Wednesday, October 22, 2008

Sharing Pengalaman Menyusui III

Nama : Erry Krisdwianti, S.Si

Alamat : Ngrojo, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, DIJ 55671

Tempat Tanggal lahir : Madiun 8 Mei 1972

Pekerjaan : Pengajar PAUD dan TKIT, penulis

No.Telepon : 081328002401

Pendidikan terakhir : S-1 KIMIA FMIPA UGM Yogyakarta

Anak :Fathiya Ihsani (9 thn)

Ghozy Musyaffa’ (6 thn)

Zulfan Rizqul Akbar (2 thn)




MENYUSUI ADALAH ANUGERAH TAK TERNILAI

Tiga anak saya semua mendapatkan ASI penuh minimal sampai usia 2 tahun 2 bulan. Anak ke-2 bahkan sampai berusia 2,5 tahun. Setiap hendak menyapihnya, ada perasaan tak tega hingga akhirnya mundur terus. Mereka juga mendapatkan ASI eksklusif, yang sulung sampai berumur 5 bulan, si tengah dan si bungsu full ASI saja sampai 6 bulan. Orang tua dan tetangga seringkali membujuk untuk memberi anak-anak saya makanan tambahan sejak mereka berumur 1 bulan. Tapi saya bertahan, itu hak anak-anak saya, artinya : saya berkewajiban memberikan ASI eksklusif itu untuk mereka.

Saat menyusui, ada berbagai perasaan yang memenuhi rongga dada saya. Kala ASI sedang penuh, lalu anak saya menghisapnya dengan mengeluarkan suara yang menandakan bahwa ASI yang keluar banyak, dan dia nampak puas, duh…bahagianya. Saat tangan kecilnya memegang bagian tubuh saya yang sedang dia hisap, saya merasa menjadi orang yang sangat dibutuhkan makhluk mungil amanah Tuhan ini. Dia membutuhkan saya, dia membutuhkan dekapan saya, dia sangat membutuhkan aliran ASI dari tubuh saya. Saya orang yang berguna bagi dia, indahnya perasaan ini. Dan itu menimbulkan tekad untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI saya.

Sambil menyusui saya merenung. Setiap tetes ASI yang diminumya akan bermanfaat bagi perkembangan tubuh, kecerdasan dan kesehatannya. Dan setiap tetes ASI ini, kelak akan mendapatkan pahala dari Tuhan sebagai balasan amal saya. Amin.

Menyusui juga membuat saya semakin merasakan kebesaran dan kasih sayang Tuhan. Takjub, karena betapa jauh perbedaannya dengan susu formula. Jauh lebih praktis, jauh lebih hemat dan jauh lebih pas bagi anak. Sangat praktis, karena saat bayi membutuhkan kita bisa langsung memberikannya. Tak perlu repot lari ke dapur menyiapkan botol yang harus direbus dulu, menakar susu dan air panas agar pas kekentalan dan suhunya. Tak perlu ribet membawa perlengkapan membuat susu saat bepergian. ASI sangat praktis dan sangat tidak merepotkan. Juga sangat hemat. Coba saja dihitung berapa rupiah harus dikeluarkan jika ASI selama 2 tahun itu dihargai senilai susu formula. Apalagi harga susu sekarang yang semakin tak terjangkau orang-orang biasa seperti keluarga saya. ASI, juga sangat pas. Kekentalan, suhu dan kandungan gizinya adalah paling tepat bagi bayi. Kandungan berbagai macam zat yang sering digembor-gemborkan dalam iklan susu formula, yang katanya bisa meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh bayi, ternyata ada semua dalam ASI. Jadi sedikitpun saya tidak ragu lagi, ASI adalah yang terbaik. Bagi anak saya, bagi (kantong) keluarga saya dan bagi saya sebagai ibunya. Apalagi sekarang sudah ada ilmu tentang cara menyimpan ASI, jadi tidak ada lagi masalah bagi ibu yang bekerja di luar rumah yang tetap ingin memberikan ASI bagi bayinya.

Pengalaman menyusui paling berkesan bagi saya adalah saat anak pertama. Waktu itu belum begitu paham posisi menyusui yang benar. Puting saya lecet dan berdarah, sakit sekali. Tapi saya tetap menyusukannya. Ternyata darah yang keluar cukup banyak, sampai terminum si sulung dan saya baru mengetahuinya saat ada tumpahan darah yang keluar dari mulut mungilnya. Saya mengelapnya hati-hati. Dan sambil menahan sakit, saya tetap memberikan makanan terbaik bagi bayi titipan Tuhan ini. Dan anak-anak saya, alhamdulillah menjadi anak-anak yang sehat, berat badannya naik terus dan jarang sakit. Puji syukur pada Tuhan yang telah menciptakan zat yang sangat menakjubkan bernama Air Susu Ibu.

No comments:

 

blogger templates | Make Money Online