Wah selain soy formula muahal..
gizinya juga ga se-sempurna ASI kan??
Be wise ya...
Ini terjemahan dari artikel AAP Updates Its Stance on Soy Formula
www.familydoctor.org
Diterjemahkan Oleh Shanty
*Sekolah Dokter Keluarga Amerika *
mempersembahkan Kesehatan Anak
www.familydoctor.org
Banyak orang tua menganggap bahwa formula memainkan peranan dalam menyebabkan rasa mulas dan kerewelan pada bayi – dan bahwa mengganti formula susu sapi menjadi formula berdasar kedelai (terbuat dari protein kacang kedelai) akan banyak membantu. Tetapi bukan itu masalahnya, menurut laporan klinis baru oleh Sekolah Ilmu Kesehatan Anak Amerika (SIKAA) yang meninjau kembali keadaan 10 tahun pengaturan formula kedelai.
Walaupun banyak orang tua berpikir formula kedelai merupakan alternatif nyata untuk bayi yang alergi susu sapi, fakta bahwa 10% hingga 14% bayi dengan alergi susu sapi juga mempunyai alergi protein kedelai menyebabkan perlunya pertimbangan formula hipoalergenik, menurut SIKAA. Formula hipoalergenik juga harus diberikan pada bayi yang mempunyai reaksi gastrointenstinal berat (rasa sakit pada perut diikuti diare berdarah) terhadap susu sapi, karena kira-kira 30% hingga 64% bayi juga memiliki reaksi yang serupa terhadap kedelai.
Mengingat bahwa kebanyakan bayi di Amerika Utara meminum beberapa jenis formula bayi sejak usia 2 bulan, dengan formula kedelai mencapai hampir seperempat dari penjualan formula Amerika Serikat, kelompok dokter anak ingin menjelaskan bahwa sebenarnya hanya ada sedikit sekali alasan untuk memberikan formula kedelai pada bayi daripada formula susu sapi – walaupun keduanya mengandung nutrisi yang diperlukan oleh bayi.
Menurut SIKAA, bayi yang diberi asupan formula yang harus diberi fomula kedelai hanyalah bayi dengan kondisi sebagai berikut:
•Orang tua yang vegetarian garis keras (vegetarian yang tidak memakan daging merah, unggas, ikan, atau produk apapun yang berasal dari binatang seperti telur atau produk olahan susu).
•Diagnosis nyata ketidaktoleranan laktosa, yang sebenarnya jarang pada bayi, tetapi lebih umum terdapat pada anak-anak dan orang dewasa. Berbeda dengan alergi terhadap susu sapi, ketidaktoleranan laktosa merupakan ketidakmampuan mencerna laktosa gula yang ditemukan dalam susu sapi dan formula susu sapi bayi. Sehingga, bayi bisa diberi formula kedelai karena “bebas laktosa”
•Galaktosemia bawaan (di mana bayi kekurangan enzim yang mengubah galaktosa – satu dari dua gula yang ditemukan dalam laktosa – menjadi glukosa, gula yang dapat digunakan tubuh. Jika anak-anak ini mengonsumsi ASI, susu sapi, atau produk olahan susu lainnya, galaktosa dapat berkembang dalam sistem dan merusak sel-sel dan organ tubuh, menyebabkan kebutaan, keterbelakangan mental berat, gangguan pertumbuhan, dan bahkan kematian.
•Laporan SIKAA juga mengacu pada perhatian mengenai “pitoestrogen” yang ditemukan dalam formula kedelai, termasuk tipe estrogen yang disebut “isoflavon” (ditemukan dalam polong-polongan seperti kacang polong dan kacang lentil, tetapi konsentrasi paling tinggi terdapat dalam kacang kedelai). Yang mereka temukan: “tidak ada bukti pasti dari populasi binatang, manusia dewasa, atau bayi bahwa diet isoflavon kedelai secara buruk dapat mempengaruhi perkembangan manusia, reproduksi, atau fungsi endokrin.”
Tetapi SIKAA menekankan bahwa formula kedelai tidak diciptakan atau direkomendasikan untuk bayi prematur. Apa artinya bagi Anda? Semua organisasi kesehatan utama setuju bahwa ASI adalah bentuk nutrisi terbaik untuk bayi setidaknya pada enam bulan pertama. Kemudian, jika ibu dan bayi bersedia, idealnya menyusui dilanjutkan bahkan setelah memperkenalkan makanan padat – hingga tahun pertama (bahkan setelahnya).
Walaupun susu sapi dan formula berdasar kedelai memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi, menyusui dipandang ideal karena:
•ASI lebih mudah dicerna dan secara alami mengandung semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh bayi.
•Studi menunjukkan bahwa ASI dapat menurunkan timbulnya atau keganasan diare, menurunkan angka infeksi pernapasan dan telinga.
•ASI memberikan perlindungan pada bayi terhadap diabetes, eksim, asma, dan sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS).
•Penelitian menunjukkan bahwa ASI menurunkan resiko ibu menyusui dari diabetes tipe 2 dan kanker rahim dan payudara.
Akan tetapi, ibu yang tidak dapat menyusui, atau memutuskan untuk tidak menyusui, formula bayi yang diperkuat oleh zat besi merupakan alternatif yang baik.
Bayi yang alergi terhadap protein dalam formula susu sapi (walaupun banyak anak umumnya kehilangan alergi susu pada usia 2 atau 3 tahun), gejala reaksi alergi meliputi:
•Muntah
•Diare
•Sakit perut
•Bintik merah
•Bahkan darah pada kotoran bayi
Jika alergi susu sapi merupakan penyebab ketidaknyamanan pada bayi Anda, dokter Anda mungkin merekomendasikan formula hipoalergenik (suatu formula protein terhidrolisasi secara ekstensif atau formula berdasar asam amino yang lebih mudah dicerna) bukan formula kedelai – karena banyak bayi tidak dapat menolerir formula berdasar kedelai atau susu sapi.
Namun beberapa bayi mungkin sama sekali tidak alergi terhaap susu sapi, tetapi malah memiliki ketidaktoleranan terhadap laktosa, yang cenderung berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan gejala seperti:
•Buang gas berlebihan
•Pembengkakan dan sakit abdominal
•Diare
Bayi juga dapat menjadi intoleran terhadap laktosa secara temporer setelah mengalami infeksi usus. Walaupun kebanyakan bayi memberikan reaksi baik ketika diberikan ASI atau formula susu sapi lagi setelah serangan diare, dalam beberapa kasus dokter mungkin merekomendasikan penggunaan formula kedelai atau formula bebas laktosa selama masa penyembuhan.
Sebelum membuat keputusan untuk beralih ke formula atas alasan apapun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda karena gejala-gejala ini dapat mengindikasikan sesuatu yang lain. Terlebih, harga formula hipoalergenik dapat mencapai hingga tiga kalinya formula susu sapi atau kedelai biasa, alasan lain untuk memastikan bayi Anda mempunyai alergi nyata terhadap protein susu sebelum berganti ke formula.
Ditinjau ulang oleh: Mary L. Gavin, MD
Tanggal peninjauan: May 2008
Sumber: "Penggunaan Formula Berdasar Protein Kedelai dalam Pemberian Makan Bayi," *Ilmu Kesehatan Anak*,
Mei 2008
Monday, December 22, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment