Wednesday, October 22, 2008

Penatalaksanaan ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja

I. Apakah Ibu yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan harus menyetop pemberian ASI eksklusif ?

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu disiapkan sebelum Ibu kembali bekerja :

* Siapkan ASI perah sekurang-kurangnya dua hari sebelum mulai bekerja
* Perahlah ASI setiap 3 jam. Ingat, makin sering ASI dikeluarkan, produksi ASI akan makin melimpah
* Jangan berikan dot atau empeng pada bayi
* Siapkan pengasuh bayi yang terampil untuk memberikan ASI perah dengan sendok/cangkir
* Susuilah bayi Ibu selama bayi bersama Ibu termasuk malam hari
* Banyak minum, atau minumlah bila haus, dan sebelum serta sesudah menyusui atau memerah ASI

II. Bagaimana cara memerah ASI yang benar ?

1. Persiapan

* Siapkan cangkir/gelas yang bermulut lebar
* Cucilah dengan sabun dan air bersih
* Bilas dengan air hangat

2. Memerah ASI

* Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
* Duduk dengan nyaman
* Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting
* Taruh telunjuk, jari tengah dan ibu jari di aerola, dengan posisi jam 06.00 dan 12.00. Bisa juga memposisikan jari pada jam 09.00 dan jam 03.00
* Tekan ketiga jari kearah dada tanpa bergeser (bukan diurut), kemudian lepaskan
* Jangan menggosok-gosok atau menekan payudara dengan jari
* Lakukan untuk kedua payudara selama +/- 20 – 30 menit. ASI yang dikeluarkan pada saat awal proses pemerahan akan terlihat lebih encer dan kaya akan protein (disebut Fore Milk), sedang ASI yang dikeluarkan pada menit-menit berikutnya akan terlihat lebih kental karena kaya akan lemak (disebut Hind Milk)
* Perah ASI setiap 3 jam termasuk malam hari. Pada malam hari, jadwal pemerahan bisa disesuaikan dengan jam menyusui bayi, yaitu jam 10.00 malam dan 02.00 pagi.
* Memerah bisa dilakukan sedini mungkin (segera setelah bayi lahir)
* Usahakan minum bila terasa haus sebelum dan sesudah memerah

3. Waktu memerah ASI dan penyimpanan

* Saat Ibu berada di rumah : setelah Ibu menyusui dengan payudara kanan, perah payudara kiri. Saat menyusui berikutnya, susui bayi dengan payudara kiri, perah payudara kanan
* Saat Ibu berada di kantor : perah minimal 3x, misalnya jam 10.00, 13.00 dan 16.00
* Simpan ASI perah dalam botol atau wadah dari gelas, stainless steel atau plastik yang tertutup rapat, beri label (tanggal dan jam perah). Pastikan botol selalu dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan
* Simpan botol berisi ASI perah dalam lemari es (bukan freezer)
* Jika tidak ada lemari es, botol berisi ASI perah disimpan dalam termos yang telah diisi es batu. Gantilah es batu yang telah mencair. Atau gunakan cooler khusus dengan blue ice.
* Untuk membawa ASI perah dari kantor ke rumah, masukkan botol berisi ASI perah dalam termos, beri es batu.

III. Dimana ASI disimpan ?

* Dalam suhu ruang : tahan 4 – 6 jam
* Dalam termos yang diisi es batu : tahan 24 jam
* Dalam lemari es (kulkas bagian bawah) : tahan 2 x 24 jam
* Dalam freezer pada lemari es 1 pintu : tahan 2 minggu (14 hari)
* Dalam freezer pada lemari es 2 pintu : tahan 3 bulan

Meski dapat disimpan lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI perah karena ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak. Karenanya, jika Ibu memiliki ASI perah berlebih, tidak ada salahnya didonorkan kepada yang membutuhkan.

IV. Cara memberikan ASI perah dengan cangkir/sendok

1. Persiapan

* Keluarkan ASI perah dari lemari es, secara berurutan dari jam perah paling awal
* Diamkan dalam suhu ruang selama 10 – 15 menit
* Untuk ASI yang disimpan di freezer, disarankan untuk memindahkan ke lemari es bagian bawah selama 1 jam sebelum didiamkan dalam suhu ruang
* Hangatkan ASI dengan cara merendam botol berisi ASI perah dalam wadah yang diberi air hangat
* Jangan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI karena akan merusak kandungan gizi.
* Hangatkan dalam jumlah tertentu sesuai jumlah yang biasa diminum bayi (dalam sekali minum)
* Siapkan cangkir dan sendok untuk meminumkan ASI perah kepada bayi
* ASI perah yang didiamkan cukup lama akan terpisah menjadi 2 lapisan, lapisan yang di atas biasanya lebih kental karena kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah dengan perlahan hingga ASI menjadi larutan homogen kembali
* ASI perah segar akan berbau/beraroma manis. Bila ASI beku yang setelah dicairkan beraroma seperti sabun, hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yang mendadak sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Karena itu tidak disarakan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI, atau membekukan kembali ASI yang telah dihangatkan
* Jika ASI perah berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan harus dibuang.

2. Memberikan ASI perah

* Duduk dengan nyaman
* Peganglah bayi tegak lurus/setengah tegak dipangkuan Ibu / pengasuh
* Peganglah sendok dan sentuhkan ke ujung bibir bayi. Untuk bayi yang telah bisa “minum� ASI dengan menggunakan sendok, dapat diganti dengan menggunakan gelas berukuran kecil.
* Bayi akan mengisap/menjilat ASI, tumpahkan sedikit demi sedikit ke mulut bayi
* Jangan menuang ASI ke mulut bayi
* Setelah bayi mendapat cukup ASI, pegang bayi dalam posisi tegak untuk disendawakan

Sumber :

1. Brosur Penatalaksanaan ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja, Tim POKDI ASI Pelayanan Kesehatan St. Carolus
2. Hasil konsultasi dengan Klinik Laktasi PK St. Carolus
3. Serba-serbi Penyimpanan ASI Peras/Pompa, dirangkum dan ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I, 27 Januari 2006, dari :
http://www.lalecheleague.org/NB/NBJulAug98p109.html
http://www.worksitelactation.com/faq_breastmilk.html
http://www.lalecheleague.org/FAQ/milkstorage.html

No comments:

 

blogger templates | Make Money Online