari diare setelah 5 hari. Besoknya, ketika aku mulai kerja lagi, ternyata PD yang selama hampir seminggu dipaksa memproduksi banyak ASI, jadi merekah dan ngrangkaki lagi….. hingga membuatku demam dan menggigil karena itu. Walau sakit, aku ikhlas demi kesehatan dan kesembuhan Anin….
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, Kau menganugerahi ASI berlimpah untuk kesembuhan dan kesehatan Anin. Cairan yang sempurna dan istimewa untuk anakku tersayang.
Sekarang Anin sudah dua tahun lebih. Bayi kecilku telah menjadi gadis mungil, batita cerdas yang senang menyanyi dan menari, ceriwis bercerita dan bertanya apa ini apa itu.
Mendekapnya, memandang wajahnya yang sedang mengintip di balik bajuku, dan membelai rambutnya ketika sedang menyusu adalah the most beautiful moment bagiku. Senangnya, tiap kali kupulang dari pergi, Anin menyambutku di pintu dan berlari sambil berteriak “nyuwun nenen”. Nenen sebelum tidur juga menjadi favoritnya dan Anin tak bisa tidur tanpa nenen dulu kalau ada ibu dirumah. Anin memang ASIholic =D Alhamdulillah, bahagia rasanya bisa memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, dan terus sampai sekarang.
ASI-ku memang tidak sebanyak dan sebagus dulu. Mungkin karena sewot ASI-ku tidak keluar, PT-ku digigit2 sampai luka parah. Duuh, sakit sekali rasanya. Tiap kali kubilang “nenen telas (ASI habis)”, Anin berteriak kecewa dan menangis “nenen tasih (ASI masih)” sambil tangannya mencari nenen. Kalau sudah ketemu, Anin akan berteriak kegirangan “baaa…nenen tasih”. Atau kubilang “nenen sakit, Anin mboten saget mimik (nenen sakit, Anin tidak bisa minum”. Anin trus mencari nenen satunya “nenen satunya, sing menika mboten sakit” dengan wajah memelas. Kadang dia menangis tersedu2 kalau tidak bisa menemukan nenennya. Akhirnya walau sakit dan perih tetap kutahan2 karena tidak tega menolak permintaannya. Di lain waktu, Anin mik nenen sambil tertawa2 girang “nenen ambune enak (nenen baunya enak)”, “nenen enak” atau “nenen maknyus” dan celoteh2 lucu lainnya. Anin memang maniak nenen.
Anin juga suka akrobat nenen, minum nenen sambil jumpalitan di badanku atau sambil pantatnya nungging2 katanya sedang jadi sapi atau kambing. “mooo… sapi mimik nenen” katanya. Atau pernah juga Anin minum sambil badannya di mukaku atau kakinya nendang2 badanku. Woalah ndhuk, mbok mimik sing apik tho… Lucunya Anin punya kebiasaan nenen sambil mainan nenen satunya atau tangannya menggerayangi mulutku. Waktu giginya mau tumbuh nenen juga jadi teether baginya.
Lucunya Anin, walau Anin suka berteriak2 minta nenen dan gayanya norak minta nenen di depan umum, tapi karena kebiasaan dari kecil nenen di kamar, Anin selalu menggandeng tanganku dan mengajakku ke kamar. “Anin ngantuk… bobok kamar… nyuwun nenen”. Dan bisa mengolok2 budhenya yang lagi menyusui Mirza, sepupu Anin “Mas Mica nenen neng kamar.. ndhak isin (Mas Mirza nenen di kamar, biar gak malu)”.
Namun masa2 indah itu harus segera berakhir. Sejak 2 bulan lalu frekuensi nenen Anin mulai dikurangi. Anin sudah 2 tahun lebih sementara kuantitas dan kualitas ASI-ku juga sudah berkurang jauh. ASI dan susu bukan lagi yang utama buat Anin. Jadi Anin harus makan makanan padat lain yang lebih bernutrisi dan bergizi tinggi untuk mengejar pertumbuhannya.
Maafkan ibu ya sayang…. Kuingin Anin bisa nenen sampai Anin menyapih dirinya sendiri. Tapi bagaimana lagi, ibu tidak bisa memberi nenen lagi. Nenen sakit, nenen habis, nenen untuk adik Anin ya nak. Jangan sedih dan menangis Aninku sayang, karena Ibu siap membantumu minum sufor dan minuman lain kesukaanmu.
Yogyakarta, 3 Agustus 2008
Wednesday, October 22, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment