---------- Pesan terusan ----------
Dari: gendi
Tanggal: 8 Januari 2009 08:59
Subjek: [sehat] AA & DHA
Ke: sehat@yahoogroups.com
dibawah saya posting lagi email terdahulu oleh dr. wati, dwi rodman, shereen
& artikel dr media indonesia tahun 2000, jadi ASI Eksklusifnya masih 4
bulan.
memang susah meyakinkan orang ditengah2 masyarakat yang menganggap semua
info di iklan sebagai informasi yang terpercaya.
Regards,
Gendi J - Father of 2
Dr Wati (21 des 04)
hehehe jaman Einstein, jaman Beethoven, jaman Tsaikovsky (dia lawyer dan
baru belajar main piano saat mahasiswa ... tetapi lalu meninggalkan profesi
lawyernya dan konsentrasi penuh belajar piano dan musik .. musik ciptaannnya
sangat "kuat" mengekspresikan perasaaannya), jaman Thomas Alfa Edison, Jaman
Abraham Lincoln, Jaman Ibu Kartini, Jaman Alexander Yang Agung ... dst
dst...
Gak ada susu AA DHA ... yapi mereka maestro di bidangnya masing2 ... real
genius ...Doal kebutuhan kalsium dlll bisa lihat mayo clinic ... termasuk
piramida makanannya
Maaf ya ... lagi break lunch tinme dan gak bisa banyak2 jawab milis
wati
===================
SHARING MBA DWI RODMAN (14 okt 04)
Dear Smart Parents,
Saya hanya mau sharing. Di US DSA juga menganjurkan anak-anak di atas satu
tahun yang tidak ASI diminta minum susu biasa full cream s/d 2 tahun dan
jangan minum susu formula. Di sini juga tidak ada susu formula untuk anak
usia 2 tahun ke atas, yang ada susu Pediasure etc dengan catatan harus
seijin DSA.
Saya ditegur oleh DSA anak saya karena saya masih memberikan anak saya 15
bulan (waktu 2 bulan lalu) susu formula. Menurut DSA disini kalau minum susu
formula satu sudah pasti mahal lebih mahal dari di Indonesia untuk merk yang
sama (1 kaleng kecil Similac US$25) dan kedua nafsu makan anak agak
berkurang karena kenyang susu sehingga dikhawatirkan asupan vitamin dan gizi
lainnya terutama zat besi tidak mencukupi.
Sekarang saya masih memberikan susu formula untuk anak saya yang kedua ini
tetapi sudah saya kurangi porsinya dan mulai diganti dengan susu biasa untuk
makan pagi cerealnya. Dan juga ternyata sekarang anak saya makannya juga
lebih banyak dari sebelumnya. (Saya pasti ditegur lagi besok Jum'at karena
masih kasih formula he...he...).
Untuk anak saya yang besar, saya sudah mulai pakai susu cair non fat sejak
dia umur 26 bulan dan tidak ada masalah pakai susu cair biasa atau susu
kedelai. Kalau khawatir kurang DHA etc, saya perbanyak dimakanannya ie ikan
salmon, sayur buah, daging, ayam, etc.
Saya juga pernah baca di Nakita lama (kalau tidak salah) untuk pemberian
susu hangat atau dingin dari bayi sebetulnya hanya kebiasaan. Saya sudah
coba untuk anak kedua, saya hanya beri ASI dan ASI perah susu ruang sejak
bayi, susu formula juga suhu ruang (setelah 6 bulan) dan sekarang susu
dingin, ternyata tidak ada masalah. Keuntungannya kalau perlu travel jauh
tidak repot, tidak perlu menghangatkan susu, atau bawa termos air etc.
Karena riskan bawa termos air panas, pernah di airport suami saya diminta
minum air panas dari termos (untung sudah agak lama jadi tidak terlalu
panas), karena khawatir isinya lain, he...he...
Kemudian tips lain, sebelum kita memberikan baik makanan atau minum ke anak,
mungkin sebaiknya dicicipi dulu, kalau kita suka biasanya anak juga suka dan
juga untuk mencegah susu basi etc diberikan ke anak.
Maaf kalau e.mailnya terlalu panjang , semoga membantu.
Salam,
Dwi
"keanka1"
Sent by: sehat@yahoogroups.com
05/17/2005 01:13 PM
Mbak Agatha,
coba saya bantu ya..
kebetulan di Australia ini susu yang pake DHA/AHA tuh gak sepopular kayak di
Indo... either mereka kasih ASI esklusif or kalau memang terpaksa di kasih
formula ya dikasih formula biasa...
Kalau memang ASI sudah gak keluar lagi (sebenarnya ASI itu kan tergantung
demand ya...)dan bayi sudah berusia 9 bulan.. kan DHA/AHAnya bisa dapat dari
makanan pedamping... Kalau memang kita bisa mendapatkan DHA/AHA yang asli
kenapa harus buatan pabrik??? Anak diatas usia 1 tahun sudah bisa diberikan
susu UHT (malah dianjurkan), karena kebutuhan susunya kan hanya untuk
pemenuhan kalsium... gak perlu pake formula lagi..Kalau saya bandingkan
keadaan ditanah air dengan disini.. sungguh bedaaa sekali... banyak sekali
dokter2 di Indo yang nganjurin pemberian ini itu buat bayi..dari susu
formula tambahan embel2 macamnya dha/aha and whatever... , pemberian vitamin
penapsu makan.., multivitamin... sampaiii anak yang tumbuh giginya terlambat
(padahal kan tiap anak unik yah??) diberikan fluoride vinafluor)katanya biar
bisa bikin tumbuh giginya cepet.. or malah kalo anak susah makan dianjurin
pemberian pediasure (disini pediasure gak bisa dibeli bebas)....ADAOWWWWW!!!
Saya pernah tanya dsanya anakku menggenai pemberian dha/aha... dia mah malah
senyum2 aja... dia bilang terserah saya sebagai ibunya mau kasih susu
formula dengan tambahan embel2 itu, tapi kalo menurutnya sih gak perlu
percuma buang duit...cari langsung dari sumbernya aja gitu katanya dia...
Sorry kalo ada kata2 yang gak berkenan..
regards,
Shereen-bundanyasimamat
JAKARTA, JUM'AT 22 SEPTEMBER 2000, HARIAN MEDIA INDONESIA - HAL 9
DHA SULIT DISERAP BAYI, JANGAN TERPENGARUH IKLAN SUSU
JAKARTA (MEDIA) : Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang berlebihan
akan membahayakan metabolisme tubuh. Sebab tubuh terpaksa dibebani pekerjaan
yang lebih berat untuk mengeluarkan asam lemak esensial tersebut.
Spesialis penyakit anak Dr. Utami Roesli MBA, mengutip hasil penelitian yang
dilaksanakan di Australia, Amerika Serikat maupun Eropa, bahwa di tiga
kawasan negara maju ini, belum dihasilkan efektifitas dari penambahan DHA
dalam produk susu maupun makanan bayi dan anak-anak termasuk untuk ibu
hamil. "Jadi belum ada anjuran untuk menambahkan unsur asam linoleat dan
asam linolenat itu ke dalam susu", ujarnya kepada Media, kemarin di
Jakarta. Lebih jauh ditegaskan, seperti juga lemak susu sapi, maka asupan
DHA tsb. tersebut bukan merupakan ikatan rantai panjang, sehingga masih
sulit diserap oleh pencernaan bayi. Terlebih lagi, katanya, karena susu
yang akan dikonsumsi ini harus dibuat dengan menggunakan air panas hingga
mengalami proses pemanasan. Akibatnya, aktifitas enzim desaturase dan
elongase yang memfasilitasi pembentukan DHA dalam tubuh secara otomatis
hancur.
Karena itu, Utami, sebagai pakar air susu ibu (ASI) mengingatkan kepada
masyarakat, khususnya kaum ibu, supaya jangan terpengaruh terhadap iklan
susu dan makanan pendamping ASI yang mengandung DHA dengan iming- iming
mampu meningkatkan kecerdasan bayi. "Asam lemak esensial tersebut justru
cukup terkandung dalam ASI, bahkan unsur DHA-nya tergolong ikatan rantai
panjang yang sangat mudah diserap pencernaan bayi", ujarnya. Karena itu dia
menganjurkan agar bayi diberikan ASI sejak lahir sampai umur 4 bulan, karena
asam lemak ASI juga terdiri dari asam arakidonat. "Berarti, kandungannya
melebihi unsur asam linoleat dan asam linolenat".
Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung
pula asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan
rantai panjang. Utami menjelaskan, setelah mencapai umur enam bulan, bayi
juga dapat diberikan ikan laut, yang secara alami mengandung pula kedua asam
lemak itu tanpa harus mengonsumsi susu formula.
Menyesatkan
Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI Rumah Sakit Saint Carolus ini
mengakui, semboyan "Empat Sehat Lima Sempurna" yang berlaku sejak dulu
dinilai telah menyesatkan masyarakat. "Orang beranggapan konsumsi makanan
sehari-hari belum sempurna jika tidak minum susu. Susu bukan berarti tidak
penting, namun bukan segala-galanya", tegasnya lagi. Dia bahkan melihat
iklan susu maupun makanan bayi dan anak-anak yang diimplementasi dengan
DHAcenderung menyesatkan masayarakat, karena produsen memanfaatkan kebodohan
konsumen yang tak memahami manfaat sesungguhnya dari unsur tambahan
tersebut.
Sementara, kalangan spesialis gizi di Indonesia umumnya menyatakan masih
awam terhadap kandungan DHA dalam susu. Karena sampai sejauh ini, belum
pernah dilakukan penelitian tentang manfaatnya. Dokter Soebagyo Sumodihardjo
MSc, pakar gizi dari bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, mengungkapkan pihaknya baru mengetahui hal itu dari media massa.
Ketika ditemui Media usai pembukaan lokakarya "Pemerataan serta Peningkatan
Pemanfaatan Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Sektor Non-Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraaan Sosial" kemarin di Jakarta, dia belum bersedia
dimintai komentarnya. "Saya baru mengkliping
dan belum membaca literatur", ujarnya. Dia berjanji memberitahukan hal
tersebut seminggu kemudian setelah segala informasi dikumpulkan dari
berbagai sumber.
Spesialis Anak Dr. Sri S. Nasar sebelumnya menginformasikan bahwa overdosis
DHA pada manusia, sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak
mengkonsumsi ikan laut. Dikatakan bahwa gejalanya berupa perdarahan, mirip
flek-flek berwarna kebiruan di kulit. "Efek yang lain baru ditemukan pada
monyet maupun tikus, tapi gejalanya berbeda".
(Rse/V-1)
No comments:
Post a Comment